Paola Pakage Youw
Dalam usia yang termuda . Paola Pakage You kelahiran 3 mei 1983 mengharumkan nama Kabupaten Nabire dengan menyabet penghargaan dalam pertemuan prestasi perempuan Indonesia yang digelar Mitra Gender dengan berhasilnya percepatan pemberantasan Buta Aksara dan Penanganan Masalah Sosial Bagi Organissasi Perempuan Provinsi Kabupaten-Kota Se- Indonesia .
Hari jumat 30 juli lalu di ruang Meeteng di Hotel Retob Jakarta dipadati sekitar 350-an peserta Temu Nasional Prestasi Perempuan Indonesia Mitra Gender, Wajah perempuan itu tampak merah padam namun seketika itu tampak senyum-senyum ketika mendengar namanya diumumkan sebagai dominasi penghargaan perempuan terbaik dalam percepatan pemberantasan Buta Aksara dan Penanganan Masalah Sosial Bagi Organisasi Perempuan Provinsi, Kabupaten dan Kota se- Indonesia Tak pernah sangka dan terlintas dalam benaknya Paola P You akan mendapat penghargaan atas gebrakan-gebrakan dibawah tanah yang dilakukan selama ini .Awalnya nyonya Paola tak sangka sempat terperangah ,bangga bercampur ketidakpercayaan atas terpilih dirinya salah satu perempuan Indonesia berprestasi di seluruh Indonesia dari kabupaten Nabire . Dapat merasa bangga , apalagi senang namun meruoakan beban berat sebab kondisi perempuan pedalaman Papua yang selama ini dibina cukup memprihatinkan dan itu menjadi tantangan tersendiri bagi dirinya “ Kondisi , posisi kaum perempuan di pedalaman Papua cukup memprihatinkan, baik kesehatan,Gizi bagi Ibu dan Anak , pendidikan kaum perempuan yang pas-pasan, dibidang ekonomi , dan segiKehidupan lainnya maka penghargaan itu bagian dari beban dan tantangan berat bagi saya . Penghargaan yan didapat ini atas dukungan dan doa kaum mama –mama pedagang di pasar yang selama ini dibina dan dibeking topangan modal dalam pengembangan serta tak ketinggalan atas kerja Tuhan kepada saya . Penghargaan ini mendorong saya untuk membenahi organisasi yang selama dijalani untuk membawa kaum perempuan kepada taraf hidup yang lebih baik “ kata perempuan kelahiran Wagethe ini .
Penghargaan atas prestasi Perempuan Indonesia ini mendorong perempuan ke 4 dari 7 saudara ini mendorong membenahi organisasinya sehingga tak perlu heran bila perempuan ini membuat beberapa gebrakan dalam tubuhnya organisasinya sebab khaliknya berjalan dibawa tanah seperti memberi dukungan modal kepada mama-mama di pasar, memberi latihan-latihan bagi dukun-dukun bayi dalam rangka menyelamatkan ibu dan anak-anak , memberikan bantuan biaya study bagi anak perempuan yatim piatu dan lainnya dari kantongnya sendiri . Tak gampang, patut diberi jempol kepada saudara kandung dari Jhon Krist Paskage Koresponden Suara Perempuan Papua Timika ini bahwa selama memacu organisasi dan melaksanakan kegiatannya tak tangung-tanggung melongok dari dompetnya sendiri demi menaikan tiras kaum perempuan pedalaman Papua . “ Selama ini berjalan serabutan dengan mendekati perseorangan maka sudah saatnya untuk kami membenahi organisasi, secretariat juga menyusun sejumlah program strategis demi meningkatkan kaum perempuan sebab hingga kini perempuan pedalaman Papua hingga kini masih hidup dalam lingkaran setan mengikat kaum perempuan baik ekonomi, kesehatan, budaya, dan lainya sehingga ruang gerak perempuan sangat terbatas . Selama ini pula dalam menjalani sejumlah kegiatan tak pernah ada bantuan dari pihak manapun melainkan melongoknya dari dompet saya “ aku perempuan alumni SMU Bhakti Mandala Nabire ini . Memang kegiatan Ibu Paola tak nampak dipublik selama ini namun ibarat air tenang menghanyutkan pasalnya banyak upaya pemmberdayaan dan pembinaan yang dilakukan terhadap kaumnya , seperti penyokongan modal bagi pedagang di pasar, mengkaderkan dukun-dukun . Bukan tanpa alasan ia merangseknya . Dalam realitas kematian ibu dan anak masih tinggi sementara tenaga perawat ataupun bidan yang ditugaskan jarang ada ditempat tugas . “ Untuk membangun sesuatu mesti dimulai dari hal –hal sebagai fondasi unntuk merakit kepada hal-hal yang . Prisnsip itulah saya pegang dan tekuni dalam melakukan sejumlah kegiatan untuk memberdayakan kaumperempuan juga tak mau diketahui public termasuk media massa “ katanya merendah. Kegiatan penjaringan kaumperempuan terutama mama-mama di pasar lahir dari lubuknya sebagai salah satu bagian keprihatinannya untuk menbeking dengan modal usaha . Kelompok ini lahir dari pada mama maka ke depan mereka pilar-pilar memoles organisasi demi memberdayakan diri dan perempuan pedalaman umumnya . “ Tenaga yang sudah berkarya dan akan berkarya dalam upaya memberdayakan kaum perempuan pedalaman ini , maka mama menjadi subyek dan obyek oragnisasi perempuan pedalaman Papua . Dengan focus kegiatan pendidikan yang memandirikan kaum perempuan, Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) , pembenahan ketrampilan-ketrampilan yang selama ini tidak pernah ditonjolkan hingga ke pusat , kesehatan ibu dan anak menjadi ssasaran dobrakan utama sebab hingga kini belum ada perhatian khusus”kata Ketua Organisasi Perempuan Pegunungan Papua Tengah .
Dalam berbagai kegiatan dikuti selama ini baik di Jakarta ,Jayapura dan dimana saja bagi Perempuan 4 ini , selalu menyuarakan berbagai persoalan perempuan gunung yang selama ini pula hidup dalam kondisi yang memprihatinkan baik kesehatan ibu dan anak, pendidikan bagi perempuan, juga lingkaran setan ekonomi yang membelit kaum perempuan . Dan ini harus ada gebrakan dari kaum perempuan sendiri . “ Dalam setiap pertemuan saya selalu suarakan keberadaan kaum perempuan dan anak yang ada di balik gunug-gunung, lembah-lambah, di lereng-lereng gunung pedalaman Papua Tengah cukup terburuk kondisinya sebab kurang adanya pelayanan dari petugas yang kurang maksimal . Sementara dipinggiran kota hal yang sama pun dialami kaum perempuan dan anak pedalaman ,seperti kaum perempuan berjualan diatas tanah sedangkan los-los pasar dkuasai orang lain. Maka dengan berkat doa-doa dan dukungan dari mereka yang ada dipinggiran los-los pasar dan berada dibalik gunung-gunung yang saya layani itulah yang akhirnya mendapat penghargaan . Dan itu bukan hasil perjuangan saya melainkan atas dukungan, doa dari mereka dan Tuhanlah saya dapat penghargaan . Walaupun dengan penhargaan ini saya memikul pekerjaan besar yang harus saya buat demi menaikan taraf hidup kaum perempuan pedalaman Papua Tengah “ urai saudara kandung Jhon Krist Pakage ini yang belum lama dinobbatkan sebagai tokoh pemberantas buta huruf .
Banyak kasus kematian ibu dan anak banyak ditemui di Pedalaman Nabire dan Papua tengah umumnya , dimana ketika seorang ibu hendak melahirkan, Bidan atau petugas kesehatan tidak ada di tempat tugas ditambah lagi dukun bayi yang dulunya membantu melahirkan kini sudah tidak ada maka acapkali keselamatan ibu dan anak terancam .Hendak di bawa ke Rumah sakit atau puskemas jarak tempuh yang jauh didukung medan yang berat maka perempuan dan anak tak terselamatkan dari maut . “ Kasus seperti itu saya temui salah satu Kampung di Wagethe , Seorang mama sudah sakit melahirkan, sudah dua hari dia tahan sakit. Ketika beberapa orang opergi cek bidan yang selama ini melahirkan ,dia tidak berada ditempat tugas . Belum selesai melahirkan suaminya yang nampaknya ada dendam dengan isterinya entah ada masalah apa ,datang pukul isterinya . Lalu ia mengeluarkan darah yang banyak akibat pukulannya, tiga hari kemudian ibu ini tidak mampu melahirkan karena kondisi tubuhnya semakin hari kian lemas maka ibu bersama anak yyang dikandung meninggal dunia . Ini baru satu potret yang buram sempat saya temui ,belum lagi pada kasus kematian ibu dan anak yang lain dengan kondisi daerah yang berbeda . Pas lagi pasien butuh petugas kesehatan ditempat tugas namun dtidak berada ditempat tugas ini tandanya dinas yang mengurus kurang jeli melihat realitas di masyarakat . Maka kesejahtreraan hingga pengurusan administrasi bagi petugas kesehatan yang bertugas dikampung-kampung yang Nun jauh dibalik gunung harus diperhatikan . Karena tingkatan kematian ibu dan anak masih cukup tinggi. Belum lagi selalu diselingi kekerasan dalam rumah tangga selalu ada dalam masyarakat pedalaman ,. Kini bukan jamannnya laci kaum perempuan selalu berada dibawah terus dengan menerima berbagai subordinasi, diskriminasi serta pelabelan negative yang ditujukan kepada kaumperempuan .” Untuk menekan angka kematian ibu dan anak, saya berupaya merangkul dan melatih para dukun-dukun bayi yang masih ada satu-satu di kampung demi menyelamatkan sang ibu dan anak teristimewa menekan angka kematian ibu dan anak.. Walaupun mama-mama dukun bayi sudah terbiasa melayani ibu-ibu yang melahirkan namun agar ketrampilannya lebih dipoles lagi maka diusung pelatihan demi keselamatan dua manusia ( Ibu dan Anak). Disini banyak intansi terkait juga organisasi perempuan tetapi kurang menyentuh kepada mereka yang ada dibalik pedalaman Papua . Maka untuk menilik dan memberikan sentuhan pelayanan acapkali diusung dengan melakukan sejumlah kegiatan” terang isteri Dianus Yuvelin Youw .
Sesungguhnya memiliki potensi yang jauh lebih baik ketimbang laki-laki namun kurang mendapat tempat dalam menapresiasikannya . Sehingga selama ini dianggap tidak mampu atau tidak tau apa-apa .Prestasi perempuan cukupbanyak , hanya terpendam dibalik gunung-gunung maka patut digali potensi yang ada pada perempuan . Karena atas perjuangan melpaskan diri dari berbagai lilitan , budaya , kesehatan, pendidikan , ekonomi maka selama itu selalu tak terdengar suaranya keprestasiannya “ Jangan jauh-jauh , saya yang pendidikannya pas-pasan saja dapat penghargaan dari Mitra Gender atas beberapa rangsekan yang mengangkat perempuan sendiri . Atau kaum perempuan yang mendiami di pedalaman Papua Tengah rata-rata memiliki sejumlah hasil ketrampilan baik sulaman, jahit-menjahit dan lainnya namun tidak pernah diangkat atau dipamerkan dalam pameran potensi itu . Jarang mengangkat potensi dan hasil kaum perempuan sein hingga dinilai perempuan tidak berbuat apa-apa. Kalau ditilik banyak mutiara-mutiara kaum perempuan dapat ditemukan dalam menunjukan jati dirinya sebagai perempuan. Perempuan . Lebih banyak Perempuan umumnya jujur, tegas, sangat teliti dalam melakukan segala sesuatu, kalau pimpinan tingkat korupsinya rendah. Dalam berkarya sangat mencintai siapapun sebab Ia memiliki modal mencintai keluarganya, suami, anaknya .Maka dalam melakoni pekerjaan ataupun kegiatan lebih melakukan pendekatan cinta sebab Ia melihat masyarakatnya sebagai keluarga,rumahnya, anak-anaknya “ kata perempuan ke empat Natalis Pakage,S.Pd dan Yohana Mote .
Setiap mengawali segala sesuatu mesti diawali dari hal-hal kecil demi membangun sesuartu yang sebab membangun sebuah rumah harus mengawali dengan membangun fondasi maka perempuan sebagai dasar bagi kelaurga , masyarakat, maka mesti pembanganunan harus dimulai dari kaum perempuan melalui berbagai upaya pemberdayaan . Letakkan dasar-dasar bagi semua orang . Kalau membangun seorang perempuan berarti mendidik satu generasi “ Maka diperlukan upaya pemberdayaan komprehensif bagi kaum perem,puan dengan mengawali hal-hal yang kecil demi meraih prestasi-prestasi yang spektakuler. Dengan upaya pendekatan mencintai tanpa membeda-bedakan kaum perempuan serta awalnya bersiap-siap membocorkan isi kantong sendiri sebab selama ini orang mendahului sejumlah proposal swebelum melakukan sesuatu bagi orang lain . Selama berjuang merakit dsejumlah kegiatan dengan melongok kantong sendiri dan itu lahir dari lubuk hati saya yang terdalam sebab tudak tega melihat perempuan hidup dalam keterpurukan. Saya tidak pernah buat hal-hal yang jauh lebih besar tapi dengan hal-hal kecil namun dengan dukungan dan berkat doa dari maama-mama yang selalu saya lihat, bina,Bantu inilah mengantar saya mendapat penghargaan dari Mitra Gender ( Masyarakat Peduli Kesetaraan dan Keadilan Gender ).Penghargaan ini saya tidak jadikan sebagai tolak ukur untuk memunculkan keegoan diri saya tetapi malahan menjadi beban berat untuk memberdayakan perempuan pedalaman “ urai alumni SD Negeri Inpres Sanoba I ini .
Karena itulah Ibu empat anak ini merangsek sejumlah kegiatan lewat organisasinya demi menaikan tiras perempuan , awalnya sempat dirancang lewat organisasinya Himpunan Wanita Karya namun merasa kurang maka sendirilah yang merintisnya dengan tak menahan isi dompetnya sendiri agar merobek tirai-tirai yang melingkar kaum perempuan dari berbagai dimensi kehidupan. “ Saya merangkul mama-mama dengan memberi modal, membantu gereja, melatih dukun bayi, juga memberikan bantuan dana bagi perempuan yatim piatu “ tutur perempuankelahiran 3mei 1983 lalu ini. Sangat berat merangkul dan membawa organisasi perempuan pegunungan Tengah ini sebab merangkul seluruh masyarakat dari 7 suku . Maka seluruh perempuan Pegunungan Tengah melakukan kerjasama . “ Mari kita bekerjasama tanpa membeda-bedakan asal usul perempuan dalam membangunkan kaum perempuan dari 7 suku yang ada di pedalaman Papua sebab sudah puluhan tahun selalu berada dalam keterisolasian, keterbelangkangan, dan kemiskinan dalam berbagai dimensi kehidupan . Membangun perempuan tanpa membeda-bedakan sebab semua perempuan ada milik kita semua dengan siap untuk membocorkan kantong sendiri “ ajak Paola .
Satu focus tilikan Mama Oven ini bahwa tak tega melihat terjadi kekerasan Terhadapa perempuan kian marak, dimana-mana terjadi pemerkosaan, kekerasan dalam Rumah Tangga . Suami pukul isteri dengan wajah tak ada bentuk, sehingga dalam sedetikpun raut seorang berubah dengan segala pukulan maka wajar kalau terjadi perselingkuhan . Lebih parah di daerah Pedalaman terjadi pemerkosaan dengan alat pembesar kelamin laki-laki maka kanduungan perempuan rusak sehingga tidak dapat keturunan lagi . Kasus-kasus ini sering terjadi didaerah pedalaman . Lalu generasi mana yang kita turunkan kalau tempat produksi manusia saja dirusak,sementara bentangan tanah luas menanti pengelolaan dan jamahan manusia Papua ‘ sorot perempuan asal Wagethe ini .
emanuel goo
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda