Selasa, 01 Januari 2008

Aksi Dibalik Penyaluran Bantuan Akhir Study Nabire


Sudah dua bulan ( juli-agustus) berjalan ini ratusan mahasiswa Kabupaten Nabire yang tersebar di berbagai kota studi Indonesia setiap hari selalu berjubel di Kantor Bupati menantikan penyaluran dana bantuan study akhir . Kantor Bupati tidak sepi dari kehadiran mahasiswa . Sebanyak 3 miliar dikucurkan oleh Pemerintah Kabupaten Nabire . Dalam proses pembagian dana mengalami sejumlah problem , Awalnya pihak pemerintah melalui Kabag Umum meminta kepada kepada mahasiswa untuk mendaftar nama dan menunjukkan kartu mahasiswa sebagai bukti , namun belakangan ketika dilakukan pembagian dana prose s itu berubah lalu diminta memasukan proposal permohonan disertai sejumlah persyaratan . Dalam proses pembagian biaya akhir study kepada mahasiswa dari setiap kota studypun tidak diberikan kepada semua mahasiswa setiap kota study di Indonesia sebab setelah diberikan 5-6 mahasiswa di pindahkan ke kota studi lain dan diberitahukan bahwa dana habis maka ditunda keesokan harinya . Sebagian kota studi seperti Manokwari, Yogyakarta , Sulawesi Utara , diberikan hanya seberapa orang saja lalu diberitahukan dana habis . Kemudian hari rabu dilanjutkan pembayaran kepada mahasiswa dari kota study Jayapura . Belum semua kota studi dibagi habis, pemerintah memberitahukan bahwa dana tinggal 500 juta , sementara ratusan mahasiswa akhir study yang menanti pembayaran bantuan akhir study masih berjubel di kantor Bupati.
Hari rabu 29 agustus sekitar pukul 14.30 lalu ratusan mahasiswa telah berjubel dari berbagai kota study kantor Bupati . Tidak sampai 20 mahasiswa dibayar, tiba-tiba bendahara yang membayar dana mengumumkan kepada seluruh mahsiswa bahwa dana 500 juta yang disiapkan hari ini habis . Ratusan Mahasiswa yang selalu datang ke Kantor Buapti selama dua bulan tersebbut berang atas pernyataan bendahara .Maka massa beringas, sejumlah kaca-kaca jendela kantor orang nomor satu dan kantor lainnya pecah akibat lemparan batu , Polisi Pamong Praja yang bertugas menjjaga keamanan tak mampu lagi membendung ratusan mahasiswa bahkan salah seorang Polisi PP jadi korban amukan ,maka kantor orang nomor kabupaten Nabire jadi sasaran . Sementara itu salah seorang mahasiswa yang ikut merusak kantor mendapat luka-luka sekujur tubuhnya akibat kena pecahan kaca-kaca kantor ketika merusak kantor hingga akhirnya dilarikan ke rumah sakit guna menjalani perawatan . Salah satu wartawan media lokalpun ikut mendapat bogem dari oknum mahasiswa . Massa berang dan melakukman aksi di kantor orang nomor satu ini , karena dinilai selama dua bulan ini mahasiswa datang berharap akan menerima bantuan dana namun karena akhirnya dinyatakan dana habis maka mahasiswa berang dan kesal. Sebagai lampiasan kekesalan mahasiswa merusak kantor- Bupati . “ kami kecewa dengan pembagian dana ini, dimana mahasiwa yang sudah alumni bahkan masih semester bawa saja ,masih mau terima bantuan dana yang dikhususkan untuk mahasiswa akhir study . Sedangkan mahasiswa yang benar-benar sedang KKN,PKL, penelitian,Skripsi bahkan sedang menunggu Wisuda malahan tidak mendapat kebagian bantuan maka wajar terjadi aksi . Ini merupakan rasa ketidak puasan mahassiwa . Mahasiswa yang sedang KKN dan lainnya bahkan mereka masih berada di kota study . Sedangkan mahasiswa yang sudah selesai ataupun baru masuk kuliah dengan seenaknya menerima bantuan study yang bukan haknya . Bahkan manipulasi data pun sempat marak . Hampir setiap rental scan kartu mahasiswa , surat keterangan aktif kuliah atau izin penelitian pun menyurutkan api kemarahan mahasiswa yang benar –benar sedang aktif kuliah . menyelesaikan kuliahnya . Ratusan Mahasiswa yang kurang lebih dua bulan ini Ngantor ( selallu datang) di kantor Bupati dengan harapan akan mendapat dana ini sudah jenuh , bosan , marah, yang akhirnya mereka tidak mendapat dana dan menyurutkan. Dalam proses pembagian pun banyak alumni maupun mahsiswa semester bagian bawah pun sempat merasakan dana tersebut yang harusnya bukan hak mereka .
Sejam sebelum peristiwa aksi protes pengrusakan kantor Bupati Sekda Drs. Ayub Kayame ( 30/08) dalam arahannya dihadapan mahasiswa mengingatkan kepada mahasiswa “tahun 2007 pemerintah Kabupaten menyediakan dana kebijkan murni Bupati senilai 3 miliar guna memberikan bantuan khusus kepada mahasiswa akhir studi . Dana senilai 3 miliar telah terealisir kepada mahassiwa tugas akhir senilai 2. 500 juta ( dua miliar lima ratus juta ) yang sisa saat ini 500 juta . Maka Dana sedikit ini akan dibantu kepada mahasiswa yang telah memenuhi criteria –kriteria yang telah ditetapkan Bupati melalui SK-nya ,seperti Kartu mahasiswa , surat keterangan aktif kuliah dan surat keterangan penelitian . Maka mahsiswa harus bersabar dalam proses distribusi dana bantuan pendidikan ini . Mesti dimengerti bahwa pemerintah tidak menyediakan bantuan dana bagi mahasiswa akhir studi ini lebih dari 3 miliar . Untuk itu mahassiwa tugas akhir yang kali ini tidak dapat lkemungkinan pada tahun anggaran 2008 mendatang , kalau itu juga pemerintah memperhatikan . “ Dana yang dibagikan ini pun tidak dianggarkan dalam tahun ini namun atas kebijakan murni Bupati yang didistribusikan” tegas Ayub .
Proses distribusi berlangsung namun tak lama kemudian dana 500 juta habis maka bendahara yang melakukan pembayaran mengumumkan bahwa dana pendidikan habis terbayar . Pengumuman dari bendahara tidak diterima baik oleh ratusan mahasiwa yang sedang mennanti uluran baik dari pemerintah maka pecahlah aksi pengrusakan ruang keja Bupati, sekda dan wakil serta sejumlah kantor lainya yang berada disekitarnya .
Aksi ini wajar terjadi sebagai pelampiasan emosi , kemarahan , kekesalan sebab dalam proses distribusi tidak dilakukan pendataan mahasiwa Nabire dengan baik bagi mahsiswa studi akhir. Ini bukti bahwa kinerja dari pemerintah kian semraut dalam memberikanpelayanan public , sehingga banyak terjadi manipulasi data , baik identitas mahasiswa. Kalau didata baik seberapa sih mahasiswa yang sedang menyelesaikan akhir dari setiap kota studi . Mungkin hanya puluhan , namun karena tidak dilakukan pendataan secara akurat maka dalam distribusinyapun sembaraut . Yang seharusnnya menda[at bantuan dana akhir studi tidak mendapat bahkan mereka masih dikampus sedang sibuk konsultasi skripsinya, ada yang masih KKN dilapangan, atau sedang penelitian . Sementara yang sudah selasai atau yang masih semester bawa yang pulang inilah yang menikamati bantuan studi . Buktinya rata-rata setiap rental computer yang ada di Nabire , hampir setiap hari scan kartu mahasiswaatau surat keterangan melakukan manipulasi . Maka pembagian ini Feliks menilai tidak tepat sasaran . Lalu sebagian mahasiswa mendapat sentuhan dana tersebut itupun bukan mahassiwa asal Kabupaten melainkan lebih mahasiawa dari Kabupaten paniai, dan kabupaten lain . “ Kemarin siang ketika dihbagi dana sekitar 30 mahasiswa yang terima mah bersal dari maha siswa rata dari Kabupaten Paniai, lalu mahasiswa Nabire yang harus menerima bantuan sebagai anak negeri tidak kebagian dana. Ini bukan ibukota Jakarta sehingga semua mahassiwa dari sabang sampai merauke harus mendapat dana . Roh otsus menghendaki agar orang asli Kabupaten Nabire yang tersebar di 17 distrik inilah yang berhak mendapat dana . bukan dari seluruh kabupaten di Indonesia . Kalau semua mahassiwa dibayarkan termasuk mahasiswa asal kabupaten lain, mengapa tidak dip[erhitungkan mahasiswa Uswim yang menjaga kota Nabire iini. “ Saya menilai sebagian besar mahasiswa yang mendapat bantuan ini mahasiswa asal kabupaten lain , sedangkan mahassiwa asal Kabupaten Nabire yang tersebar di 17 bisa dihitung denngan jari “ tegas feliks Makai salah satu mahasiswa IPB yang mengaku sedang merampungkan skripsinya namun dalam pembagian bantuan dana ini tidak mendapat kebagian .
Yance Pigome Ketua Forum Komunikasi Pelajar Mahassiwa Kamuu- Kabupaten Nabire di kota Study Jayapura yang juga Mahasiswa Stikom Jayapura yang sedang menyusun Skripsi menyoroti Kinerja pemerintah Kabupaten Nabire terutama Bagian Umum mengatur dana pendidikan ini semraut vdalam pendataan mahasiswa sebab banyak mahsiswa yang benar-benar memasuki akhir study tidak terdata dengan dimana sebagiannya masih ada di kampus masing –masing sedang menyelesaikan Skripsi, KKN,KKL, PKL juga konsultasi Skripsi. Sehingga keakuratan data mahasiswa yang dipegang itu hasil manipulasi dari ratusan oknum mahasiswa . Penyaluran bantuan ini tidak mengacu pada UU Otsus . semua mahasiswa disamakan . Semua dikasih. Tidak ada khususan putra asli Nabire . Semua mahasiswa disamakan.Terus penyaluran pada sasaran sebab mahasiswa sudah selesai kuliah juga turut mengatur bahkan mahasiswa semester bawa pun mendapat dana . Kami yang stufdy akhir mengalami hambatan bahkan sebagian besar mahasiswa yang sedang memasuki studi akhir tidak mendapat kebagian dana . Ini salah dosa yang harus ditanggung oleh pemerintah sebab semua ini akibat kesemrawutan pendataan mahasiswa akhir studi . Mahasiswa akhir studi di Jayapura misalbnya , bisa dihitung dngan jari tetapi mahasiswa yang sudah selesai pun ikut memasukan data yang tidak valid maka sebagian mahasiswa yang tidak dapat . Turut dikecewakan juga bahwa mahasiswa yang sudah selesai ikut mengatur banpek( bantuan pendidikan ) yang semestinya bukan tugas mereka . Mereka ikut menentukan siapa yang dapat dan tidak . Sementara ketua –ketua ikatan local dari setiap kota studi di Indonesia memiliki data mahsiswa pelajar . Mereka yang tahu siapa yang akan selesai kuliah . Namun pemerintah tidak manfaatkan ketua-ketua ikatan sehingga dalam pendataan pun diambil diluar sepengetahuan ketua ikatan . Maka jadi kesemrawutan . Tidak diberikan kepercayaan untuk memberikan kesempatan untuk mendata mahasiswa yang benar-benar memasuki studi akhir . Mereka benar-benar akhir studi yang membutuhkan masih tertahan di kota studi masing-masing , hanya kami tiodak tahu apakah mereka akan dapat dana atau tidak , sebab mereka sibuk dengan tugas-tugas akhir studi baik KKN, KKL, PKL, Penelitian , juga skripsi . Karena terbuai iming-iming jumlah dana yang besar maka tidak soroti bahkan justru terjadi banyak manipulasi data , baik dari mahasiswa sendiri, masyarakat , alumni , bahkan yang sudah PNS pun ikut bermain di dalamnya untuk manipulasi data baik identitas kemahasiswaan serta berkas lainnya untuk mendapatkan bantuan dana pendidikan . Banyak terjadi penyamaran diri sebagai mahasiswa studi akhir . Kalau memang inteletual kita tidak perlu terlena debngan situasi akan mendapat bantuan yang baru kali ini dibagikan dalam jumlahnya besar tetapi memberikan solusi agar memperbaiki kemajuan daerah . Bukan menimbulkan masalah . “ kami yang benar-benar mahasiswa akhir studi dan membutuhkan dana sangat tersisih jauh bahkan tidak mendapat kebagian . Sekarang ini tanggung jawab siapa “ kata Pigome yang mengaku sedang merampungkan Skripsinya di STIKOM Jayapura ini . Dari data mahasiwa akhir tugas ada pada setiap ikatan local namun yang diterima disini mereka yang mengaku ketua ikatan local lalu data bukan mahasiswa stdi akhir tetapi masih semester bawa bahkan alum ni . Semestinya harus ada kerjasama dengan ketua-ketua ikatan local yang ada di kota studi masing-masing .
Salah satu Melkias Mahasiswa akhir studi dari Kota Studi Sulawesi Utara yang tidak mendapat bantuan tersebut mengaku diri marah , sebab sudah sebulan datang di kantor Bupati untuk mengecekTerus dengan harapan akan mendapat dana tersebut namun akhirnya tidak kebagian maka kami mesti buat aksi suapaya dorang tahu bahwa Pasca pengrusakan kantor Bupati mengancam akan menhentikan bantuan pendidikan khusus bagi mahasiswa umum ,Kalau para mahasiswa yang sedang mengurus ppencairan dana pendidikan melakukan tindakan anarkis dengan merusak sarana kantor bupati . “ kalau sampai mereka melakukan pengrusakan , maka bantuan dana pendidikan bagi mahasiswa umum tahun 2008 nanti saya akan menghentikan . Dana bantuan pendidikan pendidikan hanya akan diberikan kepada mahasiswa tugas belajar . Bantuan dana pendidikan bukalah kewajiban pemerintah daerah untuk membayarkannya . Dan dana bantuan itu juga bukanlah hak mahasiwa itu. Tetapi bantuan dana pendidikan bagi mahasiswa umum ini merupakan kebijakan yang dikeluarkan bupati. “ Kalau saya sebagai bupati sudah mengambil kebijakan untuk membantu dengan dana pendidikan tetapi mereka melakukan tindakan pengrusakan ,saya menghentikan bantuan bagi mahasiswa umum ini “ urai Bupati .Bupati menyayangkan aksi pengrusakan kantor . Kebijakan pemerintah bertujuan untuk membantu mahasiswa tetapi justru ditanggapi dengan tindakan pengrusakan . “ Para perusak itu akan ditindak sesuai hukum yang berlaku . Saya sudah berjuang membantu mahasiswa tetapi malah dirusak “ tegasnya . Sementara itu dalam siaran pers Mahasiswa mengatasnamakan Mahasiswa Anak Negari Kabupaten Nabire , yang diterima suara perempuan mengatakan anak negeri Kabupaten Nabire menyesalkana dengan kejadian pengrusakan Aset Kabupaten Nabire ( kantor Bupati ) . Sesungguhnya dengan pembagian studi akhir dan kejadian pengrusakan kantor Bupati Nabire. Dalam pernyataan sikap disebutkan, pernyataan Sekda tanggal 29 agustus di depan para mahasiswa dari berbagai kota studi bahwa Nabire adalah kota sentral dari berbagai kota , Kabupaten Paniai, Puncak Jaya dan Nabire sehingga seluruh Indonesia berhak mendapatkan bantuan tugas akhir . Kemudian penyataan Bapak KABAG Umum ynag dilansir Papua Pos Nabire bahwa selagi Negara Republik Indonesia belum bubar, dana dimana saja diambil untuk dibayar seluruh mahasiswa , kemudian seluruh mahasiswa berhak mendapatkan dana pendidikan untuk study akhir sehingga tiodak boleh ada perbedaan asal Kabupaten,Suku. Mahasiswa yang bersangkutan hanya mendaftarkan di di bendahar lewat ketua-ketua ikatan mahasiswa se Indonesia dan persyaratan , kemudian mahasiswa yang bersangkutan hanya mendaftarkan diri di bendarahara lewat ketua-ketua ikatan local . Berdasarkan pernyataan yang di sampaikan sejumlah pejabat teras Kabupaten kepada public ini pihaknya mempertanyakan akan proses pembayaran nya . Sesuai persyaratan yang disampaikan oleh para pejabat ini memberikan peluang kepada setiap individu , mahasiswa baik semester bawa, semester akhir bahkan alumni menamakan diri sebagai mahasiswa study akhir dari berbagai etnis, suku,bangsa dan kabupaten . Dinilai Kabag Umum Kabupaten Nabire tidak bertanggung jawab atas pernyataan yang disampaikan di hadapan ratusan mahasiswa , karena sebagian besar mahasiswa masih belu dibayarkan . “ seluruh mahasiswa anak Negeri Kabupaten Nabire sangat menyesal dengan tindakan-tindakan yang diambil dalam proses pembayaran bantuan studi akhir . Proses pengmabilan data yang dilakukan oleh bendahara tidak selektif ( tumpang tindih) tidak berdasarkan data yang diambil oleh ikatan-ikatan local atau asal ada kartu Mahasiswa . Seluruh mahasiswa dari berbagai kabupaten diberikan peluang untuk mendapatkan bantuan Tugas akhir di Kabupaten Nabire . Kemudian Pejabat Kabupaten belum dapat membedakan mahasiswa asal Kabuapten Nabire yang berhak mendapatkan bantuan tugas akhir yang justru bertentangan dengan otsus. Maka Mahasiswa Anak Negeri Kabupaten Nabire menyatakan sikap tegas menuntut pengakuan hak bagi anak asli dalam wilayah administrasi Kabupaten Nabire untuk mendapatkan dana bantuan Tugas Akhir . Ada apa dibalik penmyaluran bantuan pendidikan diperuntukan bagi seluruh mahasiswa asal berbagai kabu[aten Nabire bukan hanya mahasiswa Kabupaten Nabire . Menuntut juga segera dibayarkan kepada mahasiswa yang berhak mendapatkan biaya study akhir “ tulis dalam siaran pers yang ditandatangani oleh mahasiswa asal 17 distrik yang tersebar di Kabupaten Nabire .

Yang Luput Dari Distrbusi Banpen Nabire

Imboyeni Manuaron salah satu mahasiswi Fakultas Hukum Universitas, Cenderawasih yang kini Sudah merampungkan Skripsi dan kini tunggu Wisuda . Namun karena tidak ada dana untuk menyelesaikan sisa kuliahnya , maka dengan terpaksa harus tunda pada bulan Maret 2008 . Ada kabar di Nabire sedang memberikan bantuan dana bagi mahasiswa akhir study maka Imboyeni dengan beberapa teman lainnya datang ke Nabire . Serta merta Perempuan asal Pulau Mambor Nabire ini distrik Napan ini memasukan surat permohonan serta persyaratan lainnya dengan harapan besar dana 3 miliar yang dikucurkan sebagiannya jatuh ke tangannya . Namun apa daya tangan tak sampai Perempuan ini tak dapat ke bagian . Padahal selama dua selalu menyambangi kantor , dari pagi hingga pulang sore , tahan lapar, panas, hujan di kantor Bupati . Selama proses penyaluran dana itu banyak terjadi deal-deal terjadi konflik namun mantan ketua Asrama Putri Nabire Peumnas I Waena Jayapura tetap berjiwa besar dan punya harapan akan mendapat bantuan dana sebab dirinya merasa benar-benar mahasiswa akhir study . Walaupun dalam keadan vsakit perempuan ini selalu sambangi kantor orang ini bersama teman-teman kuliah lainnya yang menunggu bantuan tersebut namun apa kata realitas . Hari terakhir tepatnya 29 agustus , sisa dana tinggal 500 juta dan saat itu giliran mahasiswa Jayapura , dengan penuh harap akan dipanggil namanya dari sekian teman lainnya , namun tidak juga pernah disebut -sebut .Tak berapa lama bendahara mengumumkan dana habis maka dengan rasa emosi, jengkel, kesal , sedih, bercampur berlari pulang ke rumah sebab didalam kantor bupati kacau . Dengan wajah murung ,badan lunglai tiba di rumah “ Saya sangat kecewa , kesal , juga marah sebab selama dua bulan ini selalu ke kantor Bupati tetapi tdak dapat bantuan dana . Padahal sudah rugi waktu, tenaga dan biaya yang tidak terhitung jumlahnya .Bagi saya tidak perduli tetapi , sangat kasihan kepada mahasiswa selalu datang dari kampung yang jauh , mereka tidak makan siang , siang tidak pulang kerumah sekedar istirahat tetapi selalu menunggu informasi terakhir lalu sore dengan cape-cape pulang ke rumah . Belum istirahat baik di rumah , pagi- pagi mereka harus menunggu taksi denmgan ongkos taksi yang mahal . Ini mereka datang bukan hanya satu tetapi selaama dua bulan lalu diatas kerugian itu akhirnya mereka tidak mendapat bantuan. Mahasiswa –mahasiswa inilah yang patut diberi perhatian sebab selama 2 bulan itu pula mereka tinggalkan tugas-tugas rutinnya baik yang sedang penelitian, KKN,KKL,PKL,juga menulis Skripsi yang akhirnya mereka tidak mendapat dana pendidikan . dan lebih ironis lagi kami harus tunda pada semester depan. Ini sudah merugikan kami denmgan sejumlah janji tanpa ada realitas. Kalau saja tahu nbahwa tidak akan dapat buat apa susuah datang ke kantor Bupati , Bantu orang tua di rumah saja kita bisa dapat 4 juta . Selama 2 bulan ini selalu meng “ tandasnya kesal. Agar mahasiswa tidak terlantar tugas-tugas utama mahasiswa sehingga terbengkai tugas akhir maka Kinerja pemerintah harus dirubah dalam memberikan pelayanan kepada public termasuk penyaluran bantuan pendidikan agar ada kesan baik dilami dan diarasakan public termasuk mahasiswa . “ Hampir tiap tahun , mahasiswa selalu dikecewakan dalam pelayanan pemerintah . Pelayan yang buruk memberikan tanda kesemrautan pemerintahan . Jangankan pelayanan public , mungkin saja pemerintahan kian buruk. Untuk dilakukan pebaikan kinerja pemeritah dalam pelayanan kepada public agar tidak preseden buruk membekas pada masyarakat umum . Hanya tiap tahun mahasiswa selalu pulang dengan kesan buruk dari pemerintaha Kabupaten Nabire . Seperti Tahun 2007 lalu dalam proses pembayaran sempat diakhiri dengan kacau, kemudian tahun inipun mengalami hal buruk yang sama . Lalu kapan pelayananterbaik maksimal yang diberilkan kepada masyarakat “ tandas Manuaron perempuan asli Nabire ini . Dalam proses penyaluran dana pendidikan pemerintah Kabupaten Nabire harus belajar dari Kabupaten lain agar tampak pemerintahan ini professional sedikit “ Kita banyak belajar dari daerah dalam proses penyaluran bantuan studi akhir bagi mahasiswa . Di kabupaten Puncak Jaya yang baru saja dimekarkan dari Kabupaten Nabire ini, . Pemerintah Daerah telah turun langsung mendata mahasiswa kemudian langsung kirim ke rekening mahasiswa masing masing mahasiswa , kemudian biaya sekolah langsung dibayar ke kampus –kampus. Mahasiswa tinggal kuliah . Tidak pikir setengah mati untuk mengurus bantuan ke pemerintah tetapi pemerintahlah yang melayani masyarakat atau mahasiswa . Atau Kabupaten Sarmi , setiap bulan mereka mendapat bantuan dari pemerintah , pelasjar mahasiswa hanya sibuk belajar dan mengurus urusan akademik mereka . Dari sinilih semestinya kita harus belajar agar tidak meninggalkan kesan buruk kepada mahasiswa , yang ketika selesai kuliah mereka akan datang mengabdi kembali ke Nabire. Untuk itu kinerja pemerintahan harus dirubah “ urai Manuaron .
Imboyeni Manuaron yang terdaftar sebagai Mahasiswa Fakultas Hukum ini sudah kesekian kailinya luput dari bantuan studi yang dikucurkan pemerintah Kabupaten Nabire “Saya sudah dua kali lewat dari bantuan , walaupun sudah melengkapi segala persyaratan diisyaratakan pemerintah . Tahun 2007 lalu sewaktu saya KKN , tidak mendapat bantuan yang sempat berakhir dengan konflik, tahun ini luput dari bantuan . Kalau saya selesai kuliah pasti akan kembali mengabdi nabire sebagai perempuan Nabire tetapi selalu diluputkan, sementara mahasiswa bukan asli Nabire ( kabupaten lain ) dengan seenak mendapat bantuan .Selalu luput dari bantuan ini bukan hanya seorang diri Imboyeni tetapi banyak teman-teman juga luput dari bantuan seperti Yanuarius Pigome Mahassiwa STIKOM Jayapuara , Agustina Adii FKIP Sejarah sedang menjalani KKL , Martinus Agapa FKIP uncen yang akan wisuda tanggal 5 september , mahasiswa STIKOM yang sedang memasuki ujian Skripsi, Angkian Goo Mahasiswa Unipa manokwari sedang penelitian , Edmond Pokuway Mahasiswa STIH Manokwari sedang Penelitian , Felik Makai IPB Bogor Frans Pigome, Mahassiwa Fakultas Hukum Uncen , Robertus Pigome KKL Yacobus Dogomo , Yesaya Pekey USTJ Jurusan Elektronik , Antonius Gane Sedang KKN USTJ J ayapura , Patricia Goo Jurusan Informatika USTP sedang KKN Lukas Samori FKIP uncen sedang KKL Lerry Wator FKIP Uncen sedang menjalani KKL ,dan saya sudah tahu lagi mahasiswa Nabire dari kota studi lainya . Dari sekian mahasiwa , inilah yang saya tahu sementara mahasiswa lain yang saya belum kenal banyak yang terlupakan dari sentuhan bantuan dana pendidikan ” katanya Pemerintah kabupaten Nabire mesti banyak belajar dari kabupaten lain sebab kinerja pelayanan kepada public terkesan sangat buruk , buktinya setiap tahiun mahasiswa datang memohon bantuan selalu diakhiri dengan aksi kekerasan . Ini menandakan system pemerintahan dan pelayanan Kabupaten Nabire yang semrawut maka mahasiswa selalu kembali ke kota study dengan membawa kesan stigma buruk. “ Sekali saja berikan kesan yang baik kepada mahasiswa , sebab kita selesai kuliah tetap akan kembali Kabupaten ini . Maka ke depan mesti ada perubahan kinerja kerja dari pemerintah “ harap Imboyeni (Emanuel Goo )

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda