Senin, 14 April 2008

Perempuan Berjiwa Kartini Dari Nabire

Joseline Sipora Boray, S.SiT

Sosok sarjana Pertanahan perempuan satu-satunya dari tanah Pasalnya kendati sarjana pertanahan satu-satunya di daerah ini tetapi tidak merasa angkuh, atau mengejar jabatan bahkan dalam menjalani hidupnya penuh kasih sesuai prinsipnya bahwa didalam berkat yang saya dapat , Tuhan titipkan juga berkatbagi orang lain . Sosok perempuan yang menjadi penyantun dalam sejumlah organisasi social bbaik sekolah , asrama , maupun organisasi social lainnya ini patutditeladani sebab nyaris sebagian orang sempat mendapat uluran tangannya . Dalam status sebagai Ibu rumah tangga, PNS pada badan Pertanahan Nasiona Nabire , juga sempat mengusung sejumlah kegiatan untuk membangun daerah ini , termasuk mendatang artis Loela Drakel , dan lainya .Perempuan mahasiswa Magister Manageman Unhas ini sempat memohon dirinya berusaha mengundurkan dari status PNS Badan Pertanahan . Tetapi atasan memberikan izin cuti . “ sarjana kantor pertanahan memang langkah dan satu-satunya saya yang ada di Papua . Hampir seluruh papua tidak ada sarjana pertanahan perempuan. Masalah tanah yang trend dewasa ini , saling gugat menggugat sampai permintaan ganti rugi dari masyarakat . Mesti ada perda yang mengatur itu sebab Badan pertanahan hanya lembaga vertical ,pegawai pusat yang diperbantukan . Posisi badan pertanahan tidak dapat mengatur itu maka mesti ada perda . Tanah yang sudah bersertifikat tidak perlu lagi gugat menggugat . Hal gugat menggugat ini yang membuat investor yang hendak masukpun segan maka mesti ada perda . Salah satu kendala investor masuk di Papua adalah masalah saling gugat menggugat tanah, kendatipun sudah ada sertifikat . Walaupun UU otsus 21 tahun 2001 menjamin atas hak ulayat namun salah terjemahkan masyarakat sehingga terjadi saling gugat tanah miliknya yang pernah dijual sehingga kita dicap GPK ,OPM, mengusir pendatang dan lebih parah lagi kalau investor luar sulit masuk investor . Maka perda ganti rugi tanah adapt, Negara mesti diusung pemerintah “ kataPerempuan asal serui kelahiran kota karang Biak 2 februari 1969 lalu yang juga ketua Panitia Pelaksana HUT Kartini ke 129 yang sempat menilik kondisi perempuan Nabire dalam berbagai dimensi kehidupan . Dalam wawancara dengan media ini belum lama ini ( 12/04) disela-sela demo pembuatan Kue di Aula diklat Nabire sempat mengurai benang merah kondisi dan problema perempuan di Nabire .

Sebagian besar dari keseluruhan penduduk yang ada di Papua adalah perempuan . Jumlah penduduk yang ada di Papua lebih banyak perempuan, namun selama ini tidak keberpihakan dalam kebijakan , pembangunan, keputusan yang seharusnya mendapat tempat, kans, dan bekingan dana dari semua pihak . Perempuan seringkali terlupakan dari semuanya itu, padahal perempuan cukup berperan dalam keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara ini . Dalam bidang perpolitikan daerah terutama,dalam undang-undang menghendaki quota perempuan 30% namun dalam realitanya perempuan yang duduk di lembaga legislative dapat dihitung dengan jari . Buktiya anggota DPRD di Nabire hanya toh seorang Klara Gobay sementara separuh besar dari jumlah penduduk Nabire adalah perempuan, sehingga tidak mempunyai power dalam mengambil dan mempengaruhi kebijkan, keputusan yang berpihak pada kaum perempuan .
Samahalnya dengan keberadaan kantor pemberdayaan perempuan yang masih belum memiliki kantor pemberdayaan perempuan di kabupaten ini turut memperburuk sejumlah persoalan perempuan yang ada di Nabire . Sosialisasi UU KDRT ( Kekerasan Dalam Rumah Tangga) hingga kini belum disosialisasikan sampai ke masyarakat yang ada di kampong-kampung dan sejumlah pekerjaan lainnya yang patut dirakit oleh pemberdayaan perempuan tidak dilakukan karena pemberadayaan perempuan masih dibawah naungan kantor pemberdayaan masyarakat Kampung .Disini dominasi partriarkhi nampak . Dimana sejumlah hal harus berurusan dengan kepala kantor . Bila ditilik didaerah lain baik manokwari, Jayapura , Timika maupun daerah lainnya telah ,memiliki Kantor Pemberdayaan perempuan sendiri . Dengan tidak adanya kantor sendiri ini yang didukung dengan terpendamnya masalah-masalah perempuan ( kekerasan, pelecehan seksual, pemerkosaan dan lainya ) turrut memperburuk kondisi dan problema perempuan di Nabire . Sejumlah persoalan,aspirasi perempuan ada menjadi memoria passionis ( ingatan penderitaan) dibawah bayang-bayang patriarki. Posisi perempuan terjepit antara kepentingan kaum laki-laki . Di lembaga legislative perempuan tidak memenuhi quota lalu diperburuk dengan belum adanya kantor pemberdayaan perempuan sendiri . Ketika kedua hal ini mendukung maka kebijakan yang berpihak pada kaum perempuan dari ketermargilan perempuan akan terangkat .
“ Keterwakilan perempuan yang ada di DPRD dengan jumlah perempuan yang ada tidak seimbang belum lagi dengan tidak memiliki kantor pemberdayaan perempuan , maka dalam berbagai hal tidak mampu, dipatahkan, dimarginalkan oleh dominasi laki-laki . Jumlah jiwa perempuan yang ada lebih banyak ketimbang volume kebijakan yang berpihak pada perempuan . Harusnya menindaklanjuti Keputusan 30% untuk quota perempuan mesti diberikan kesempatan sepenuhnya agar , mereka juga dapat menunjukkan kemampuan yang ada pada mereka .Sebenarnya perempuan itu mampu dalam segala hal, hanya kesempatan dan ruang gerak yang belum reprentatif untuk perempuan menunjukkan kemampuannya yang akhirnya perempuan posisi perempuan pada posisi lemah . Keterwakilan perempuan di DPRD harus ada juga kantor pemberdayaan perempuanpun mesti berdiri agar sejumlah aspirasi, persoalan yang masih menjadi misteri dalam bayang-bayang system patriarki itu . Agar sebagian persoalan yang membelenggu kaum perempuan dapat terakomodir sampai ke bawah maka berikan ruang gerak yang leluasa baik di dalam birokrat maupun legislative sebab selama ini tidak ada keterwakilan di DPRD dan belum ada kantor pemberdayaan perempuan membuat 32 organisasi perempuan yang ada di Nabire terbengkalai . Lewat organisasi perempuan yang ada dapat terakomodir aspirasi, pengaduan, dan kebijakan yang berpihak . Jumlah jiwa perempuan lebih dominant di Nabire ini tapi organisasi wanita vakum sebab sejak ibu banggo meninggal belum terbentuk . Banyak organisasi wanita terdaftar pemberdayaan perempuan tapi belum diakomodir lewat GOW maka mesti ada bekingan “ urai ibu 3 anak Yosepince Bromli Bernace Borai Nababang,Marten Luther King Burai, Kristel Yonce Partali Burai Nababang ini .

Kalau dilihat peran perempuan cukup andil, lanjut penyantun sejumlah kegiatan social ini dalam membangun Negara , membangun keluarga, membentuk anak dari lingkungan . Untuk itu perempuan harus memiliki pengetahuan untuk membangun dengan perkuat basis oraganisasi perempuan yang ada di nabire . Perempuan cukup besar tanggung jawab bagi dunia tetapi potensi perempuan yang dimilikinya belum sepenuhnya diberikan kesempatan untuk berekspresi dan dibentuk pengetahuan lewat kegiatan-kegiatan ( seminar, pelatihan, lokakarya dan lainnya ) .Dalam melakukan tugas, kerja selalu melakukan dengan tanggung jawab, bekerja dengan insting . Sekarang saatnya untuk ada keberpihakan kepada perempuan via pengetahuan-pengetahuan yang membangunkan potensi perempuan yang terpendam selama ini . Perempuan bangun , bentuk manusia tetapi kalau tidak didukung dengan pengetahuan yang membangkitkan potensi raksasa yang sedang tidur , bagaimana ia mempersiapkan manusia yang berkualitas bagi bangsa dan Negara ini . Perempuan juga pemotivator besar terhadap keluarga, Negara dan bangsa “ urai anak keempat dari mantan Sekda drs. Yoel Borai semasa kepemimpinan Soekiyo dan Yusuf Adipatah ini .


Potensi perempuan dalam sejumlkah segi kehidupan, menurut istri Ir. Rajan Nababang sekretaris Bapeda Kabupaten Wondama ini, Potensi perempuan tidak perlub diragukan sebab sejak dulu kala dia sudah menjamin, menghidupi manusia dengan penuh rasa tanggung jawab . Hanya dalam berbagai segi pembangunan dan kehidupan baik kesehatan, pendidikan,pemberdayaan ekonomi ,politik disisihkan bahkan termarginalkan. Dibidang kesehatan, Mama-mama yang berada di pesisir pantai,pulau-pulau, atau dibalik gunung-gunung atau lembah. Dalam rutinitas kesehariannya kaum perempuan menghidupi keluarganya dengan memikul beban kerja yang cukup berat . Karena setiap hari berkutat dengan beban kerja yang berat lupa akan kesehatan diri dan anaknya . Turut didukung pula dengan gizi buruk anak dan ibu . Lalu diperparah dengan jarang melakukan sosialisasi kesehatan ibu dan anak ,gizi buruk dan lainnya . Pengetahuan akan pentingnya kesehatan penting dan mesti sosialisasikan . Semoga sosok perempuan Kepala Dinas Kesehatan patut mensosialisasikan .

Perempuan menghadapi alam yang keras dengan tabah demi menghidupi keluarga . Perempuan hadapi hidup ini diatas Potensi alam di papua melimpah ruah, sagu, bia, buah merah, dan bahanlainya yang patut dikelola menjadi bahan ekonomis hanya belum dibekali dengan ketrampilan-ketrampilan yang cukup maka perempuan terlingkar dalam lingkaran setan, dalam kunkungan budaya patriarki sehingga belumada perubahan bagi perempuan Papua . “ Disini dibutuhkan kesempatan, biaya dan political will dari pemerintah . Perempuan sudah terbiasa melawan alam Papua yang keras,diatas potensi alam yang melimpah ruah , Alam yang ada membuat perempuan lebih eksis melawan alam yang keras. Dia menghidupi rumah tangganya, Potensi perempuan sedang tidur . sekarang pemerintah aktifkan potensi ekonomi yang ada maka akan berkembang dengan baik .Potensi perempuan habit ada kerjasama hanya tidak ada keberpihakan ,kesempatan” tegas activist GOW,PWKI,PWGKI .

Kemudian potensi perempuan dibidang pendidikan,lanjut pengurus partai Pengurus Marhaenisme ini bahwa di Papua banyak guru perempuan untuk membentuk perempuan yang berkualitas maka muatan-muatan local dimasukan, seperti PKK, Kesenian . Muatan local yang disesuaikan dengan kebudayaan setempat . Menggali dan mengembangkan apa yang ada di daerah setempat . Dari sisi sains kita di Papua sangat tertinggal, pendidikan ddasar kita tidak bagus. Pendidikan sains sering tertinggal, sekolah di daerah perkotaan mulai sekolah dari TK namun dikampung-kampung langsung masuk kelas I SD sehingga tingkat penyesuaian antara anak-anak masuk yang masuk dari TK dan yang langsung masuk SD . Perbedaannya akan nampak . Maka untuk memperbaiki pola pendidikan mesti dirubah . “ Basic sains mesti dibuat sehingga dapat membangun manusia Papua yang berkualitas “ urai mantan Wakil Ketua KNPI selama dua periode ini .


Ketika disinggung maraknya kekerasan terhadap perempuan, mantan bendahara Ampi Nabire ini menilai kekerasan terharap perempuan yang selalu terjadi jarang terungkap didominasi oleh system patriarki .Ketika suatu kekerasan terjadi , perempuan bingung hendak mengadu kemana. Sebab lembaga yang yang mengurus masalah perempuan saja masih berada dibawah naungan kantor . Apalagi ketika berurusan dengan kepolisian tidak memberikan alternative yang mengikat pelaku. Disini perempuan selalu berada pada posisi kalah . Tidak ada tempat atau pihak yang mengakomodir persoalan mereka , Laki-laki selalu berada posisi menang,selalu ada pembelaan diri, hal yang samapun dijewantahkan kepada anak laki-lakinya sehingga menjadi pembelajaran baginya dan dilakukan pada isterinya ketika Ia kawin . Kekerasan terhadap perempuan baik pemerkosaan, pelecehan seksual, kekerasan fisik ,psikis , kian merajalela dimana-mana yang jarang terungkap ke permukaan . “ UU KDRT yang ada Sampai hari ini belum ada sosialisasi sampai dikampung-kampung supaya kaum perempuan dapat mengetahui bagaimana . Di Papua harus ada sosialisasi UU KDRT . Kami kaum perempuan berkeinginan untuk segera disosialisasi agar dengan adanya sosialisasi ini kasus-kasus kekerasan dapat diminimalisir. Kasus kekerasan terhadap perempuan yang menjadi tangisan bisu selama ini, kasus pemerkosaan misalnya,kehidupan dan masa depan perempuan dihancurkan, maka mesti penerapan hukuman yang tegas agar pelaku ada tingkat jera . “ urai alumni Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional Yogyakarta diera 1990-an ini .

Menilik sejumput persoalan perempuan yang ada di Nabire dan Papua umumnya , Perempuan asal Serui ini berharapan besar perlu ada keberpihakan terhadap perempuan dalam segi pendidikan, kesehatan, pemberdayaan ekonomi melalui kegiatan-kegiatan yang membangkitkan potensi perempuan yang selama ini terpendam . Mesti dibekali dengan kegiatan dan pengetahuan-pengetahuan yang mengembangkan potensi kaum perempuan dengan memberikan kesempatan yang seluas-luas yang disertai bekingan dana .
“ Keberpihakan kepada kaum perempuan dalam hal pendidikan, kesehatan, pemberdayaan ekonomi, politik dan lainnya mesti dilakukan pemerintah daerah . Kami perempuan menghendaki quota perempuan di DPRD harus memenuhi sesuai UU dan mesti ada kantor pemberdayaan perempuan di Nabire agar keberpihakan perempuan itu ada . Selama ini perempuan berbuat memperjuangkan hak-hak perempuan namun jumlah perempuan tidak mampu melawan system yang notebenenya dikuasai laki-laki “ urai salah satu kontraktor perempuan di Nabire yang memiliki motto didalam berkat yang saya terima,Tuhan titip juga berkat bagi orang lain juga . (emanuel goo.)

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda