Senin, 14 Januari 2008

Merry Yoweni, Perempuan Menggapai Via Informasi




Berbicara bebas, tegas, lantang, lugas tapi menyentuh sasaran pembicaraan , itulah khas seorang perempuan Papua yang bermukim di Nabire. Tak lain Dialah Merry Yoweni, SE Aktivis OXFAM Great Britain Nabire yang telah lama malang melintang di dunia LSM. Mulai dari penghubung Asisten Penghubung Internasional di kota Sorong hingga kini menjabat sebagai Officer Logistik Oxfam Nabire (Kepala Logistik Oxfam GB Nabire).
“ Perempuan Papua perlu mendapatkan kemudahan informasi yang baik agar meningkatkan kehidupan perempuan yang hidup dibawah keprihatinan dan buta akan informasi. Bangun perempuan dengan informasi yang baik supaya ada perubahan di dalam kehidupan diri, keluarga, dan masyarakat serta adanya daya saing dengan perempuan lain. Untuk dirinya mengaku berupaya mendirikan Center Informasi bagi kaumnya, urai perempuan kelahiran Nabire yang fasih bahasa Inggris, Prancis, Jerman hingga pernah Kuliah di Prancis selama 1,5 tahun. Saya memiliki tujuan hidup mau bersaing dengan perempuan lain yang keluaran Universitas Ternama. Dengan pengetahuan yang dimiliki Merry hendak berbuat sesuatu yang bermanfaat kaum perempuan lain, terang Yoweni mantan Kepala aksi melawan kelaparan di Waghete (1997 – 1998).
Karena itu harus merubah kebiasaan yang tidak pada zamannya lagi, kumpul cerita-cerita sambil makan pinang atau duduk menfitnah orang lain dengan menghabiskan waktu yang sebenarnya kita gunakan untuk bekerja, sebab era globalisasi, era kompetitif maka harus bekerja dan bersaing secara sehat agar menuju perempuan mandiri. Perempuan tidak bisa lagi santai dan dimanjakan oleh alam, sebab zaman cepat berubah dan menuntut kita untuk bekerja. Untuk itulah perempuan dipacu dan memacu diri agar berkompetitif, tegas Merry yang pernah jadi Operator radio sejak masih SMU, ini. Dirinya mengaku berupaya memacu diri dari SMU, dimana saya jadi Operator Radio. Di situ saya kerja part time (setengah hari) sekolah di SMU Negeri 752 sambil bekerja disebuah radio. Dari sanalah saya melakukan suatu upaya produktivitas, sambil sekolah sudah dapat menghasilkan uang sendiri.
“Posisi perempuan dalam kehidupan sehari-hari sangat memprihatinkan dan rentan dari pelecehan dari laki-laki baik pelecehan seksual, maupun pelecehan lainnya. Perempuan itu mampu hanya kurang adanya akses informasi, motivasi dan kemudahan demi menaikan tirasnya. Sangat memilukan pula ada perempuan mampu melakukan sesuatu lebih dari laki-laki tapi diatas kemampuan itu acapkali terjadi pelecehan terhadapnya, katanya mantan karyawan Freeport Indonesia departement enviroment ini. Selama laki-laki menganggap perempuan tidak sejajar sebagai mitranya tidak akan ada perubahan berarti maka perempuan sendirilah memunculkan motivasi guna melawan ketidak sejajaran sambil mencari kemudahan informasi edukatif demi menaikan tirasnya. Sepanjang tidak ada penghargaan terhadap perempuan sebagai mitra kerja bagi laki-laki, tak perlu muluk-muluk mengharapkan akan ada perubahan dan lebih lagi bahwa selama perempuan ditekan, dan tidak dilibatkan dalam berbagai usaha entah apapun usahanya tidak akan berhasil, sebab potensi perempuan yang raksasa ditidurkan oleh pria. Padahal kalau ditilik isi benak perempuan mampu memanage sesuatu dengan lebih baik ketimbang laki-laki,” papar Yoweni yang pernah dikontrak Pemda Nabire untuk mengajar bahasa Inggris kepada Kepala Dinas dan Kepala Bagian Kabupaten Nabire ini. Jika mengoptimalkan seluruh potensi perempuan, maka 70% dari keberhasilan orang Papua atas karya perempuan, sebab kontribusi perempuan cukup besar bagi semua pihak (laki-laki, keluarga, masyarakat, pemerintah). Hanya saja laki-laki menekan, hak-haknya dalam mengakses berbagai informasi yang sepatutnya diketahui oleh perempuan, tandas perempuan kelahiran 1977 yang pernah kuliah di Prancis ini.
Keterlibatan perempuan dalam kegiatan di Oxfam cukup besar, dimana disiapkan kader, diskusi dalam pembuatan bak air, jamban dan lainnya. Perempuan lebih dilibatkan sebab dalam penggunaan dan perawatan merekalah yang lebih tahu, urai alumni STIE Pionier Manado kepada suara perempuan pekan lalu.
Pengalaman adalah Guru terbaik bagi kita, belajar dari pengalaman masa lalu demi mencari hidup yang lebih baik dengan mengakses informasi yang efektif. Sebab dewasa ini sekalipun kuliah hingga perguruan tinggi dengan daya intelektual tinggi, tapi buta dengan informasi maka kita sudah ketinggalan jauh. Sekarang kita harus lompat dari ketertinggalan, sebab kita sudah jauh tertinggal, sementara kita masih di darat, orang lain sudah sampai di bulan. Karena itu kita harus lompat yang disuport dengan informasi yang baik, tandas mantan Guru Bidang Studi Bahasa Inggris SMU Advent Nabire ini.
Dirinya mengaku lebih cenderung kerja di LSM sebab tempat mengekspresikan kebebasan berbicara, bebas, kritis, lugas, maka lebih baik menekuni dunia LSM. Dari keterbatasan saya bisa memberikan sesuatu yang bernilai bagi perempuan lain.
Kontribusi perempuan dalam pembangunan ekonomi di daerah Nabire 60% seluruh level atau kategori ekonomi lemah, menengah. Perempuan sangat berperan dan memberikan kontribusi yang besar sebagai Pendapatan Asli Daerah. Jualan pinang mungkin menurut orang lain usaha kecil tapi itu dasar penghasilan ekonomi PAD meningkatkan income keluarga maupun daerah berangkat dari usaha kecil. Lebih bagusnya kita belajar dari negara Jepang. Mereka bekerja keras, gengsi urutan terakhir. Keluarga (anak dan isteri) dapat terjamin, bisa makan, sekolah, yang penting ada support dari keluarga. Keberpihakan pemerintah memberi porsi besar pada perempuan, hanya aplikasi di lapangan perempuan belum mengalami, melihat hasilnya, kata perempuan yang fasih bahasa Inggris dan Prancis ini.
Kami (Oxfam) sangat konsen dan memperhatikan soal gender. Tengok saja manager Oxfam di Inggris seorang perempuan, sedangkan dirinya mengaku direc line manage yakni kepala logistik Oxfam GB Nabire, sementara stafnya seluruhnya laki-laki. Di lapangan dalam melibatkan dan didominasi kaum perempuan sebab merekalah aset. Untuk itu tak perlu gengsi mencoba sesuatu, kita memperbaiki keluarga, mensupport sesuai dengan keterbatasan yang dimiliki hanya dengan kemampuan yang kita miliki, tandasnya.
Kita menghargai waktu dengan bekerja keras sesuai kemampuan dan profesi, bersyukur hidup dengan cara kerja keras saya dari SMP menghargai waktu itu sudah menghasilkan uang atau barang yang sudah menjadi produktif urai Yoweni.emanuel goo (nabire)


CURICULUM VITAE

Nama : Merry Yoweni
Lahir : Nabire, 20 Desember 1977
Nama Orang Tua Ayah : Kris Yoweni
Ibu : Ester Waiki

Pengalaman Kerja : 1. Operator Radio semasa SMA
2. Kepala Aksi Melawan Kelaparan (Aktion Contre la Fain Nabire)
3. Kerja sambil Kuliah di Prancis.
4. Assist. Penghubung Internasional di Sorong.
5. Pembuat Master Plan Tata Kota Sorong.
6. Karyawan PT. Freeport Indonesia Departement Of Enviroment.
7. Guru SMU Advent Bahasa Inggris.
8. Pengajar Kontrak Bahasa Inggris bagi Pemda Nabire.
9. (Kepala Logistik) Officer Logistik Oxfam GB Nabire.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda