Sebagian Warga Pedalaman Rayakan Natal Km 165
Nabire – Kerinduan masayarakat untuk merayakan natal bersama keluarga cukup tinggi dan cukup menggebu sebagian besar warga pedalaman Nabire juga Paniai . Terbukti warga pedalaman yang sudah lama menetap di kota untuk pulang kekampung cukup banyak DAN jelang natal mereka mengalami kesulitan mendapat kendaraan darat . Banyak warga yang hendak pulang ke kampung tapi tidak kendaraan, Lalu yang sangat menyedihkan sebagian warga pedalaman telah berusaha naik ke pedalaman namun tertahan ditengah jalan akibat rusaknya jalan pada berberapa titik jalan trans Papua , bahkan irosnisnya sebagian warga pedalaman merayakan natal di KM 165 halan trans . Karena jalan yangt begitu sudah rusak para antrian kendaraan semakin panjang sehingga sebagian kemdaraan dan penumpang harus menginap dijalan . Bahkan sebagian penumpang dari nabire yang hendak merayakan natal bersama keluar terpaksa merayakan natal di jalan trans papua KM 165 , sambil menunggu menyeberang kendaraan estrada yang ditumpanginya . “ ada banyak warga yang memeriahkan natal di KM 165 sebab bagian itu rusak parah. Penumpang Estrada sekalipun bermalam beberapa hari sambil menunggu ,obil mneyerang . Untuk menyeberang saja 3-5 mobil yang tarik baru bisa ditarik keluar. Banyak penumpang yang pasang tenda disitu sambil menunggu mobil yang ditumpanginya menyeberang. Hal yang unik bahwa di KM 165 penumpang dilarang bermalam oleh para pengojek “ kata Detepa Goo , kondektur ,mobil Estrada milik pemerintah Distrik Kamuu .
“ Kami kemarin baru tiba dari wadou ( pedalaman ) Kasihan mereka ( warga ) sebagian besar tidak natalan bersama keluarga gara-gara jalan di KM 165 dan beberapa titik yang rusak itu . Maka bagi masyarakat yang hendak naik ke pedalaman selama beberapa waktu ini mesti bawa bekal untuk bertahan dan tidak perlu bawa barang banyak sebab antrian mobiol panjang menjadi pemandangan harian disepanjang jalan trans pada beberapa tiotik jalan yang rusak “ urai Detepa .
“ kami susah dapat mobil ke wadow( pedalaman) jadi terpaksa kami ikut truk . Kami bayar ongkos per kepala 300 ribu tapi kami bermalam tiga hari bahkan tidak sempat natal ikut natal 25 sampai 27 dan itu tidak tau nanti kapan baru kami akan tiba di kampung sebab sebagian titik disepanjang jalan banyak yang rusak , baik jalan maupun jembatan. Dari nabire kami sudah dapat mobil ,sekarang kitong ditahan selama 3 hari gara-gara rusaknya jalan . kami bukan menikmati hari natal tetapi menikmati penderitaan . kami cari mobil selama beberapa waktu lalu di nabire tapi sulit sebab banyak yang carter juga para sopir lebih mengejar penumpang yang harganya tinggi seperti yang penumpang yang ke enarotali. Terpaksa ikut truk , bukannya kami tiba di pedalaman [pada orang tua kami untuk merayakan natal bersama keluarga tetapi terkandas ditengah jalan maka kami natalan dijalan ” kata Yonata Tebay salah satu penumpang truk yang terpaksa kembali dari KM 165 .
Drs Paul Bobii salah satu tokoh masyarakat Kamuu yang juga anggota DRPD Kabupaten Nabire menandaskan Transportasi umum khususnya transpotasi terutama di iastrik Kamuu Mapia . Memang menjadi satu masalah sejak adanya IPJK( Inpres penghubung Jalan Kabupaten) menjadi perhatian sejak 2001/2002 telah diwacanakan untuk dibangun terminal transit di Moanemani oleh DLLJAR. Tetapi hal itu tidak terjawab sampai hari ini. Kemudian dalam tahun 2005/2006 diwacanakan oelh pemda via kantor disnas Perhubungan untuk dibangun terminal transit angkutan darat dengan pikirn 1 terminal dipikirkan di Topo satu lagi di KM 100 dan satu terminal lagi di distrik Kamuu Utara . Tetapi sampai dengan desember 2007 ini belum ditindaklanjuti secara pasti oleh pemda khususnya dinas perhubungan . Itu berarti sejak terbuka IPJK jalan darat ke enarotali lalu dioperasi kendaraan darat maka pemda harus perhatikan secara serius . Kendatipun anatara legislative maupun eksekutif nabire telah mengatur angkutan roda 4 L 200 tujuan Nabiore –Pedalaman dengan diplatkuningkan semua , dan dilarang mengangkut penumpang dengan truk atau kendaraan plat merah ataupun hitam .Dengan demikian asuransi penumpang dengan menggunakan mobil Estrada L 200 per kepala 20 juta bila terjadi kecelakaaan . kendatipun pemerintah ( legislatif mapun eksekutif telah mengatur tapi menjelang hari raya natal setiap tahun masyarkat tujuan nabire –pedalaman mengalami kesulitan . selama jelang maupun sesuadah natal ini situasi yang terjadi dewasa ini malahah banyak warga ikut menumpang truk gara-gara sulitnya mendapat mobil Estrada, sebab sebagian besar Estrada mengangkut carteran dan mencari penumpang yang ongko9s tiketnya jauh lebih tinggi sehingga penumpang terlantar di nabire maupun dijalanan gara-gara rusaknya jalan darat .
Karena itu didesak kepada pemerintah daerah mellalui intansi teknis supaya mengatur dan tertibkan arus penumpang nabire –pedalaman . Untuk jangka panjang pemerintah kabupaten mutlak membangun terminal transit di Siriwo KM 100, distrik Kamuu Utara Idakebo KM 200. Kalau dapat harus dibangun tahun angaran 2008 . Karena bukan sekedaar angkutan masyarakat ke pedalaman –Nabire atau sebaliknya tetapi sebagai sumber PAD dan lapangan kerja bagi pencari kerja . Ini tiga kepentingan akan terwujud bila dibangun terminal transit .
Melihat ketiga alas alasan ini serta memperhatikan Kabupaten Dogiyai akan dioperasikan dalam waktu dekat maka sudah harus menjadi kebutuhan prioritas untuk dibangun pemda tahun 2008 . Emanuel goo
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda