Minggu, 30 Maret 2008

NABIRE BUTUH ORANG ‘GILA’


Sepenggal Catatan Buat Para Kandidat Bupati Nabire

Oleh Emanuel Goubo Goo



Tinggal beberapa bulan situasi dan suhu politik di Nabire akan panas bahkan kini orang sudah mulai bebas berbicara tentang siapa bakal calon Bupati dan Wakil Bupati, sejak diresmikan baliho di depan kantor Bupati oleh KPU oleh KPU mencalonkan diri dengan partai apa , kemudian sejumlah partai telah mulai merekrut bakal calon dengan komitmen-komitmen politik. Wacana bakal calon bupati mulai disebut-sebut bahkan menyebut dirinya akan maju dalam bursa calon dalam pemilihan Bupati –Wakil Bupati pada 22 November 2008 . Sebut saja Daniel Buto, Isayas Douw, Natalis Degey, Dianus Youw, Frans Mote, Helly Weror, Ruben Marey, Thomas Tigi, Abner Kalem, dan Ayub Kayame , dan lainnya . Manusia Nabire khusunya orang Papua telah terombang ambingkan bahkan telah digilakan oleh masalah-masalah yang kian menggila maka manusia telah digilakan dengan kondisi yang terbelenggu sejumput persoalan .Dalam situasi seperti ini dan dewasa ini masyarakat Nabire butuh orang ‘Gila’ dengan kebijakan-kebijakan, program, visi-misi yang gila hingga menembusi kondisi yang ada dewasa ini sehingga membawa pencerahan bagi manusia Papua di Nabire dengan wajah orang‘gila’ yang baru .
Sepenggal Catatan Buat Para Kandidat Bupati Nabire


Dari sederetan nama bakal calon yang kini mewacana belakangan ini , jangan lupa bahwa sejumput persoalan di Nabire sedang menanti kehadiran orang “gila“ yang mampu menembusi ditengah onggokan persoalan yang kian berserakan di sepanjang jalan raya , di tengah masyarakat Kampung , dipingiran kota maupun di jantung kota Nabire ini .
Berikut ini sekelumit onggokan problema yang barangkali menjadi pekerjaan rumah bagi orang yang akan menjadi ‘gila’ pada 22 november 2008 .

Selain masalah Togel dengan bandar tunggal yang ada di jantung kota Nabire tepatnya di Kali Nona. Bandar togel yang kian menggila menguras uang masyarakat, orang ‘gila’ harus masuk menumpas kelakuan orang gila yang memeras uang rakyat melalui judi togel .

Masalah pendulangan Illegal dan Illegal logging yang kian menggila merusak manusia dan lingkungan alam . Dimana para pemburu emas mensuplai minuman keras yang bermerk sampai yang milo kedaerah pendulangan yang akhirnya merusak manusia Papua . Sebab rata-rata konsumen adalah orang Papua . Kemudian lingkungan alam sekitar daerah pendulangan dirusak dengan aktivitas pendulangan dengan dibawa masuknya alkon yang besar .Belum lagi dengan sejumlah obat-obatan yang digunakan untuk memburu emas dalam waktu sekejab sehingga terjadi pencemaran lingkungan ( air, tanah , hutan dan lainnya) .
Ditambah lagi ledakan penduduk diareal lokasi pendulangan sehingga terjadi kriminalitas . Disini dinantikan orang gila yang berani mengambilkan kebijakan yang agak kegilaan.

Lalu masalah PLN selama ini berbagai upaya dilakukan pelayanan PLN kepada para pelanggan termasuk pengadaan mesin gengset dengan mengeluarkan dana yang besar melalui konsorsium namun belum memberikan solusi yang akhir bahkan masih bermasalah . Ini baru masyarakat diperkotaan lalu masyarakat dipinggiran kota ini belum menikmati penerangan sebagaimana warga Wanggarsari, Lagari dan Topo dan sekitarnya .


Masalah lain yang patut menjadi catatan bagi orang gila tumpas semua kendaraan plat luar yang kian menjamur di Nabire baik kendaraan roda dua maupun roda . Orang ‘gila’ harus berani tumpas keadaan yang kian gila-gilaan ini .

Masalah mama-mama Papua yang selalu berjualan di bawa los-los atau berjualan diluar pasar, Mereka selalu berjualan diluar pasar dengan bermodalkan seberkas karton berjaulan diatas trotoar, ditanah beratapkan langit . Mereka berjualan ditengah kota Nabire , dipinggiran perkotaann seperti lorong kota baru Kiri , Pasar Sore, Kalibobo, karang Tumaritis, Oyehe, Karang Mulia , SP I Wanggar, Depan hotel Maju dan lainnya . Mereka terpinggirkan Bahkan terlupakan dari kebijakan yang berpihak dan memberdayakan . Dalam realitas mereka sangat tersisih . Adakah pasar khusus buat mama-mama Papua ? . Ini butuh orang gila , dengan sikap kegilaannya dapat mereposisi mama-mama Papua untuk membangun pasar khusus Perempuan . Orang gila patut belajar dari Pemerintah Wamena , sebagaimana pemda telah membangun pasar local khusus masyarakat local . Adakah orang ‘gila, dapat membangun pasar local khusus perempuan Papua di Nabire ?

Catatan lain yang patut ditilik orang ‘gila’ akan peredaran miras yang berlebel maupun minuman local ( CT, saguer, bobo dan lainnya ) juga proteksi tempat penyulingan sebab beberapa waktu lalu pihak aparat keamanan sempat disergap di Bumiwonorejo, KPR Sirwini dan beberapa tempat lain yang ada indikasi produksi juga pemasaran miras illegal . Disini diperlukan kebijakan gila tanpa memikirkan kehilangan jabatan dan kekuasaan. Hal itu orang ‘gila’ patut gebraki sebab miras biang kehancuran orang Papua , baik manusia,kesehatan ,penididikan , kehidupan keluarga dan masyarakat .Maka orang gila mesti berani masuk dalam bara api yang sedang menyala membakar manusia Papua . Manusia gila berani masuk dalam bara api yang membumihanguskan manusia Papua di Nabire.


Perlindungan akan manusia dan kekayaan-kekayaannya, baik kekayaan alam, intelektual, potensi budaya, dan potensi lainya yang berada diatas Negeri Nabire yang notabenenya milik masyarakat Nabire . Disini saya kutip komentar Ketua Dewan Adat Wilayah VII MePago bahwa Orang Papua miskin diatas tanah sendiri ,sementara semua kekayaan alam, kekayaan budaya( intelektual) dan potensi manusia Papua dimanfaatkan secara gilaan-gilaan orang orang luar demmi mendapatkan kekayaan pribadi. “ secara keseluruhan tidak dihargai hak-hak kami atas tanah, air, kekayaan alam , kekayaan intelektual maka didambakan ada orang gila yang datang menyelamatkan semua ini supaya dengan kegilaan dapat dibijaki demi perlindungan atas segala yang ada di tanah ini“ tegas Edowai pada suatu kesempatan . Disini dapat ditarik benang merah bahwa butuh perlindungan masyarakat Papua dengan segala kekayaan sehingga mimpi menjadi manusia Papua menjadi Tuan di Negeri Sendiri sedikitnya terwujud . Siapa yang berani melakukan gebrakan tersebut, yang jelas hal itu butuh keberanian dari orang ‘gila’ .

Bagaimana dengan masalah fasilitas pelayanan umum ?Dibidang kesehatan meninggalkan kesan buruk atas pelayanan kesehatan dimata masyarakat Nabire . Kita RSUD Nabire Kendatipun telah berhasil gedung yang mewah namun dalam pelayanan kepada public terkesan buruk.Kita tilik fasilitas dasar yang digunakan untuk pelayanan kepada pasien sudah usang dan bahkan tidak ada pengadaan walaupun miliaran rupiah dari APBD dianggarkan setiap tahun. Biaya pengobatan pun kadang dibebankan kepada pasien rawat dengan nominal yang tinggi . Lantas apakah tidak ada dana otsus khusus untuk kesehatan . Lantas nyaris setiap distrik mengalami kekurangan tenaga medis , kekurangan ini sangat terasa ketika SPK ditutup . dasar kesehatan bagi masyarakat Nabire . Masalah Kesehatan Ibu dan Anak serta Gizi Buruk di daerah-daerah terpencil telah meminta perhatian khusus . Lalu masalah lebih trend lagi HIV/AIDS .Sudah sekian nyawa telah melayang sia-siia akibat penyakit ini . Padahal jelas-jelas daging tersebut telah kadarlaursa dan diduga daging yang terkena flu burung .
Disini bagaimana kepiawaan orang ‘gila’ meracik kembali pelayanan dasar kesehatan.

Masalah kesehatan lain penjualan makanan kadaluarsa terutama daging ayam yang marak dijual di daerah pedalaman Nabire . Disekitaran kota Nabire telah dilarang pertanian dan peternakan untuk penjualan ayam potong hidup maupun daging ayam boiler namun di daerah pedalaman Nabire di drop berkarung-karung dengan mobil Estrada . Dalam penjualan laris bak kacang . Disini,walapun pemerintah telah melarang tetapi pemburu dolar melalui usaha ini . Akibat masyarakat mengkonsumsi terjangkit berbagai penyakit baru . Bagaimana dengan kegilaannya menyikapi persoalan ini ? Apakah orang ‘gila’ pentingkan uang atau keselamatan manusia ? tergantung kegilaan dibijakinya .

Pemberdayaan ekonomi kerakyatan terutama ekonomi orang Asli Papua di Nabire . Perekonomian masyarakat Papua telah mati . Tak berjalan . Semua peluang dan aspek ekonomi dilkuasai oleh orang luar Papua, mulai dari monopoli tempat jualan dipasar hingga mengejar proyek-proyek besar lewat CV/PT . Orientasi hidup orang Papua konsumtif . Semua peluang usaha telah dimonopoli sehingga orang Papua hanya jadi penonton di negeri sendiri . Paling-paling usaha yang dilakoni orang papua itupun mama-mama yang berjualan diluar pasar hanya jualan ubi, keladi , pinang . Sementara usaha lain dikuasai oleh orang lain . Potensi orang Papua tersedia , tanah , kekayaan alam , namun mereka terjepit , dicekik dengan ongkos transportasi yang mahal . Disini perlu ada kebijakan yang gila untuk menghidupkan system yang sedang monopolistis ini . Perlu kebijakan yang memihak pada kaum yang lemah, tak berdaya seperti mama-mama ini .Perlu ada kebijakan khusus untuk menghidupkan ekonomi orang Papua dinabire . Soal kemampuan menjalankan uasaha terbukti banyak perempuan cukup sukses , seperti Mia Rumawi dengan rumah makan di Kalibobo, Nancy Worabay dengan usaha Roti Acinya di Siriwini ,Elis Agapa dengan kiosnya di Kalibumi dan lainnya . Maka tinggal menyalakan lampu-lampu usaha dengan bekingan modal sehingga mereka tidak menjadi penonton dinegerinya sendiri melainkan dapat mandiri dalam persaingan dalam perokonomian di Nabire .


Kondisi pendidikan jauh lebih parah, dewasa ini tgelah dibuka sejumlah sekolah baru diberbagai distrik mulai dari SD sampai SMA namun dibangun hanya gedung sekolah toh, sementara isi di dalam gedung kosong melompong, baik jumlah murid, jumlah tenaga guru, kesejahteraan guru, maupun fasilitas belajar mengajar .Sementara sekolah-sekolah yang sudah dibangun sejak lama, masih kekaurangan tenaga guru namun dengan dibukanya sekolah-sekolah baru malahan menambah masalah seperti kekuarangan tenaga guru dan lainnya sehingga meninggalkan masalah diatas masalah .Dengan dibukanya sekolah baru bukan solusi tetapi menambah persoalan bahkan dapat dikata sedang melakukan pembodohan terhadap gemnerasi penerus . Lalu pembebasan biaya SPP bagi siswa yang digembor-gemborkan hanya sebatas kampanye sementara ada banyak sekolah yang masih dipungut SPP,OSIS, BP3 dan lainnya sehingga membuat masyarakat tamabah beban .

Selain terurai diatas masih ada masalah yang tak kalah pentingnya yang patut dilihat penyediaan dan pelayanan fasilitas umum yang belum memadai seperti pelayanan PDAM untuk menjangkau seluruh masyarakat Nabire , kebanyakan masyakat kota Nabire masih menggunakan air subur , atau pembangunan infrastruktur jalan yang dikejar hanya uang semata . Pengaspalan jalan misalnya dikeluarkan miliaran dana untuk pengaspalan tetapi hanya tambal sulam .Ditutup hanya bagian lubang saja sementara kualitas jalan jauh dari gapaian dan harapan sehingga setiap tahun tambal sulam terus sehingga setiap tahun pula dianggarkan Pemerintah Daerah . Padahal dana tersenut dapat digunakan untuk pembangunan lain . Pengusaha yang hanya kejar uang proyek lebih baik disingkirkan dari negeri Nabire ini .


Penulis adalah Wartawan Suara Perempuan Papua & Kontributor Papua Pos Nabire Berdomisili di Pinggiran kota Nabire.

Label:

Rabu, 12 Maret 2008

Kursus Sastrawi dARI yAYASAN pANTAU

Bang Emanuel,

Saya mendapat informasi dari Mbak Dayu, kalau mas pernah berminat untuk mengikuti pelatihan menulis di Pantau.

Kebetulan, Juni nanti kami mau adalakan kursus Jurnalisme Sastrawi angkatan ke XV. Berikut saya kirimkan silabusnya. SIlahkan dilihat ya...

Kursus Jurnalisme Sastrawi XV
Jakarta, 16–27 Juni 2008

Hari ini hampir tak ada warga yang mendapatkan breaking news dari suratkabar. Mereka mendapatkannya dari televisi, radio, SMS, telepon atau internet. Tantangan baru muncul: bagaimana suratkabar bertahan bila mereka tak bisa mengandalkan kecepatan?

Tantangan ini di New York dijawab Tom Wolfe pada 1973. Wolfe mengenalkan sebuah genre baru saat itu: New Journalism. Ia mengawinkan disiplin keras dalam jurnalisme dengan daya pikat sastra. Ibarat novel tapi faktual. Genre ini mensyaratkan liputan dalam, namun memikat. Genre ini kemudian dikenal dengan nama narative reporting atau literary journalism. Menurut Nieman Reports, sejak 1980an, suratkabar-suratkabar di Amerika banyak memakai elemennya ketika kecepatan televisi memaksa tampil dengan laporan mendalam.

Di Jakarta, genre ini diperkenalkan lewat sebuah kursus pada Juli 2001. Mula-mula hanya dua kali namun permintaan tetap datang. Angkatan-angkatan baru pun dibuat setiap satu semester. Peserta datang dari berbagai kota, dari Banda Aceh hingga Jayapura, dari Pontianak hingga Kuching, dari Ende hingga Kupang (Angkatan XIII diadakan di Banda Aceh). Alumninya, kini mulai bermunculan. Ada yang menulis buku. Ada yang jadi pemimpin redaksi. Ada yang sekolah lanjut.

Kursus ini dibuat dua minggu, berseling satu hari sesi di kelas, satu hari tugas membaca dan menulis di rumah. Peserta adalah orang yang biasa menulis untuk media. Setidaknya berpengalaman sekitar lima tahun.

Peserta maksimal 16 orang agar pengampu punya perhatian memadai buat semua peserta. Calon peserta diharapkan mengirim biodata dan contoh tulisan agar pengampu mengetahui kemampuan dasar peserta lebih awal.

Biaya pendaftaran Rp 3 juta. Biaya tersebut sudah termasuk buku dan materi kursus non buku sekitar 200 halaman serta coffe break dan makan siang. Pilihan menu makan siang cukup mengundang pujian! Kali ini akan dicoba masakan Thailand: thom yam gong, pad thai dan lainnya. Namun juga bakal coba makanan Itali: spaghetti carbonara, ravioli isi ikan, pasta plus terung bakar dalam lasagna. Menu nasi bungkus pisang ala Sunda, tak ketinggalan. Juga sayur asem, ikan asin, empal manis ala Jawa.

Biaya pendaftaran ditransfer ke rekening Yayasan Pantau, Bank Mandiri Cabang Kebayoran Lama, dengan nomor rekening 128.000.4350192.


INSTRUKTUR
Janet Steele -- Profesor dari George Washington University, spesialisasi sejarah media, mengajar mata kuliah narrative journalism. Menulis buku The Sun Shines for All: Journalism and Ideology in the Life of Charles A. Dana dan Wars Within: The Story of Tempo, an Independent Magazine in Soeharto’s Indonesia, yang dialihbahasakan oleh Arif Zulkifli dan diterbitkan oleh P.T. Dian Rakyat tahun 2007. Juga menulis tentang jurnalisme di Timor Leste dan Malaysia.

Andreas Harsono -- Wartawan feature service Pantau, anggota International Consortium of Investigative Journalists, mendapatkan Nieman Fellowship di Universitas Harvard. Menyunting buku Jurnalisme Sastrawi: Antologi Liputan Mendalam dan Memikat. Kini menyelesaikan buku From Sabang to Merauke: Debunking the Myth of Indonesian Nationalism, membahas hubungan media dengan kekerasan etnik, agama dan nasionalisme di Indonesia dan Timor Lorosae.

Guest speaker-- Goenawan Mohamad, seorang penyair, redaktur pendiri majalah Tempo, Ketua Institut Studi Arus Informasi dan pendiri Teater Utan kayu. Sejak akhir tahun 1970-an. Setiap minggu menulis kolom “Catatan Pinggir” majalah Tempo.


SILABUS

MINGGU PERTAMA oleh Andreas Harsono

Senin, 16 Juni 2008 pukul 10:00-12:00 -- Pembukaan: perkenalan, membicarakan silabus dan membagi tugas. Diskusi tentang jurnalisme. Pedomannya, The Elements of Journalism karya Bill Kovach dan Tom Rosenstiel.

Bacaan: Buku Sembilan Elemen Jurnalisme terjemahan karya Kovach dan Rosenstiel disediakan dalam paket. Ada resensinya oleh Andreas Harsono. “Media Bias in Covering the Tsunami in Aceh” karya Andreas Harsono.

Senin, 16 Juni 2008 pukul 13:00-15:00 -- Diskusi soal jurnalisme sastrawi, membedakan mana yang fakta dan mana yang fiksi, tujuh pertimbangan dalam genre ini.

Bacaan: “Kegusaran Tom Wolfe” oleh Septiawan Santana Kurnia; “Ibarat Kawan Lama Datang Bercerita” oleh Andreas Harsono dalam buku Jurnalisme Sastrawi; laporan-laporan dalam Nieman Narrative Journalism Conference.

Tugas untuk hari Rabu: Perhatikan sesuatu di lingkungan Anda. Bikin deskripsi dengan padat. Manfaatkan penciuman, pendengaran, warna, gerakan, kasar-halus, kontras (lucu, aneh, menarik) dan sebagainya. Hindarkan klise macam “nyiur melambai” atau “angin sepoi-sepoi.” Bikin deskripsi yang akan merampas perhatian pembaca! Maksimal satu halaman. Bacalah “Reporting in the key to good journalism” oleh Steven A. Holmes; “Tyson’s Corner” oleh David Remnick.

Rabu, 18 Juni 2008 pukul 10:00-12:00 -- Diskusi lanjutan soal jurnalisme dan masalahnya dengan nasionalisme-agama-etnik-ideologi-gender. Contoh-contoh dari Indonesia. Membaca tugas deskripsi dari hari Senin.

Bacaan tambahan: “The Ethnic Origins of Religious Conflict in North Maluku Province, 1999-2000” oleh Chris Wilson; “Indonesia’s Unknown War and the Lineages of Violence in West Kalimantan” oleh Jamie S. Davidson dan Douglas Kammen; “Fire Without Smoke and other phantoms of Ambon's violence” oleh Patricia Spyer.

Rabu, 18 Juni 2008 pukul 13:00-15:00 -- Diskusi struktur narasi dengan contoh “Hiroshima” karya John Hersey.

Bacaan: “Hiroshima” oleh John Hersey; “Menyusuri Jejak John ‘Hiroshima’ Hersey” oleh Bimo Nugroho.

Tugas untuk hari Jumat: Carilah seseorang yang menarik serta wawancarailah dia. Gunakan wawancara itu guna membuat deskripsi dan dialog. Pilih kalimat-kalimat yang bernas, memikat, indah, kuat serta menyentak. Maksimal satu halaman. Pikirkan dampak dari setiap kalimat dalam mengikat emosi pembaca.

Jumat, 20 Juni 2008 pukul 10:00-12:00 -- Satu isu namun muncul dalam empat pendekatan. Isunya Aceh. Munculnya, empat naskah, empat gaya, empat struktur. Juga akan mendiskusikan pekerjaan rumah.

Bacaan: “Orang-orang di Tiro” karya Linda Christanty; “Kejarlah Daku Kau Kusekolahkan” karya Alfian Hamzah; “Republik Indonesia Kilometer Nol” karya Andreas Harsono; “Sebuah Kegilaan di Simpang Kraft” karya Chik Rini.

Jumat, 20 Juni 2008 pukul 13:00-15:00 -- Diskusi tentang sumber anonim dan teknik interview. Juga menonton film “Untuk Kaum Muda” karya Erfan Agus Setiawan tentang majalah Aktuil. Remy Sylado ikut jadi wartawan Aktuil.

Bacaan: “Tujuh Kriteria Sumber Anonim;” “Ten Tips for Better Interviews;” “Interviewing Sources” oleh Isabel Wilkerson.


MINGGU KEDUA oleh Janet Steele

Senin, 23 Juni 2008 pukul 10:00-12:00 -- Diskusi sekali lagi tentang kemungkinan jurnalisme sastrawi untuk keperluan suratkabar, lebih praktis, serta sejarah dan perbedaan antara “new,” “literary” dan “narrative” journalism.

Bacaan: “The Girl of the Year” oleh Tom Wolfe; oleh Arif Zulkifli; “Dua Jam Bersama Hasan Tiro”“A Boy Who Was Like a Flower” oleh Anthony Shadid, “For Now, Indonesian Fishermen Are Forced to Abandon the Sea Officials Must Move Quickly to Revive Industry, Advocates Say” oleh Ellen Nakashima, “Soldiers Face Neglect, Frustration At Army’s Top Medical Facility” oleh Dana Priest dan Anne Hull, “Violence Change Fortunes Of Storied Baghdad Street” oleh Sudarsan Raghavan.

Selasa, 24 Juni 2008 pukul 13:00-15:00 -- Diskusi lanjutan tentang definisi jurnalisme sastrawi, dari Tom Wolfe hingga Mark Kramer, dan pengaruhnya pada perkembangan suratkabar mainstream di Amerika Serikat.

Tugas untuk hari Rabu: Menulis tentang sebuah peristiwa yang disaksikan. Mulai dengan adegan, tanpa “penjelasan.” berdasarkan karya Tom Wolfe “The Girl of the Year.” Topiknya bisa apa saja tapi yang bisa memikat pembaca untuk membaca narasi itu. Mohon tak membuat lebih panjang dari dua halaman, dua spasi agar semua peserta bisa mendapat bagian membacakan karyanya.

Rabu, 25 Juni 2008 pukul 10:00-12:00 -- Diskusi tentang pekerjaan rumah.

Bacaan: “Sebuah Kegilaan di Simpang Kraft” oleh Chik Rini; sebagian dari buku “In Cold Blood” karya Truman Capote dan kliping dari harian The New York Times
pada 1959 “Wealthy Family, 3 of Family Slain.”

Rabu, 25 Juni 2008 pukul 13:00-15:00 -- Diskusi tentang immersion reporting berdasarkan karya Truman Capote “In Cold Blood” serta membandingkannya dengan “Sebuah Kegilaan di Simpang Kraft.”

Tugas untuk hari Jumat: Tulislah sebuah narasi dengan gaya orang pertama (“saya” atau “aku” atau “abdi” atau “gua” atau lainnya) untuk menggambarkan sebuah adegan. Gunakan model “Buru, Menziarahi Negeri penghabisan” oleh Amarzan Loebis, dimana Amarzan memasukkan dirinya dalam laporannya. Bahan ini akan dibacakan di depan kelas. Panjang maksimal dua halaman, dua spasi.

Jumat, 27 Juni 2008 pukul 10:00-12:00 -- Diskusi tentang pekerjaan rumah yang dibuat berdasarkan “Buru, Menziarahi Negeri penghabisan” serta persoalan kata “saya.”

Bacaan: “Tikungan Terakhir” (laporan kematian wartawan Rudi Singgih) oleh Agus Sopian; “It’s an Honor” oleh Jimmy Breslin, “Buru, Menziarahi Negeri penghabisan” oleh Amarzan Loebis.

Jumat, 27 Juni 2008 pukul 13:00-15:00 -- Diskusi tentang persoalan struktur narasi, dan bagaimana memanfaatkan narasi dalam berita hangat (breaking news) dengan contoh “Tikungan Terakhir” oleh Agus Sopian dan “It’s an Honor” oleh Jimmy Breslin. Penutupan serta tanya jawab dan penyerahan sertifikat.

Pendaftaran hubungi:
Siti Nurrofiqoh
Pantau
Jalan Raya Kebayoran Lama Nomor 18 CD, Jakarta 12220
Phone. 021 – 7221031 Fax. 021 – 7221055
Cell. 0813 82 460 455 Email. Siti_pantau@yahoo.com
www.pantau.or.id

ORIENTASI PELAKSANAAN PESTA EMAS GEREJA KATHOLIK DI GOODYDE

ORIENTASI PELAKSANAAN PESTA EMAS GEREJA KATHOLIK DI GOODYDE

Sebelum menjadi sebuah agenda pesta emas, umat di Goodyde melakukan diskusi-diskusi dan menjadi bahan pergumulan tetapi terbatas pada perorangan, antar individu, dan didalam keluarga. Pada tahap situasi ini dipandang sebagai langkah awal dalam proses persiapan untuk perencanaan dan pelaksanaan pesta emas.
Selanjutnya diskusi dan pergumulan ini menjadi sebuah proses diskusi yang lebih formal (resmi). Pimpinan Gereja dan beberapa tokoh masyarakat menanggapai diskusi dan pergumulan yang terbatas tadi, maka diadakan diskusi terbatas. Hal ini dilakukan karena kemauan dan niat yang sungguh-sungguh untuk merayakan agenda ulang tahun gerejanya dari umat. Dari diskusi ini lahirlah suatu keputusan untuk harus ditanggapi serius kemudian menjadi sebuah agenda penting yang harus dipersiapkan untuk dirayakan. Ditambahkan disini bahwa, misa yang akan dilaksanakan inilah merupakan titik puncak agenda ini terutama pada puncak perayaan ekaristinya.
Awal munculnya diskusi dan pergumulan hingga menjadi sebuah agenda yang harus dipersiapkan untuk dilaksanakan terjadi ketika muncul pertimbangan tentang “kapan hadirnya injil di Goodyde terutama wilayah penyebaran Injil Kristus ini?”. Kemudian pertanyaan lanjutan yang muncul adalah “Bagaimana perkemangan iman kita akan Allah: Bapa, puta, Roh Kudus selama 50 tahun terakhir? Dan bagaimana juga iman kita akan Allah untuk 50 tahun kedepan ditengah dunia yang sedang berubah?”..
Bertanya tentang “kapan” dan “bagaimana” ini melahirkan sebuah putusan bathin bersama, yang selanjutnya menjadi sebuah agenda bersama pula. Oleh karenanya ditengah-tengah berbagai kesibukan (secara terimpisit atau tidak terungkap sebab memang menjadi rahasia kekayaan rohani) terlihat sebuah keputusan bijak, yaitu agenda ini dilaksanakan guna mempertebal iman akan Allah dan mengajak orang untuk beriman akan Allah tetapi tetap dalam ruang impisitasinya (kedalam diri manusia) dan hal ini terlihat dalam niat dan kemauan serta sungguh-sungguh aktif mempersiapkanya. Dalam hal tumbuhnya niat, kemauan dan sungguh-sungguh aktif inilah terlihat ruang eksplisitasinya (yang nampak keluar).
Oleh karena itulah rumusan sub themanya digariskan dalam bentuk yang abstrak (kurang ditangkap dan dimengerti bahkan mungkin mengambang) tetapi yang abstrak ini dipandang dapat membantu penguatan iman akan Allah dan kongkritnya adalah tindakan paktis. Jadi tindakan praktis ini yang terpenting sebab dari sinilah ruang penemuan diri yang sesungguhnya dan pertemuan pribadi manusia dengan Allah, bermuatan Rohani.
Umat Goodyde yang bernaung dibawa Gereja St. Yohanes Pemandi merencanakan sebuah agenda besar yang akan dilaksanakan pada 01 juli 2008, yaitu pesta emas Gerejanya. Agenda pesta emas ini merupakan sebuah agenda orang beriman, bukan sebagai agenda orang Goodyde yang dimengerti sebagai pesta adat “yuwo” yang berorientasi pada ceremonial tanpa mensyukuri sesuatu. Walau demikian agenda ini akan dipaduhkan dengan pesta “yuwo” tetapi tetap sebagai agenda Gereja (ekaristi). Hal ini akan terlihat ketika masing-masing kombas membentuk tunggu apinya sendiri. Disinilah yang dimaksud dengan perpaduan budaya “yuwo” dengan perayaan ekaristi. Inti dari agenda ini adalah perayaan ekaristinya. Iman akan Allah menjadi perhatian penting dan utama. Dan dalam agenda ini dengan melibatkan umat beriman yang lain dari daerah lain maka agenda ini disebut sebagai agenda orang beriman yang diselenggarahkan di Goodyde. Agenda yang mengajak orang harus beriman kepada Allah, karena itulah agenda ini adalah agenda orang beriman.

LANDASAN BERPIJAK

Pada hakekatnya kodrat manusia yang sesungguhnya adalah suci dan kudus serta menunjuhkan keilahian Allah. Tetapi akibat kelalaian kita dari titik eksistensi, titik kehidupan dimana kita berproses hidup kodrat keilahian kita mulai tergeser. Artinya kenampakan keilahhian Allah, pancaran sinar ilahi Allah pada diri manusia, kekudusan dan kesucian kita mulai hilang. Badai zamanpun mulai menghantam kondisi kemanusiaan diri manusia yang menghadapai situasi hidup demikian. Maka hidup dipandang penting untuk ditata ulang, disiasati kembali dalam nama: Bapa, Putra dan Roh Kudus. Siasat hidup ini melalui jalan, kebenaran dan hidup dari dan dalam Yesus Kristus. Sebab manusia adalah gambar dan rupah Allah dan Yesus Kristus menunjuhkan diri pribadi manusia yang demikian.
Mencari kebenaran dan kebijaksanaan ilahipun dipandang penting untuk didahuluhkan dan dirasa sangat mendesak. Mencari kebijaksanaan dan kebenaran dalam situasi hidup “Takut akan Allah”. Bukan takut akan Allah dan melarihkan diri dan mengikuti nafsu tetapi hidup mengikuti apa kata Allah pada kita manusia. Disinilah Alkitab mendapat tempat yang istimewa dalam kehidupan kita sebagai manusia yang berimankan akan Allah: Bapa, Putra, Roh Kudus.

PERTIMBANGAN DASAR

Mau dan ingin tau menuju tata dan siasat hidup menyeluruh. Menata hidup menyeluruh dapat disiasati melalui suatu proses dengan membutuhkan waktu yang cukup lama. Namun penyelenggaraan hidup yang demikian disiasati sedikit demi sedikit menuju sinar harapan hidup dimasa depan. Ada pula tantangan-tantangan yang datang dari dinamika hidup local hingga global yang sedang mendunia ini kadang-kadang tidak mengarahkan manusia kepada model hidup yang dimaksud disini. Sebab model hidup yang paling berbahaya sudah ada ditengah-tengah kita, seperti materialisme-hedonistik. Model hidup ini adalah model hidup yang beraliran hidup yang mementingkan-keutamaan hidup- materi menyeluruh sehingga hidup penuh konsumerisme. Model hidup demikian tentu mengarahkan manusia pada nihilisme, kosong, tanpa isi. Akibatnya, manusia terikat pada materi atau diikat oleh materi. Pengaruh turunan dari model hidup demikian adalah KKN (kolusi, korupsi dan Nepotisme). KKN ini mendapat tempat istimewa dalam seluruh diri manusia dan menggeser model manusia sejati yang dimaksud diatas. Kebenaran Ilahi Allah yang menguduskan dan mensucihkan diri manusia digeser atau digantikan dengan materi. Pada hal materi dari isi dunia diperuntuhkan kepada manusia dalam penyelenggaraan hidup menyeluruh tadi. Berpemahaman bahwa isi dunia dan tubuh manusia ini milik kekayaan Allah tetapi dengan milik kekayaan-Nya ini manusia bertikai bahkan membunuh manusia lain. Bagi umat beriman Allah mesti menempatkan pada tempat yang khusus dan istimewa dalam seluruh hidup-Nya. Maka itulah mencari kebijaksanaan dan kebenaran didahuluhkan demi prosesi hidup menuju sinar harapan hidup dimasa depan. Dimana seluruh hidup berorientasi dan bertujuankan sungguh-sungguh untuk dan kepada Allah yang hidup. Tata dan siasat hidup menyeluruh diarahkan kesana dengan semangat cintah kasih Kristus Yesus.

THEMA DAN ORIENTASI

Thema pokok yang dipilih dan diangkat pada Pesta Emas Gereja Katholik St. Yohanes Pemandi Goodyde, keuskupan Timika adalah”Takut Akan Allah Adalah Sumber Kehidupan (Amzal: 14:27)”. Sub Thema: Sub Thema dari Thema pokok diatas yang diangkat adalah”Menggapai Kebenaran ALLAH Dan Mewujudkanya Dalam Peran Kita”. Kemudian tujuan yang hendak dicapai adalah: Bahwa misi Kristus Yesus direnungi dan digumuli pada pesta HUT ini. Bahwa peran kita dalam mempertebal iman dan keyakinan akan Allah: Bapa, Putra, Roh Kudus terjadi pada setiap kesempatan dalam hidup demikian pulah pada agenda HUT Gereja ini. Selanjutnya Sasaran yang hendak ditujuh adalah semua orang yang akan hadir pada pesta iman, Gereja Khatolik di Goodyde keuskupan Timika baik dari kepuasaan sisi materi maupun dari sisi Rohani. “Semua saja”.

WAKTU DAN TEMPAT

Tempat pelaksanaan pesta Emas (HUT Gereja) akan dilaksanakan di Goodyde, tempat dimana Gereja dibangun. Kampung Goodyde adalah salah satu kampung di Distrik Kamuu Utara Kabupaten nabire-Propinsi Papua. Kampung Goodyde didiami oleh suku Mee. Dan dari sisi organisasi Gereja, Gereja di Goodyde masuk dalam wilaya keuskupan Timika-Papua.
Jarak tempuh dari ibukota kabupaten ke Goodyde adalah 2008 KM², kemudian dari ibukota Distrik kamuu Utara ke kampung Goodyde adalah 4 KM². Distrik Kamuu Utara berbatasan langsung dengan, kabupaten Paniai Propinsi Papua dengan jarak ± 55 KM². Jadi Kabupaten Paniai lebih dekat dengan distrik Kamuu Utara. Namun Kampung Goodyde Distrik Kamuu Utara masuk dalam wilayah teritorynya kabupaten Nabire. Walau Kampung Goodyde di Distrik Kamuu dengan Kabupaten Paniai sama-sama daerah pegunungan dan saling berdekatan.
Apabila dilihat dari sisi geografis alam Papua, maka alam Papua itu sangat unik. Keunikanya terlihat dari ekologi papua. Ada 4 bagian ekologi Papua, yaitu Papua Pantai, Papua dataran rendah dan rawah, Papua daerah gunung dan Papua pegunungan. Dengan kondisi demikian menunjuhkan berbagai macam bentuk gunung, daratan dan pegunungan hingga pegunungan yang sulit didaki manusia. Distrik Kamuu Utara kampung Goodyde terletak di titik ekologi Papua yang ke 4, yaitu Papua daerah pegunungan.
Walau demikian jalan trans Papua yang sudah dibangun dalam kondisi tersebut diatas dengan mengikuti kemiringan sungai dan gunung, maka pintu ekonomi terletak di ibukota kabupaten Nabire, daerah bagian pesisir pantai, untuk tiga kabupaten di pegunungan tengah Papua, yaitu kabupaten Paniai, Kabupaten Puncak Jaya dan Kabupaten pegunungan Bintang di pengunungan Tengah Papua.
Dengan jarak tempuh 2008 KM² ke Distrik Kamuu utara maka harga transportasi dari Nabire kota ke Kamuu Utara adalah Rp. 600.000,-. Dan pada hari Pesta Emas Gereja di Goodyde, distrik Kamuu Utara, kebutuhan materi (bahan makanan, dan keperluan lain) akan diangkut dari Nabire ke Kamuu Utara di Goodyde. Sebab di Kabupaten Paniai kebutuhan ekonomi sangat tinggi dan jarang tersedia. Demikian gambaran singkatnya. Hut Gereja akan dilaksankaan pada 01 Juni 2008. Dalam perayaannya direncanakan tanggal 01 Juli 2008 akan dilaksanakan misa puncak, sebagai perayaan ekaristi. Selain dari kegiatan itu bahwa sebelum dan sesudahnya telah diagendahkan beberapa agenda yang mesti dilaksanakan seperti: Rekonsiliasi dan Perdamaian, Diskusi-diskusi, seminar, Renungan-renungan.

AGENDA-AGENDA PENDAHULUAN

Ada beberapa agenda-agenda yang dilaksanakan dan dilakukan untuk persiapan puncak perayaan dan agenda-agenda lanjutan lain. Agenda-agenda yang mendahului agenda-agenda lain adalah sebagai berikut: pembangunan tata komunikasi yang harmonis; refleksi diri dalam rangkah penemuan diri yang sejati guna mendewasakan diri dalam kebenaran dan cinta kasih Yesus Kristus yang sejati; pembanguan diskusi-diskusi guna mempersiapkan kematangan agenda-agenda puncak dan agenda-agenda lain yang menyusungya; siap untuk berkorban; membaca dan merenungkan kitab suci”Alkitab”(disini kami butu Alkitab Deuterokanonika dalam jumlah yang besar); dan beberapa hal lain yang dipandang penting dan mendesak dalam persiapan ini. Dari seluruh agenda yang akan dikemas, yang berpuncak pada perayaan Ekaristi dirangkum dalam 4 agenda penting dan utama, yaitu:
1. Reconsiliasi dan Pertobatan
2. Diskusi-Diskusi
3. Refleksi Pribadi dan Bersama
4. Seminar 2 hari.
Semua ini akan diarahkan guna menggapai thema dan Sub thema yang diambil pada agenda pesta Emas dimaksud diatas melalui tujuan yang hendak digapai.
Maka, saluran kasih kita pada agenda, maka dengan ini kami telah membuka Nomor Rekening atas Nama: Bapak Hironimus Goo, umur 62 tahun. Beliau berstatus Singel dan bekerja pada Pegawai staf kantor DPRD Kabupaten Nabire Propinsi Papua. Alamat Rumahnya: Jl. PDAM No.02 Bukit Meriam, Kelurahan Kota baru Distrik nabire Kota , kabupaten Nabire-Papua. Nomor Rekeningnya adalah: Bank Mandiri 15405 KC Nabire No. 154-00-0517898-7. Dan Nomor Rekening Bank Papua KCP Abepura: 102-18.10.03-21229.1 atas Nama David Goo dengan Nomor kontak kami (HP): 085254857714. ALLAH BESERTA KITA SELALU.


Oleh: David Goo. Nomor Kontak: 085254857714. E-Mail: tetodei-01@yahoo.co.id.