Selasa, 01 Januari 2008


Epouto , pada dua dasawarsa lalu tersohor hingga keluar Negeri . Dimana dengan kehadiran para misionaris mampu mengharumkan kota mungil yang berada dipinggiran danau Tage . Para misionaris selain menye-barkan agama ,juga membuka pusat pengembangan masyarakat ,baik pendidikan formal maupun pendidikan non formal , sehingga orang pernah menginjak kampong kecil ini selalu mengenangkan. Semenjak dipindahkan berbagai faslitas pengembangan masyarakat dipindahkan maka otomatis pula redup ,hilang ditengah derunya pembabangunan Nasional dewasa ini .
Kata Epouto terdiri dari dua kata yakni epoo dan uto. Epoo artinya ditengah , atau gede /gendut /sehat. Sedangkan Uto artinya tunggul atau sisa tebangan. Jadi Epouto menjadi pengertian suatu daerah yang letaknya di tengah-tengah serta alam dan manusianya sehat,gede gendut, tetapi suatu kelak akan tinggal tunggul kalau tidak ndiperhatikan dan diperbaharui bersama. Acapkali pemberian nama oleh leluhur kita kepada manusia atau suatu kampong ,gunung , atau dusun dan kepada apapun tidak sembarang. Mereka memeberi almamater itu sesuai dengan ramalannya tentang nasib yang akan dialami dan dirasakan pada suatu zaman. Sekian banyak ramalamn para leluhur kita telah dan sedangt terungkap lewat perubahan-perubahan dunia zaman ini . Para Leluhur orang Mee pernah berkata “Deiyai Waiyai Mugupoutai” buktinya jalan Trans Papua telah berhasil masuk di Pedalaman Papua melewati gunung Deiyai. ‘” Awigipopo Uwagipopo “ telah menjadi kenyataan dengan masuknya jalan darat dari barat Papua menuju Timur Papua melewati kali Yawei yang nama jembatannya adalah Awigopopo. Sementara yang belum menjadi kenyataan adalah “Uwagipopo” , yakni jalan dari timur menuju Barat Papua .
Fenomena Epouto identik dengan kedua contoh di atas. Pada waktu misionaris berada dan bekerja disana Epouto dielukan dengan julukan kota kecil yang indah dan terpesona. Segala Sumber daya alamnya sehat ,gendut dan gede ; demikian pula kasih dan cinta umat Paroki Tage Biru Kepada sesama sehat dan gendut. Pendidikan formal dan non formal seperti P-5 , SKB ,Karya Mulia, SMP YPPK, berawal di Epouto .Seperti kata Epoo, semua oramng dari dari berbagai penjuru DATANG DI Epouto untuk menimba ilmu dan ketrampilan juga semua usaha apapun berbahasil dengan baik. Tak ketinggalan juga mutu manusia yang menyelesaikan pendidikan di Epouto, sudah meraih kursi –kursi pembesar, seperti ,Philipus Kum (Alm.) mantan Bupati Puncak Jaya , Drs. A.P.Youw Bupati Nabire , Yanuarius Douw Mantan Bupati Paniai, Teddy Kedeikoto anggota DPR MPR Jakarta, Amatus Tatogo Kepala BPMK Kab. Paniai, Ausilius You Kepala Dinas P dan P Kab. Mimika , Pater Nato Gobay,Pr, Pater Yan You, Pr, Pater DR.Neles Tebbay, Pr, dan begitu banyak pejabat yang telah berhasil yang tidak disebutkan satu per satu.
Kini Epoo menangis karena tinggal uto. Semua kekayaan Tage Biru sudah dilahap habis-habisan , kasih umat yang sehat dan gendut kian mengendur , para misionaris belanda sudah lama pulang dan ada yangBerpulanng Kepada Yang Kuasa , SKB sudah dipindahkan di Enarotali, Karya Mulia telah digeserkan Dienarotali dan Moanemani, P-5 sudah lama bertolak ke Moanemani. Akhirnya 1981 SMP YPPK pun di daratkan di Moanemani . Kini tertinggal Uto atau Tunggul yakni bekas asrama SMP yang kini disebut PPK ,Pastoran, gedung SD YPPK beberapa gedung /rumah milik misionaris , mesin diesel tua , speed boat tua milik petugas pastoral, Semua sejarah ini menjadi kenangtan yang tak terlupakan bagi umat paroki Tage Biru. Kini hanya bermimpi demi mimpi ,kapan akan kembali Epouto sudah pergi sejak 20 tahun yang lalu. Ia telah pergi selamanya, Ia tak akan kembali tanpa banting tulang dan mencucurkan keringat. Demikian refleksi iman umat yamg berdiam sekeliling danau Tage Biru.
“Maka atas kerja umat dengan pastor Paroki, pada Hari ualang Tahun Paroki Epouto 4 oktober 2006, berhasil meresmikan “ Penginapan Epoo” . Pada upacara itu hadir juga Bapk. Amatus Tatogo Ketua Yayasan Tilemans YPPK Kabupaten Paniai dan Ibu Kristin mewakili Pater Dekan Dekenat Paniai sementara ikut acara Kaul Kekal bagi suster Ida Kuayo di Manado. Penghuni selama delapan kedepan iini sebanyak delapan anak laki-laki. Menurut rencana tahun pelajaran 2007/2008 akan dibuka asrama putri. Tetapi harapan ini akan terjawab atau terealisasi apabila kita bersama bergandengan tangan memperjuanggkan. Untuk Tahun ajaran 2007/2008 akan diklakukan penerimaan penghuni dan direkut bukan hanya dari satu SD saja tetapi dari mberbagai Sekolah Dasar yang ada di distrik Tigi“ demikian dikatakan Esau Tekege , Pembina Penginapan Epoo Paroki Epouto kepada Media ini ,,ketika ditemui belum lama ini(20/04) di Enarotali. Pertanyaan masyarakat mengenai “sekolah prioritas “ tak pernah terhenti. Rasanya sudah kelewat . ada sekolah priritas? Apa maksud dan tujuan yang hendak dicpai melalui prorses prioritas?Apa yang sudah dan sedang dan akan diprioritaskan ? Siapakah yang akan tangani? Pertanyaan demikianlah yang terlontar dari Esau Tekege, salah satu guru SD YPPK Epouto di Enarotali (19/04) mengawali ia perbincangan lebih jauh dengan kontributor Media ini Paniai kepada media ini.
“Kalau dipandang kembali fenomena program sekolah prioritas yang digalakkan keuskupan Timika maka 10 tahun telah berlalu. Impian tetap impian sebab memang itu adalah impian yang jawabannya tak mampu diduga dan tidak akan pernah terduga andaikata kita semua menjadi suporter. Bertubi-tubi Pertanyaan mengalir bagaikan air terjung arah dimana aku berada. Ketika daku terasa tidak mampu menjawab semua pertanyaan, dalam dalam buku hanya dengar, mengapa saya aku yang terpanggil untuk hidup dan berkarya ditengah umat yang rata-rata petani dan hanya berpendidikan hingga tingkat SD bahakn sebagian dari mereka adalah buta huruf sehingga mengerti dan memahami sesuatu masalah tidak sebanding mereka yang ada dipinggiran kota ? namun hal kami selalu diperkuat oleh salah satu kata mutiara yang berbunyi “ engkau di utus ke ladangg yang tandus untuk mengolahnya hingga menjadi subur”. Kalimat inilah yanvg akhirnya menjadi peluruh ampuh untuk memdidik hatiku yang penuh dengan segala sikap pemberontakan terhadap kenyataan serta segala pertanyaan berkaitan dengan sekolah prioritas kita , kata sekretaris Pengelola asrama penginapan Epoo untuk anak –anak SD ini.. Dengan lincahnya, dunia ini sudah, sedang dan akan mengalami perubahan yang pada akhirnya mau tidak mau, atau tidak akan mempengaruhi segala dimensi keebhidupan khususnya pendidikan anak-anak kita. Dalam rangka mengantisipasi persoalan ini maka sekolah prioritas dinilai sebagai suatu momen yang tepat untuk segera mengarahkan dan membawa anak keluar dari taufan yang diduga akan mengombang-ambingkan pendidikan serta perkembangan iman anak.Anak – anak adalah titipan dari Allah dalam keluarga-keluarga. Allah turut melimpahkan segala tugas dan tanggungjawab kepada para orang tua untuk membesarkan dan mendidik mereka, sehingga pada gilirannya mereka juga berhasil bertemu dengan Tuhan Allah, oleh karena itu kita harus menjawab tugas yang mudah itu dengan cara melibatkan diri dan ikut ambil bagian dalam tugas-tugas demi memajukan perkembangan Sekolah Prioritas itu (siapkan jalan Tuhan ) bagi anak-anak kita.Maksud dan tujuan adalah menyangkut hasil yang harus kita perjuangkan melalui keikutsertakan itu sendiri. Seorang petani menanam benih kol, ia tidak akan pernah memetik hasil pada keesokan harinya, melainkan ia akan petik hasil setelah lima bulan kemudian.perjuangan untuk mencapai tujuan prioritas identik dengan cerita seorang petani kol diajar tegas guru kelas SD YPPK Epouto “Bukit Pinus Paniai Keuskupan Timika ini. Tidak masuk akal , ditanyakan tentang hasil sebelum berkebun, sekolah prioritas merupakan lahan yang tepat untuk kita berkebun, persoalan sekarang adalah bagaimana lahan itu kita olah ? bagaimana memilih benih yang unggul ? bagaimana kita menaburkan benih yang itu ? Bagaimana kita memberi pupuk pada benih yang telah kita menaburkan itu? Bagaimana kita merawat tanaman itu sampai bisa mendapat hasil yang cukup memuaskan bagi kita semua ?, itulah tugas tanggug jawab para orang tua, sesuai dengan panggilan kita sebagai apa dihadapan Sekolah Prioritas.Apakah yang sudah, sedang dan akan diprioritaskan ? untuk menjawab pertanyaan ini, layaknya tanyakan terlebih dahulu tentang diri kita masing-masing siapakah kita dihadapan sekolah prioritas? Apakah orang tua murid berstatus petani? Apakah orang tua murid berstatus pengusaha atau pegawai negeri ? apakah pejabat pemerintah yang punya hak berbicara kepada Pemerintah yang lebih luas? Apakah Pengurus Yayasan ??? Apakah Guru ??Dengan mengetahui diri dan tugas dari tiap kita, maka terketahui pula apa yang sudah, sedang dan akan aku prioritaskan dari bagian yang menjadi tanggungjawab. Jadi prioritas yang dimaksudkan adalah “ suatu rencana dari kita masing-masing ataupun secara bersama organisasi untuk memberi dan menyumbang dari apa yang ada pada kita sesuai dengan bidang tugas yang telah di rahmatkan oleh Tuhan Allah”.Siapakah pemilik sekolah prioritas ? jawabnya singkat saja bahwa : “sekolah prioritas itu milik kita bersama”. Sekolah itu milik Pemerintah, milik umat, milik orang tua, milik yayasan dan guru adalah pelaksana dilapangan. Untuk menjaga kebutuhan sekolah prioritas maka hal yang diharapkan adalah bersatu membangun serta memajukan sekolah, sebab sekolah itu lahan dan oleh Allah kepada kita, terang pria alumni IPI Filial Waena Jayapura ini. Allah mau manusia harus belajar, karena dengan belajar manusia akan memahami segala kehendak-Nya. Ingatlah anak Allah yakni Yesus, ia mempunyai 12 murid. Ke12 orang itu Yesus kumpulkan bukan sekedar untuk selalu berpiknik, melainkan untuk di ajari sebanyak mungkin hal demi manusia di dunia dari jaman ke jaman dengan kekuatan ajaran yang mereka dapat dari Sang Guru Yesus, mereka siapkan jalan bagi Tuhan untuk bertemu dengan kita dan sebaliknya, kita bertemu dengan Allah kita melalui jalan yang telah siapkan oleh para Rasul itu, (jadi, disimpulkan bahwa pendidikan yang kita peroleh lewat sekolah itu juga adalah milik Tuhan Allah) tandas alumni SPG Taruna Bahkti Waena Jayapura . Ditambahkan pertanyaan-pertanyaan kecil pada pertanyaan besar diatas ini, biar pertanyaan besar itu lebih jelas: saya buat apa, sesuai status dan bidang tugas saya dihadapan sekolah prioritas ? kita buat apa sesuai bidang tugas mu dihadapan sekolah prioritas ? dia buat apa sesuai bidang tugas dia di hadapan sekolah prioritas ? mereka buat apa sesuai bidang tugas mereka di depan sekolah prioritas ?Saya buat apa sesuai bidang tiugas saya di hadapan sekolah prioritas ?. Kita mestinya menghilangkan induk pertanyaan serta anak pertanyaan di atas ini dengan satu kata, namun kata itu ditentukan oleh suatu kesepakatan bersama”; Kalau ada kesepakatan bersama maka pada “pembagian tugas”. Pembagian tugas yang tegas dan jelas akan menghilangkan segala pertanyaan induk sampai dengan anak pertanyaan.Selama ini terasa ada pembiaraan tugas, bahwa kurang jelas kepada siapa tugas itu dibebankan ? ketika ditanya dengan pertanyaan “siapa tanggungjawab apa dari bagian –bagian yang mau diprioritaskan ?, Demikian tanggapan Tekege mengenai sekolah prioritas, tulislah ini tidak bermaksud mengkritik dan menggurui semua pemerhati program, sekolah prioritas, melainkan ini bermaksud mengingatkan kembali tentang sekolah prioritas dan tugas kita masing-pmasing realitas membutuhkan.KBK PAK wajah Budaya Matedee ? Kita bersama kembali melihat Budaya “matedee”yang sudah lama berkubur didepan mata Suku Bangsa Mee!Betulkah,bahwa KBK PAK Identik dengan budaya matedee,pantaslah bahwa dengan kekuatan iman,kita menjadikan yesus sebagai Guru besar dan tokoh idola dalam melaksanakan pelajaran Agama Katholik.Dalam rangka usaha memanusiakan manusia,yesus menggunakan berbagai macam metode/cara.Beberapa metode yang dipraktekkanNya antara lain seperti:Tanya jawab,Khotba,menceritakan perumpamaan,senyuman,sapaan,teguran,nasehat,berdiam dengan maksud memancing suatu kerinduan pada para murid atau pengikut, mendaki bukit, mengunjungi, memberikan aku untuk merenungkan atau merefleksikan diri,pemberian waktu untuk merubah diri,memberikan waktu untuk buat sendiri,dan lain-lain. Manusia memang lemah,tingkat kemampuan untuk berfikir,mengerti dan memahami sesuatu pada prinsipnya berbeda antara satu dengan yang lain.Demikian pula semua orang yang perna mengikuti yesus dengan maksud mendengarkan ajaran tentang kerajaan Allah.ada kelompok ibu-ibu dengan anak-anak mereka,ada kelompok pemuda dan pemudi,ada kelompok remaja,ada kelompok tua-tua adapt,ada juuga kelompok ahli taurat,ada kelompok farisi,serta berbagai kelompok yang lain. Untuk mengatasi maedaan mengerti dan memahami yang diakibatkan oleh perbedaan umur dan latar Belakang pengetahuan ini,maka yesus menggunakan alat peraga dengan maksud dari semua pengajarannya. Kendati demikian yang digunakan oleh Yesus bukan seperti alat peraga modern yang kini dipakai oleh semua orang dipenjuru dunia,tetapi justru manusia,binatang,tumbuhan dan segara isi bumi dimamfaatkan oleh Yesus sebagai alat peraga yang itu. Semua burung-burung diudara maupun ditanya mampunyai sarang untuk pembaringan mereka,tetapi anak manusia tidak mempunyai rumah untuk beristrahat,demikian kata Yesus. Yesus memang tidak memiliki suatu balai atau aula untuk menampung semua pengikutnya. Dipinggir jalan,diatas danau,dipinggir danau, kali/sungai,bukit,gunung,bait Allah,dipasar,bagi Yesus semua tempat menjadi layak untuk mengajar. Yesus memang guru yang benar,walaupun guru dan keguruan yang miliki oleh Yesus,tidak pernya diajar oleh dosen siapa pun. Ia tidak pernah belajar didaktik metodik,kalau demikian maka “pribadi Yesus adalah Guru,pribadi menjadi keguruan,pribadi menjadi didaktik metodik dan pribadi Yesus justru menjadi sumber segara kreativitas mengajar”. Semua sikap, tingka laku, bahasa, mimik, tatapan, senyuman, pemberian tempat dan waktu bagi pengikut-nya, cara memilih dan memanfaatkan alat peraga,kunjungan dan menjelajah,ini semuanya adalah kretifitas Yesus yang layaknya patut kita ambil bagian dari kreativitas itu”. Jika kehilangan kreaktivitas ketika kita melaksanakan PAK,maka ingatlah Yesus yang menjadi sumber kreaktifitas mengajar (Yesus Idola Guru pAK)” urai pria alumni SMP YPPK Moanemani ini . Dampak selama ini bahwa guru PAK dengan setia dan srius mengajar pelajaran Agama khatolik didalam ruangan kelas peraktek seperti inimenimbulkan suatu indikasi bahwa guru hanya mengajarkan ilmu tentang agama sementara daya cipta,daya gerak dan lain sebagainya tidak diperhatikan oleh sang guru harapan satu-satunya oleh para bocah. Beranjak kita untuk lebih memperhatikan bidang-bidang yang selama ini dinilai terpendam dalam diri peserta didik yakni: ketrampilan ,daya cipta, kemampuan,sikap dan nilai kiristiani yang kiranya boleh dapat dipakai untuk hidup dan bekerja dimasyarakat sepajang masa. Segala kemampuan serta daya yang dimiliki oleh anak-anak didik ini telah lahir bersama kelahiran mereka sebagai manusia didunia ini. Karena itu,tidak benar kalau daya yang dimiliki anka-anak itu dibiarkan begitu saja tertimbun dalam dirinya. Berkaitan dengan ini maka dalam proses pelaksanan PAK,guru selalu berusaha menuntun,mendorong dan mengarahkan anak agar segala pada adanya terangkat kepermukaan sehingga mereka dapat menemukan,menyadari,memahami,dan memakainya dalam hidup serta bekerja di masyarakat sepanjang masa. Untuk menjawab pernyataan diatas ini,maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh para guru agama katholik adalah selain dalam proses pembelajaran PAK,guru bukan belajar ilmu apa yang akan guru ajarkan kepada para anak kita.KBK PAK menhendaki guru belajar bagaimana belajar, artinya diharapkan kepada guru untuk belajar bagaimana cara mengantarkan anak didik agar mereka dapat mengalami suatu proses sehingga dirinya menjadi mampu sepanjang hidupnya.sebuah contoh sikap “tidak benar bahwa guru memberikan ikan kepada anak untuk dimakan habis,tetapi berikan kail agar ia mampu mencariikan sendiri sepanjang hidupnya. Maka kata Tekege bahwa proses pembelajaran PAK tidak harus dilaksanakan dalam ruangan kelas tetapi juga dialam terbuka. Bagaimana cara membahas suatu pokok bahasan bidang studi agama katholik dialam terbuka? Pada dasarnya tidak semua materi bidang studi agama harus dibahas dialam terbuka,namun harus mengunakan alam terbuka sebagai tempat yang wajar untuk melaksanakan pembelajaran proses PAK.berikut ini dua buah contoh menbahas materi PAK dialam terbuka,tetapi contoh ini bukan merupakan yang vocal.pilihan yang mutlak adalah kreatif mengajar dari teman-teman guru yang bersumber pada kereatif Yesus (idola kita).Budaya “Matedee”Matedee adalah pemberian waktu dan tempat yang seluas-luasnya kepada orang yang belum mampu melakukan sesuatu secara baik dan benar agar ia melakukan berulang kali sampai dapat melakukan sesuatu secara baik dan benar . Matedee adalah pemberian waktu dantempat kepada orang yang bersikap dan bertingkah laku tidak sesuai dengan apa yang diharapakan oleh kebiasaan budaya. Matede adalah pemberian waktu dan tempat kepada orang yang bersikap dan bertingkalaku tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh kebiasaan budaya. Matede adalah pemberian waktu dan tempat kepada si pelanggar kepada hukum adat atau kepada si pemalas yang disertai dengan pendampingan dari orang tua atau yang di tuakan dikampungnya hingga ia dapat menyadari dan menemukan diri. Matede adalah pemberian nasehat,arahan saran,pendapat,serta opini dari orang tua kepada semua anak dirumahnya atau disatu kampung.Matede merupakan suatu proses penyadaran kepada orang-orang khusus dengan maksud suatu kelak mereka dapat menemukan dirinya. Beberapa contoh proses penyadaran pola:”Budaya matede”. Tekege mencontohkan kepada anak laki-laki,sang ayah mengambil jubi dengan segala peralatan yang lain untuk buat anak panah. Ayah mengajak juga anaknya mempersiapkan semua peralatan untuk buat anak panah. Ayah memasang api,menghaluskan rotan menjemur jubi sampai akhirnya sebuah anak panah jadi siap pakai (Orang tua buat anak menirukannya). Lain lagi,anak yang tidak cari kayu api,pada sore harinya tidak dipersilahkan duduk menjemur badan dipinggir tungku api. Bagian ubinya disimpan dulu,nanti anak sudah lapar barulah diberi makan. Atau pada kasus lain anak yang malas timbah air sore itu kepadanya tidak diberi minum walaupun dikasih makan. Atau lain lagi bahwa bagi anak-anak Mee ,telinga babi yang henak dipotong menjadi makanan awal sebelum makan dagingnya. Tetapi bagi anak-anak yang malas jaga atau memberi makan pada babi selagi masih di piarah,kepadanya tidak akan diberikan bagian telinga babi. Bersama sang ayah putranya diajak untuk buat pagar. Anak akan diberikan tugas memagari salah satu bagian. Pada pertengahaan pekerjaan ,ayah atau yang dituakan akan datang memeriksa hasil kerja dari anak. Ayah akan menguji kekuatan dari pagar yang dibuatnya dengan cara menendang pagar yang telah dibuat anaknya. Kalau roboh maka anak akan sadar bahwa hasil kerjanya tidak terbobot,sehingga anak akan mengulangi pekerjaan itu sampai pagar itu bisa bertahan kuat kalau ditendang oleh ayahnya atau yang dituakan.bersama ayah anak menuju ke hutan untuk cincang papan atau pagar beberapa belahan kayu akan diberikan kepada anaknya untuk melakukan pekerjaan cincang(ayah pun melakukan hal yang sama). Setelah lima/enam lembar dicincang,ayah memeriksa dengan cara menggosok telapak tangannya pada lembaran papan yang telah dikerjakan oleh anaknya.kalau dirasa masih kassar maka papan itu akan dicincang lebih kasar lagi oleh sang ayah, supaya anak mencincang ulang sampai lebih halus dari cincangan awal.para remaja dituntun membagi ubidirumah laki-laki,awalnya hitung orang ada dalam rumah laki-laki.kalau ada 12 maka 12 ubi yang agak besar disatukan menjadi satu tumpuk. 12 ubi ukurannya yang sedang disatukan menjadi satu tumpuk.begitu terus sampai yang terkecil 12 buah disatukan menjadi satu tumpuk. Lalu ambil satu-satu ubi dari setiap tumpuk ubi kemudian berikan kepada tamu yang tertua.demikian terus sampai semua orang yang ada dalam rumdah harus mendapat bagian. Apabila tamu atau yang tertua dalam rumah itu tidak mendapat bagian yang pertama maka oleh yang dituakan dalamrumah itu akan mendesak kepada para remaja untuk mengulang membagi ubi dengan mengutamakan tamu atau yang dituakan dalam rumah tersebut. [mau dikatakan bahwa dalam kehidupan ini harus menghormati tamu atau yang dituakan dalam suatu rumah /tempat tugas]. Kepada anak perempuan,menyiapkan kulit kayu yang gunanya untuk membua noken.mama memintal tali,anaknya menirukan hingga menjadi noken.demikian pula membuat ebai[jala ikan].kemudian mama mengajak putrinya memasak makanan.setelah masak,putrid akan membagikan ubi kepada semua orang yang ada dalam rumah tersebut.ibunda akan meminta ubi yang agak mentah atau yang agak hangus,selanjutnya ubi tersebut ibundaletakkan pada tempat makanan babi[putrid akan penasaran ada apa dibalik sikap sang mama].kalau putrinya sudah berumur kira-kira berumur 13 tahun keatas,ibunda pura-pura akan sakit.semua tugas sebagai ibunda dalam rumahdilimpahkan kepada putrinya selama 3 sampai 7 hari dengan maksut hendak menguji sejauh mana sikap keibuan dari gadis tersebut.setelah beberapa hari berlalu,ibund akan memeriksa semua cara kerja putrinya dikebun,dipinggir rumah,diperahu,bagaimana cara sang putrid memperhatikan memberi makan kepada adik-adiknya atau memelihara babi dan lainnya. KBK PAK mengajak untuk lebih banyak memperhatikan berbagai kemmampuan yang dimiliki oleh anak yang selama ini dimiliki oleh anak.agar segala kemampuan anak itu terangkat kepermukaan,maka hal yang perlu diperhattikan oleh kita adalah harus belajar bagaimana cara mengantarkabn anak supaya ia dapat menemukan dirinya,bukan belajar ilmu yang kita ajarkan.Demikian pula budaya matedee praktek budaya ini tidak perna belajar ilmu melainkan yang dipraktekkannya adalah justru cara-cara pendampingan yang memungkinkkan orang menjadi dewasa dalam kehidupan bermasyarakat. Dilihat dari kesamaan maksud dan tujuan ini maka pola Yesus mengajar umat pada waktu itu ,janganlah kita lupakan. KBK PAK mengajar kita tentang pola Yesus mengajar dan pendidoikan buddaya “Matedee” justru prakteknya yang sudah lama berakar pada kehidupan manusia . Oleh karena itu guru harus berjuang mengerti dan memahami bagaimana cara membawa, menuntun ,mengantarkan anak agar melalui proses pengajaran PAK anak dapat menemukan diri untuk pakai sepanjang hidupnya . Maka diharapkan dalam proses pembelajaran PAK ,unsure pendekatan budaya Matedee kiranya menjadi salah satu alternative tanpa mengurangi alternative lain yang telah ditawarkan oleh KBK itu. Kalau kehilangan kreativitas ketika melakukan PAK ,ingatlah Yesus yang penuh dengan kreativitas karena Dialah sumber kreativitas . Emanuel Goo Enarotali- Paniai

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda