Selasa, 16 September 2008

Dimana Para-Para Untuk Menyelesaikan Masalah Perempuan Nabire

Sudah 7 tahun Kepala Bidang pemberdayaan perempuan di Kabupaten Nabire masih bernaung dibawah kantor Pemberdayaan Masyarakat Kampung . Kini kaum perempouan Nabire telah berupaya untuk berdirinya kantor pemberdayaan perempuan namun hingga kini belum memiliki kantor sendiri.

Pada 22 mei lalu ,seorang perempuan baru saja memasuki di ruangan berukuran 5x7 meter .Di pintu masuk sebuah dispenser air minum dengan beberapa gelas, disebelah kiri 2 buah meja kerja staf berderet. Sementara dari disebelahnya sebuah lemari berdiri tegak. Dari dalam ruangan sebuah meja menghadap ke pintu. Dari ruangan inilah menjadi pusat kegiatan Kepala bidang pemberdayaan Perempuan berkutat dengan dua stafnya .

Keinginan Kaum Perempuan untuk memiliki Kantor Pemberdayaan Perempuan sendirimdi Kabupaten Nabire ,nampak jauh dari gapaian ,pasalnya dalamsidang anggaran APBD Tahun 2007 medio April lalu tidak mendapat tanggapan untuk mengalokasikan dana pembangunan . Sehingga membuat Ibu Agustina Modou kepala Bidang pemberdayaan Perempuan kesal sebab dirinya merasa kerja keras untuk melangkapi segala persyaratan memiliki kantor sendiri mulai usulan program kerja hingga dana pembangunan .

“ Perempuan Nabire kecewa sebab sejak lama berupaya untuk memiliki kantor Pemberdayaan Perempuan berdiri sendiri . Jauh sebelum sidang sudah memasukan usulan perda ke berbagai instasi dengan struktur kelembagaan .Semua persyaratan yang diminta sudah dilengkapi lalu sekarang kurang apa lagi . Sangat aneh,bahwa di Negara ini sudah berdiri Menteri Pemberdayaan Perempuan ,lalu nyaris tiap propinsi bahkan kabupten telah berdiri kantor pemberdayaan Perempuan ,namun hingga hari ini tidak kantor sendiri malahan masih dibawah Badan Pemberdayaan Masyarakat sebagai kepala Bidang . Nyaris tiap tahun diusulkan untuk adanya kantor tersebut,namun selalu digugurkan .Tahun lalu diusulkan, kini diusulkan kembali dengan melengkapi berbagai persyaratan. Sekarang kekurangannya dimana, saya sangat kecewa .Sekarang tidak cara lain lagi yang saya upayakan sebab sidang APBD tahun ini digugurkan untuk . Tahun kemarin juga sama “ demikian nada kekesalan yang diutarakan Agustina Modou A.Md.P ketika pengusulan memilki kantor pemberdayaan perempuan tidak diakomodir dalam sidang APBD 2007 kepada media ini ketika ditemui diruangnya kerjanya (23/05).
Kenapa Nabire tidak pernah berdiri sendiri. Kita ekspos ke berbagai media atas keinginan kaum perempuan untuk memiliki kantor sendiri, tapi tak pernah digubris.Pengambil kebijakanmenegerti keberadaan persoalan perempuan . Kantor tidak berdiri, dana yang dialokasikan 150 juta mau buat apa. Sementara program dan persoalan kaum perempuan banyak dan semakin menumpuk di meja kerja kami ,seperti kasus pemerkosaan atas siswa SMP yang baru-baru ini juga sudah ada .
Jangankan memiliki kantor sendiri , kendaraan saja tidak dapat maka nyaris setiap hari naik ojek . “ Pejabat eselon jalan kaki. Jangan lihat dari orang tetapi dari sisi jabatannya . Eselon 4 mendapat kendaraan dinas tapi saya eselon 3 tidak memiliki kendaraan dinas . Saya jalan kaki naik ojek . Memangnya kita tidak punya andil di Nabire sehingga kami punya keinginan, kehendak, tidak diidahkan . Saya cukup berjaza buat Nabire tetapi tidak pernah ada balas jaza dari atasan “ keluh Modou
Semua keluhan perempuan,KDRT, termasuk berbagai proposal datang mengadu hingga tertumpuk diatas meja ini ,namun belum ada tanggapan untu mencari solusi sebab beradadalam berbagai keterbatasan .
Segala aspirasi,usulan , dan keinginan kaum masih berada dibawah kunkungan kekuasaan laki-laki maka wajar dan bukan hal baru bagi kaum perempuan . “ Semua keluhan perempuan ,KDRT, pemerkosaan , kekerasan seksual, dan lainnya datang bicara sini tetapi saya tidak bisa berbuat banyak dengan dana 150 juta ,juga keberadaan kantor yang tidak memungkinkan untuk perempuan berbicara nasip perempuan Nabire .Semua itu memerlukan sebuah kantor yang representative yang dengan leluasa dapat mengerjakan berbagai pekerjaan .Entah mau bicara masalah anak, perempuan memerlukan dana . Kalau berdiri sendiri baru ada dana yang dialokasikan untuk perempuan maka tidak ada maknanya kalau masih dibawa kendali kantor lain” urai perempuan sentani ini .
Kendati Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan sudah tidga kali diganti ,selama itu sudah diperjuangkan kantor sendiri ,namun selama itu tidak pernah berdiri sendiri.Drari 2002 hingga 2007 sebagai Kabid Pemberdayaan berjuang tapi muaranya tidak pernah ditanggapi serius”Ini salah siapa “ . Say a tahu bahwa tidak pernah dibahhas pada setiap sidang APBD padahal semua persyaratan dan pengusulansudah diusung yang nantinya dibahas jadi Perda . Surat sudah masukan namun itu tidak pernah dengar bahkan dibahas.Lalu apa yang kurang supaya saya lengkapi. Kalau memang dirasa kurang beritau agar dapat dilengkapi namun itu pun tidak . “ Saya sangat kecewa sekali ,sudah kerja sejak 1982-2007 untuk mengabdi Kabupeten Nabire berkorban mulai guru sampai kerja di Dinas Pariwisata hingga 2005
Menjabat sebagai kepala Bidang pemberdayaan perempuan Nabire . Selama itu pula berjuang untuk adanya kantopr sendiri namun selama itu pula tidak mampu digubris . Lalu akan dibawa kemana persoalan perempuan Nabire , sementara bidang pemberdayaan perempuan sendiri berada dalam serba keterbatasan . “ Saya sudah tidak ada daya untuk kerja ,bukan berarti tidakmampu kerja melainkan situasi seperti inilah yang membuat menurunnya semangat kerja.” Kalau segala permohonan , aspirasi, kemauan kita tidak didengar maka otomatis pula hilang semangat kerja “ tegas Modou wakil Ketua Dewan Kesenian Tanah Papua Kab.Nabire ini. Kenadaraan dinas saja tidak punya ,lalu aspirasi perempuan yang didukung oleh oraganisasi perempuan yang ada di Nabire sudah bulat , namun tidak ada jawaban pasti, sebab seribu satu macam pekerjaan yang harus dikerjakan.” Dimana para-para untuk membicarakan masalah perempuan Nabire “ tanya Modou . (emanuel goo)

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda