Selasa, 01 Januari 2008

Kondisi Lapangan Terbang Piyaiye Memprihatinkan

Tanggal 21 agustus lalu pesawat berbadan keci l jenis Cessna milik Perusahaan AMA yang dikawaki Co Pilot Daud dengan
berlumuran lumpur di badan pesawat mendarati di lapangan terbang Apouwo ibuklota Distrik Piyaiye . Lapanagan yang
dibangun sejak 1980-an yang dibangun seca5ra swadaya oleh masyarakat demi memudahkan pelayanan bagi masyarakat piyaiye
. Lapangan yang berukuran 1 KM dengan letak kemiringan yang sangat membahayakan ini sebab dibangun dilereng
perbukitan, namun dengan kepiawaian Pilot Daud mendaratkan burung besi tua ini. Tak lama kemudian Baling-baling pesawat berhenti.Pilot Daud turun dari pesawat sambil mencermati badan pesawat yang
telah dilumuri lumpur di roda, sayap kiri –kanan dan bagian perut pesawat . A walnya Pilot yang tampak bersahabat dengan
calon penumpang yang hendak ke Nabire itu, tiba-tiba berubah jadi muram sambil menggeleng-gelengkan kepala . “ Lapangan
harus diup-erbaiki .Kalau tiudak pesawat tidak akan mendarati. Pasti tidak ada yang mau turun di Apouwo, kalau lapangan
begini” keluh pilot Daud lepas . “Letak Lapangan saja sudah tak layak di darati pesawat kecil sekalipun jenis pesawat
kecil , sebab posisi lapangan berkeluk-keluk naik turun yang berada di lereng perbukitan . Ini riskan bagi keselamtan
penumpang dan pesawat. Lantas kalau begitu pasti tidak ada yang akan layani masyarakat sebab transportasi udara adalah
sarana layanan satu-satunya bagi masyarakat Apouwo . Sarana satu-satunya yang dapat menjangkau daerah terpencil bagi
masyarakat tapi kalau kondisi lapangan berlumpur dan ,licin dan letaknya miring naik, turun maka dipastikan tidak ada
pesawat yang hendak mendarati . Maka perbaikan lapangan terbang musti dilakukan , kalau masyarakat menghendaki adanya
pelayanan tranportasi udara.Apalagi selama ini pesawat jenis Cessna yang dsapat menjangkau sedangkan Twin Otter tidak
pernah mendarati, sebab kondisi lapangan memang tidak memungkinkan dan sangat berbahaya bagi keselamatan bagi masyarakat
maka tak perlu heran kalau tidak mau mendarati –pesawat” kata Daud . “ Tolong perbaiki lapangan dulu eh” katanya lagi kepada kepala Distrik Piyaiye yang hari itu ikut menumpang pesawat AMA
.
Menurut Kepala Distrik Piyaiye Alexander Edowai, S.Ip mengakui bahwa Di daerah pedalaman Papua hampir setiap
kampung memiliki lapangan terbang yang dibangun ala swadaya oleh masyarakat , yang dibangun pada puluhan tahun lalu .
Distrik Piyaiye ini ada 4 kampung sudah dibangun lapangan terbang secara swadaya oelh masyarakat pada belasan tahun silam
. Namun demikian, hingga kini belum didarati pesawat jenis twin-otter . Selama ini banyak didarati pesawat Cessna milik AMA
dan MAF . Dalam jadwal nyaris dalam setiap minggu ada penerbangan namun karena kondisi cuaca yang cepat berubah maka
acapkali tertunda hingga 2 hingga 3 minggu bahkan memakan waktu sebulan . Karena distrik ini berada di dataran tinggi
dengan 5000 KL lebih dari permukaan laut maka cuaca selalu berubah cepat lalu curah hujan cukup tinggi . Faktor ini merusak
kondisi lapangan yang sudah dibangun sekian puluh tahun silam . Sementara posisi lapangan terbang rata-rata berada
dilereng-lereng gunung dengan kemiringan yang sangat riskan akan keselamatan . Sehingga acapkali kalau pilot baru takut
mendarati pesawat . Sudah puluhan tahun itu pesawat jenis besar twin-otter tidak berani mendarat dengan alas an letak
landasan yang dilereng perbukitan , juga cuaca yang selalu cepat berubah . Distrik Piyaiye ada 4 lapangan yakni , Apouwo,
Kegata, Idedua, dan Deneiode. Lapangan terbang Apouwo yang adalah ibu kota distrik dengan kondisi landasan memprihatinkan,
maka landasan ini mesti dilakukan rehabilitas sebab daerah ini transporatasi udara adalah jalan satu-satunya untuk distrik
ini . Rehabilitasi lapnagan ini merupakan pekerjaan berat, namun dengan kemampuan dana yang dimiliki ditrik akan
dilakukan perbaikan walaupun biaya pengangkutan material yang cukup tinggi . Material akan di drop dari Nabire lewat
pesawat jenis kecil ini . Walapun menelan biaya yang cukup besar, akan diupayakan tahun ini untuk melakukan rehabilitasi
sebab kalau tidak diperbaiki maka pesawat akan tidak mendarat . Kalau pesawat tidak mendarat maka masyarakat akan ke kota
melalui jalan kaki . Ditengah perjalanan bermalam 3hari 2 malam sampai di Bomomani lalu ikut menumpang taksi darat ke
Nabire . “ Ini pekerjaan berat namun karena transportasi udara yang adalah jalan satu-satunya bagi masyarakatdistrik Piyaiye maka dengan kemampuan dana yang dimiliki pemerintah distrik akan prioritaskan merehabilitasi lapangan
rterbang yang ada ini “ ujar Edowai .
Memang diakui bahwa distrik Piyaiye yang belum lama ini dimekarkan ini , tidak gampang membangun , berangkat dari segala
keterbatasan , sebab medannya yang sulit dijangkau , sebab perkampungan yang masyarakat yang terpencar. Untuk menjangkau
masyarakat dari kampung satu ke Kampung yang lain letaknya cukup berjauhan dan harus berjalan kaki 1-2 hari . Mereka
mendiami dilereng –lereng perbukitan dan dibalik gunung yang menjulang tinggi maka sulit dijangkau . Maka dalam membangun
masyarakat piyaiye pun harus mulai dari nol sebab sarana satunya yang dapat menjangkau masyarakat adalah pesawat Cessna . “ Dalam waktu dekat akan dilakukan perehabilitasian lapangan terbang Apouwo yang terletak di ibukota distrik dari dana
operasioonal yang ada untuk tahun ini “ urai Edowai . ( emanuel goo ) .

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda