Minggu, 07 September 2008

Radio Wagadei Menuju ,Angkasa, Paniai

Mentari pagi di bukit emas , hawa wangi bunga hutan, merdu kicauan burung emas. Sungguh mempesona , cerita indah tentang kota emas akankah terus menjadi bayang-bayang. Ooh….Diri ini sangat cemas, sungguh mencemaskan . Penderitaan menindis, hidup pun ditindas, kami hanya ingin bebas , menentukan nasib sendiri . Eeh….. Kami ingin bebas,ingin bebas, ingin bebas. Banyak korban di atas tanah ini . Tuhan dengar jeritan kami . Mentari pagi di bukit emas deburan ombak pantai putih bersih,hutan terhampar luas permai, sungguh mempesona, sungguh mempesona. Kami ingin bebas,ingin bebas, kami ingin bebas, ingin bebas .


Demikian sebuah tembang miliknya Marten C.Korwa yang dilantunkan oleh Abouhi ,yang dijadikan sebagai lantunan perdana nyaris setiap pagi pukul 6.30 WIT meluncur dari Radio Wagadei yang berada kawasan Uwibutu Jl. Enarotali Madi dari ketinggian gelombang 1476 telah mengudara di kabupaten Paniai untuk mengantar para sobat pendengar yang melangkahkan kaki menuju menunaikan rutinitas masayarakat Paniai .
Lantunan lagu tersebut , Radio Wagadei menjadikan lagu pembuka, pengantar setiap pagi memulai mengudara .

Menurut Pimpinan Radio Wagadei Jhon N.R Gobay, yang ditemui Suara Perempuan Papua di Uibutu mengatakan guna peluncuran penyiaran , pihak pengelola Radio menggelar pelatihan penyiaran dan Reportase kepada seluruh kru Radio yang belum lama ini direkrut . Pelatihan tersebut telah berlangsung selama 4 hari mulai senin 23-29 juli dengan mendatangkan seorang instruktur dari Radio Perkasa Biak yang merupakan juga reporter Radio KBR 68 H Jakarta . Radio Wagadei hadir dengan siaran kekhasan yang mudah ditangkap oleh seluruh kalangan masyarakat dengan menggunakan bahasa yang mudah diterima . Sejumlah materi akan dirakit dalam pelatihan selain materi repotase berita, teknik penyiaran, juga menyusun jadwal penyiaran .
Karena calon penyiar dan reportase awam sehingga harus dilatih minimal dari 6 orang calon penyiar yang direkrut tersebut barangkali satu atau 2 orang menjadi penyiar yang baik cukup lumayan . Sebab sambil berjalan mereka dapat belajar . Bentuk latihan yang dirancang in house traning, dilatih ditempat. pengenalan alat ditempat agar begitu selasai dilatih langsung mempraktekkan di studio . peserta yang dilatih masing-masing seorang direktur, assisten direktur, 2 orang penyiar dan 2 orang reporter .
“ Semua reporter dan penyiar yang telah dilatih sudah mulai menyiar mulai 29 juni lalu dengan siaran percobaan dan kini telah mengudara. Penyiar dan reporter yang telah bekerja 6 orang masing-masing 2 orang reporter, 2 penyiar “ kata Jhon .

Radio Wagadei medianya dewan Adat untuk menyapa lewat kata dan lagu kepada masyarakat adat . Karena lanjut Jhon tidak semua orang Paniai bisa baca tetapi kami yakin bahwa semua orang bisa mendengar dengan moto Ko Sudah Tau Tapi Radio Wagadei Menyapa untuk mengingatkan . ‘ Semua orang sudah tetapi Kami hadir untuk menyapa untuk mengingatkan . Media radio ini digunakan sebagai sarana untuk memberikan, menyadarkan , memberdayakan melalui pengetahuan-pengetahuan bagi masyarakat Paniyai.

Menyoal fasilitas penyiaran , Jhon mengaku semua fasilitas didukung oleh Pusat Pengembagangan Media Nusantara , salah satu lembaga yang lebih konsen membantu pengadaan fasilitas penyiaran radio . dan untuk itu Radio Wagadei sudah siap termasuk sarana penyiaran sehingga setelah pelatihan akan mengudara ,sedangkan legaligas sedang diproses.

Kebutuhan masyarakat akan hiburan, memperoleh sebuah pengetahuan, informasi, maka Radio Wagadei dapat hadir disini dan Radio ini akan menjadi media dari dewan adat untuk melakukan sapaan-sapaan melalui kata dan lagu untuk mengingatkan akan budayanya, kehidupan yang ada sekarang dan bahaya akan masa depan.


Masyarakat adat ada ruang ekspresi akan aspirasi, pergumulan , pertanyaan kepincangan dalam pembangunan akan dikemas dalam acara jarring asmara ( aspirasi masyarakat) yang direlay dalam satu minggu sekali, masyarakat bertanya semua elemen menjawab segalam pergumulan, pertanyaan, aspirasi masyarakat , sebab masyarakat adat punya hak untuk mendapat informasi dan pengetahuan . Maka radio Wagadei hadir untuk mengakomodir , menjawab dambaan masyarakat selama ini . Kendatipun di era informasi dan reformasi namun selama ini masyarakat sangat tertutup semua informasi perkembangan di daerah ini maupun di dunia luar . “ Radio ini hadir karena masyarakat adat maka semua aspirasi kana dijaring lewat acara khusus jarring asmara ( aspirasi masyarakat) . Aspirasi yang digumuli masyarakat akan dikonfirmasi dengan pihak terkait . Radio Wagadei digandet dari masyarakt , untuk dan oleh masyarakat adat demi menyalurkan aspirasi masyarakat . Masyarkat adalah akan mendapat ruang yang lebih besar dalam merelay aspirasi, pergumulan “ urai Jhon yang juga ketua Dewan Adat Paniyai disela-sela penyiaran percobaan di studio Radio Wagadei yang berada di kawasan Uibutu jalan Enarotali .



Dalam penyiaran semua program acara yang akan dirakit semua berangkat dari lokalitas dari 7 suku yang ada di wilayah adat Paniyai baik Suku Mee, Moni, Nduga, Ndawa, Damal ,Wolani, Wano. Reporter dan Penyiar pun direkrut dari keterwakilan 7 suku tersebut yang kini siap menyiar dan telah mengikuti pelatihan juga taka ketinggalan keterwakilan perempuan . Dengan demikian semua acara akan dikemas sesuai keberadaan masyarakat adat yang ada di wilayah adat Paniyai . “ Media ini akan berjalan bernuansa lokalitas dari semua suku yang ada , yang nantinya lebih diarahkan kepada media pengetahuan, informative, dan pemberdayaan bagi masyarakat adat “ harap Jhon NR Gobay

Ketika disinggung makna nama Wagadei , kata Gobay Wagadei adalah salah satu bunga terindah yang yang selalu tumbuh di tengah hutan , dipinggiran danau, tebing-tebing , diperbukitan , dirawa-rawa dan lembah yang menghiasi daerah Paniyai . Bungai sangat indah dan dikagumi karena keindahannnya menghiasi, memperindah bumi Paniyai yang penuh paradoks . “ Tidak salah kalau dan sangat tepat radio ini diberi nama Wagadei, yang nantinya akan menghiasi daerah Paniai, namun yang lebih terpenting kehadiran Wagadei akan membawa perubahan yang mengharumkan masyarakat adat lewat kata dan lagu untuk menyapa, menyadarkan . Tidak sekedar menghiasi, mempercantik ditengah dinamika , namun diarahkan mengangkat, memberdayakan, menyadarkan , menginformasikan kabar baru dari local , nasional maupun internasional lewat acara-acara yang disuguhkan kepada publick “ urai Jhon .


Sedangkan program acara yang dikemas dalam penyiaran radio wagadei akan dimunculkan kekhasan budaya masyarakat Paniyai, walaupun media ada nilai media perubahan . Tetapi tidak akan meninggalkan kekhasan masyarakat Paniyai . Menurutnya , ada Wagadei Menyapa, Jaring Asmara ( Aspirasi Masyarakat ), lagu dan kata tradisional, pesan-pesan moral masyarakat adat, ,Noken Adat yang berisikan masalah adat, Dialog interaktif mengkritisi masalah, dan Masalah Perempuan .

Dewan Adat Paniyai mempercepat pengembangan penyiaran radio, agar Dewan Adat Paniyai menjadi mediator, komunikator , antara pemerintah dan masyarakat adat yang tersebar dikampung-kampung juga dapat melaksanakan sejumlah program Dewan Adat Paniyai melalui Radio ini serta akan banyak manfaat kami akan petik , selain Dewan Adat yang ada ditingkat distrik dapat mengundang dalam waktu dekat ketika ada kegiatan dari Dewan Adat Paniyai, menyapa lewat Radio mereka sebagai kehadiran Dewan Adat Paniyai, masayarakat dikampung dapat mendengar pesan-pesan pembangunan juga dapat mendengarkan informasi yang terjadi diseluruh Indonesia lewat relay dengan Radio KBR 68 H Jakarta . Radio Wagadei hadir dengan moto Menyapa untuk mengadarkan,memberdayakan , menginfomasikan kepada masyarakat adat di kampung-kampung “ Wagadei , menyapa untuk mengingatkan, menyadarkan walaupun sudah sudah lewat kata dan lagu . Merangkai mengemas kata dan lagu yang memiliki makna pengetahuan bagi masyarakat. Apapun yang menjadi pengetahuan dan informasi dari manapun akan dikemas semua “ kata Jhon . ( emanuel goo - en

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda