Minggu, 30 Desember 2007

Kadistrik Alexander Titus Edowai Terima Penghargaan Dari Masyarakat Piyaiye

Piyaiye - Mencari pujian dan penghargaan dari orang lain memang gampang-gampang sulit. Apalagi ditengah –tengah krisis multi dimensi yang kita hadapi dewasa ini . walaupun berusaha meyakinkan orang lewat amal bakti untuk mengambil hati orang namun sulit rasanya . Tetapi beda dengan Kepala Distrik Piyaiye, Alexander Titus Edowai, S.Ip . Belum lama ini kadistrik menerima surat penghargaan dari Rumpun Pelajar Mahasiswa SIMAPITOWA ( Siriwo, Mapia, Piyaiye, Topo , wanggar) Nabire di Jayapura atas sejumlah kebijakan dan gebrakan yang dilakukan kepala distrik piyaiye dalam rangka membangun daerah piyaiye , baik pemberian intensif para medis, Turkam ( Turun Kampung ) dengan sejumput kegiatan , pemberian bantuan biaya study akhir kepada sejumlah mahasiswa , pemberian bantuan fasilitas kepada pelajar mahasiswa piyaiye di asrama sukikai Nabire , penyaluran raskin kepada masyarakat openerima juga kepada pelajar mahasiswa yang ada di distrik mapia ,juga di nabire , maupun pemindahan kantor distrik di apouwo dan sejumlah kegiatan lainnya yang dilakoni Kepala distrik .


Surat Penghargaan dan ucapan terimakasih datang dari mahasiswa piyaiye yang sedang menyelesaikan study di jayapura ini, ditandatangani oleh Ketua Umum APedius Ihapupay Mote dan David Iyai Sekretaris Umum rumpun SIMAPITOWA dan mengetahui Ketua Dewan Pengawas Organisasi SIMAPITOWA Ruben Magay ,S.Sos , serta Victor Tebay, S.Sos selaku Ketua Dewan Pembina orgganisasi SIMAPITOWA
Dalam surat tersebut disebutkan bahwa kami haturkan terimakasih atas hasil kerja keras dan semua jerih payah kepala distrik piyaiye menyupayakan dana pengembangan distrik ( pilar pendidikan) untuk meringankan beban utama kami mahasiswa . Untuk itu badan pengurus mewakili anggota RPM SIMAPITOWA menyampaikan ucapan terimakasih kepada bapak kepala distrik yang sedalam-dalamnya atas bantuan dana pendidikan dimana kerja keras dari kepala distrik . Apalagi pengorbanan serta kepedulian yang datang =dari hati untuk melihat kami semoga Tuhan senantiasa menyertai dalam tugas dan pelayanan serta keluarga .
Demikian isi penghargaan disampaikan mahasiswa piyaiye yang tergabung dalam rumpun Siriwo, Mapia, Piyaiye, Topo dan Wanggar alias SIMAPITOWA nabire di Jayapura yang diterima langsung Kepala Distrik Piyaiye Alexander Titus Edowai, S.Ip belum lama ini di kediamannya .

Kepala Distrik piyaiye , Alexander Titus Edowai mengakui sudah terima surat dari mahasiswa piyaiye di Jayapura seminggu lalu ,atas bantuan biaya akhir study yang kami Bantu kepada sejumlah mahasiswa di seluruh kota study di Indonesia .
Walaupun bukan hanya itu saja yang dillakukan selama ini , tetapi Semua ini dilakukan semata-mata demi masyarakat , bukan mencari populariotas atau ketenaran apalagi mengejar jabatan . “ semata-mata untuk memberdayakan masya rakat yang selama ini terlupakan . masyarakat piyaiye masih ketinggalan jauh dari distrik lain untuk mengejar ketertinggalan tersebut harus dilakukan berbagai gebrakan untuk membangun masyarakat piyaiye .Mereka sangat sulit terjangkau ,baik dari pelayanan kesehatan, transportasi, pendidikan , dan lainnya . Distrik Piyaiye baru mulai dari nol. Sebab jangkaun medan cukup sulit . Transportasi satu-satunya lewat pesawat udara dan itu memerlukan biaya yang cukup besar namun kami baru mulai lakukan dari nol . berangkat dengan sejumlah keterbatasan, tetapi itu bukan menjadi kendala melainkan salah satu motivasi untuk melakukan sesuatu buat masyarakat Piyaiye. Membangun piyaiye bukan kata-kata yang muluk tetapi berbuat sesuatu yang kongkrit bagi masyarkat . Penghargaan yang diterima dari mahasiswa ini bukan untuk saya bertepuk dada melainkan motivasi kepada saya untuk melakukan sesuatu yang bermakna bagi masyarkat . Surat tersebut memang terlalu dini bagi saya sebab saya belum berbuat banyak sebab kami berangkat dari nol namun penghargaan ini bagian dari motivasi untuk saya lakukan bagi masyarkat piyaiye “ urai edowai Titus. ( emanuel goo)

Sebagian Warga Pedalaman Rayakan Natal Km 165

Nabire – Kerinduan masayarakat untuk merayakan natal bersama keluarga cukup tinggi dan cukup menggebu sebagian besar warga pedalaman Nabire juga Paniai . Terbukti warga pedalaman yang sudah lama menetap di kota untuk pulang kekampung cukup banyak DAN jelang natal mereka mengalami kesulitan mendapat kendaraan darat . Banyak warga yang hendak pulang ke kampung tapi tidak kendaraan, Lalu yang sangat menyedihkan sebagian warga pedalaman telah berusaha naik ke pedalaman namun tertahan ditengah jalan akibat rusaknya jalan pada berberapa titik jalan trans Papua , bahkan irosnisnya sebagian warga pedalaman merayakan natal di KM 165 halan trans . Karena jalan yangt begitu sudah rusak para antrian kendaraan semakin panjang sehingga sebagian kemdaraan dan penumpang harus menginap dijalan . Bahkan sebagian penumpang dari nabire yang hendak merayakan natal bersama keluar terpaksa merayakan natal di jalan trans papua KM 165 , sambil menunggu menyeberang kendaraan estrada yang ditumpanginya . “ ada banyak warga yang memeriahkan natal di KM 165 sebab bagian itu rusak parah. Penumpang Estrada sekalipun bermalam beberapa hari sambil menunggu ,obil mneyerang . Untuk menyeberang saja 3-5 mobil yang tarik baru bisa ditarik keluar. Banyak penumpang yang pasang tenda disitu sambil menunggu mobil yang ditumpanginya menyeberang. Hal yang unik bahwa di KM 165 penumpang dilarang bermalam oleh para pengojek “ kata Detepa Goo , kondektur ,mobil Estrada milik pemerintah Distrik Kamuu .
“ Kami kemarin baru tiba dari wadou ( pedalaman ) Kasihan mereka ( warga ) sebagian besar tidak natalan bersama keluarga gara-gara jalan di KM 165 dan beberapa titik yang rusak itu . Maka bagi masyarakat yang hendak naik ke pedalaman selama beberapa waktu ini mesti bawa bekal untuk bertahan dan tidak perlu bawa barang banyak sebab antrian mobiol panjang menjadi pemandangan harian disepanjang jalan trans pada beberapa tiotik jalan yang rusak “ urai Detepa .
“ kami susah dapat mobil ke wadow( pedalaman) jadi terpaksa kami ikut truk . Kami bayar ongkos per kepala 300 ribu tapi kami bermalam tiga hari bahkan tidak sempat natal ikut natal 25 sampai 27 dan itu tidak tau nanti kapan baru kami akan tiba di kampung sebab sebagian titik disepanjang jalan banyak yang rusak , baik jalan maupun jembatan. Dari nabire kami sudah dapat mobil ,sekarang kitong ditahan selama 3 hari gara-gara rusaknya jalan . kami bukan menikmati hari natal tetapi menikmati penderitaan . kami cari mobil selama beberapa waktu lalu di nabire tapi sulit sebab banyak yang carter juga para sopir lebih mengejar penumpang yang harganya tinggi seperti yang penumpang yang ke enarotali. Terpaksa ikut truk , bukannya kami tiba di pedalaman [pada orang tua kami untuk merayakan natal bersama keluarga tetapi terkandas ditengah jalan maka kami natalan dijalan ” kata Yonata Tebay salah satu penumpang truk yang terpaksa kembali dari KM 165 .
Drs Paul Bobii salah satu tokoh masyarakat Kamuu yang juga anggota DRPD Kabupaten Nabire menandaskan Transportasi umum khususnya transpotasi terutama di iastrik Kamuu Mapia . Memang menjadi satu masalah sejak adanya IPJK( Inpres penghubung Jalan Kabupaten) menjadi perhatian sejak 2001/2002 telah diwacanakan untuk dibangun terminal transit di Moanemani oleh DLLJAR. Tetapi hal itu tidak terjawab sampai hari ini. Kemudian dalam tahun 2005/2006 diwacanakan oelh pemda via kantor disnas Perhubungan untuk dibangun terminal transit angkutan darat dengan pikirn 1 terminal dipikirkan di Topo satu lagi di KM 100 dan satu terminal lagi di distrik Kamuu Utara . Tetapi sampai dengan desember 2007 ini belum ditindaklanjuti secara pasti oleh pemda khususnya dinas perhubungan . Itu berarti sejak terbuka IPJK jalan darat ke enarotali lalu dioperasi kendaraan darat maka pemda harus perhatikan secara serius . Kendatipun anatara legislative maupun eksekutif nabire telah mengatur angkutan roda 4 L 200 tujuan Nabiore –Pedalaman dengan diplatkuningkan semua , dan dilarang mengangkut penumpang dengan truk atau kendaraan plat merah ataupun hitam .Dengan demikian asuransi penumpang dengan menggunakan mobil Estrada L 200 per kepala 20 juta bila terjadi kecelakaaan . kendatipun pemerintah ( legislatif mapun eksekutif telah mengatur tapi menjelang hari raya natal setiap tahun masyarkat tujuan nabire –pedalaman mengalami kesulitan . selama jelang maupun sesuadah natal ini situasi yang terjadi dewasa ini malahah banyak warga ikut menumpang truk gara-gara sulitnya mendapat mobil Estrada, sebab sebagian besar Estrada mengangkut carteran dan mencari penumpang yang ongko9s tiketnya jauh lebih tinggi sehingga penumpang terlantar di nabire maupun dijalanan gara-gara rusaknya jalan darat .
Karena itu didesak kepada pemerintah daerah mellalui intansi teknis supaya mengatur dan tertibkan arus penumpang nabire –pedalaman . Untuk jangka panjang pemerintah kabupaten mutlak membangun terminal transit di Siriwo KM 100, distrik Kamuu Utara Idakebo KM 200. Kalau dapat harus dibangun tahun angaran 2008 . Karena bukan sekedaar angkutan masyarakat ke pedalaman –Nabire atau sebaliknya tetapi sebagai sumber PAD dan lapangan kerja bagi pencari kerja . Ini tiga kepentingan akan terwujud bila dibangun terminal transit .
Melihat ketiga alas alasan ini serta memperhatikan Kabupaten Dogiyai akan dioperasikan dalam waktu dekat maka sudah harus menjadi kebutuhan prioritas untuk dibangun pemda tahun 2008 . Emanuel goo

Potensi Kepemimpinan Tradisioanal Masyarakat Papua

Oleh
Emanuel Goubo Goo




Masyarakat papua terdiri dari berbagai etnis yang berjumlah + 253 kelompok etnis.Setiap kelompok etnis memiliki sistim kepemimpinan tradisional tertentu dan menampilkan sifat-sifat yang pada satu sisi memiliki persamaan dan pada sisi lain memiliki perbedaan-perbedaan. Dalam disertasi DR.J.R.Mansoben,MA secara gamlang membagi 4 tipe sistim pemimpinan tradisional alias local dipapua,diantaranya, sistim kepemimpinan kepala suku,sistim kepemimpinan kerajaan,sistim kepemimpinan pria berwibawa,dan sistim kepemimpinan campuran.
Bila ditinjau lebih jauh dari keempat tipe sistim kepemimpinan tradisional yang tersebar dipap[ua ini,banyak memiliki ciri-ciri spesifik yang memperjuangkan kesejatrahan umum,menegakkan keadilan dan kebenaran,serta menjaga keselamatan bagi warganya. Lantas sistim kepemimpinan formal masuk kedalam sistim kepemimpinan tradisional,maka terjadi dualisme kepemimpinan didalam masyarakat,timbul pertanyaan dampak apa yang diterima oleh masyarakat,atas berbaurnya sistim kepemimpinan tradisional alias local dengal kepemimpinan formal.
Awal kehadilan atau masuknya sistim kepemimpinan formal yang dibangun oleh pemerintah belanda dan Indonesia ini,telah terjadi kenangan dalam-dalam sistim kepemimpinan local, sehingga terjadi pula dualasmapemimpinan antara local dan formal yang dalam berimbasnya kebingugan dalam masyarakat tradisional. Disinilah awal pengujian legitimasi kepemimpinan tradisional dan sistim keterpimpinan local yang adalah telah ada legalitas atas cirri-ciri dan kenabilitasnya dalam alinea perpolitikan dimasyarakat.sememtara kepemimpinan fomal diterim dan akui begitu saja tampa adanya suatu pengunjian regetimasi,karena suatu hal baru yang berasal dari pemerintah.
Kepemimpinan tradisional yang telah lama hidup dan berkembang dalam masyarakat Papua mulai tergeser dengan kehadiran kepemimpinan formal yang diturunkan oleh pemerintah Belanda ataupun Indonesia yang diplementasikan melalui program pembangunan Desa,Kecamatan,Kabupaten,dan lainnya,sehingga otomatis pula pemimpin-pemimpin local tergeser dan mulai menyaksikan kepemimpinan I formal[Desa,Camat,Bupati,Gubernur,DPR dan lainnya dengan implementasi program,sementara kepemimpinan local implementasinya dengan kapabilitas yang dimilikinya lebih cenderung mengutamakan kesejahteraan warga,kesejahteraan warga,kesemuanya dilakukan dengan nurani yang polos tanpa ambisi radikal menjadi pemimpin local. Lain halnya dengan system kepemimpinan formal [Desa,Camat,Bupati,DPR,dan lainya].selai syarat dengan ambisi naik ke level yang lebih tinggi,juga mencari masa melaui korupsi,kolusi dan nepotisme.
Sistem kepemimpinan formal yang telah bercokol hingga kedaerah terpencil ini telah terjadi perubahan-perubahan radikal,yakni semakin menyempitnya ruang gerak peranasn took-toko tradisional,karena mereka tidak diperhitungkan lagi dalam implementasi program pembangunan didaerah kekuasaannya,sehingga tidak mengherankan bila terjadi penyimpangan-penyimpanggan yan merugikan rakyat kecil,disana sini saja kasus korupsi diatas program pembangunan yang diimplementasikan,yang pada ujung-ujungnya hilang mosi masyarat terhadap system kepemimpiana formal baik ditingkat desa,hingga pemerintah pusat sekalipun. Disini banyak kasus yang dapat kita lihaat,dana IDT,Bangdes,PPK,ditingkat desa,misalnya banyak warga desa tidak menikmati dana-dana bantuan tersebut,yang tragisnya dinyalir dana-dana tersebut jatuh ditangan kepala desa dn aparat Camat,dan lain-lainnya,sehingga apatisme pembangunan yang terjadi disana. Hanya sebuah kasus kecil dalam system kepemimpinan desa,belum kasus besar lag yan terjadi ditingkat kabupaten,propinsi,bahkan pusat.berkaitan dengan ini Drs.Mieke sehousen dalam sebuah hasil penelitian mengatakan “Tidak mengheraankan hal ini bukanlah gejala yan
Baru.Ia menyebut kesulitan dalam melaksanakan langkah-langkah pemerintah jika kepala desa tidak disenangi:kemudian penduduk desa ,dengan perlawanan pasif,sekalipun merugikan ini”. Disinilah legitimasi system kepemimpinan diuji dimata rakyat,baik itu kahadiran aparatur pemerintah sebagai pemimpin formal implementasi program.
Sistem kepemimpinan tradisional telah tergeser dengan adanya berbagai transformasi termasuk system kepemimpinan formal yang merakyat dimana-mana.lantas dengan adanya pembentukan majelis rakyat papua,kasak-kusuk membicarakan,tokt lokaal sebagai salah satu pilar dimeja tersebut,pada hal beberapa decade lamanya tokoh local diposisikan hanya sebagai penonton bahkan tak perna dilibatkan dalam implementasi program alis proyek pembangunan,yang semestinya dialah yang memiliki pengaruh dimasyarakat.apabila kalaupun nanti majelis rakyat papua mulai diisi,percaya atau tidak akan muncul tokoh-tokoh local gandungan alias aspal [Asli tapi palsu ]yang mengaku dirinya tokoh dari suku ini atau suku itu,sementara tokoh pemompin berkualitas masih jauh berada dibalik gunung,lembah ataupun dipinggiran pantai,karena telah digeserkan sebagai pemimpin local dengan adanya kepemimpinan formal.dan juga pemimpin local diadakan yang muncul sepperti itu telah terkontaminasi dengan kepemimpinan formal yang penuh dengan kebobrokan,sehingga perlu pengujian criteria-kriteria legitimasi dan kapabilitas perpolitikan tradisional dimasyarakat.bila seorang mengakui dirinya sebagai tokoh adapt atau sejenisnya guna memperoleh jabatan anggota majelis Rakyat papua atau untuk memperoleh sesuatu,maka perlu dipertanyakan legitimasi dan kapabilitas dia sebagai tokoh masyarakat alias pemimpin local dari suatu etnis,baik yang mengakui sebagai bobot,tonowi,ondofolo,kayepak,kain,nagawan ,sonowi,membri,dan lainnya,sehingga diakui ketokohannya. Untuk itu perlu legitimasi dari masyarakat sebagai seorang tokoh,sebab dengan berbagai perubahan sosial budaya yang berubah cepat itu secara otomatispula telah berubah ketokohan yang sebenarnya demi memperjuang dewasa ini keakuan toko local telah terkontaminasi dengan kepemimpinan formal yang penuh dengan politik kotor dengan berorientasi untuk mencari kepentingan pribadi mengorbankan rakyat kecil yang tarah tau apa-apa.sebab pemimpin local dari suku-suku bangsa yang ada dipapua telah diuji dan memenuhi criteria serta memiliki kapabilitas dimasyarakat,sehingga ketokohannya mendapat legitimasi dari pendukunnya,hanya saja mereka tersebar dikampung-kampung terpencil.
Dari uraian ini,ditarik simpulannya bahwa legitimasi kepemimpinan formal telah menggeserkan posisi tokoh masyarakat,sehingga berubah pada kegoncangan dan ancaman system kepemimpinan local,selain itu dengan adanya kepemimpinan formal meninggal preseden buruk bagi warga dengan mencermati penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh pemimpin formal,juga terjadi dualisme kepemimpinan yang berimbas pada apatisme masyarat terhadap berbagai implementasi program pembangunan karena masyarakat mengakui kepemimpinan local.bersamaan itupula terjadi perpecahan solidaritas sosial yang ada sejak leluurnya,serta telah membatasi ruang pemimpin local,pula kepemimpinan formal telah mematikan kreatifitas masyarakat dalam usaha-usaha produktif ,yang ujung-ujungnya kini mereka mengharapkan bantuan [beras JPS,Beras Miskin alias raskin,bantuan kukesra,dan lainnya] dari pemimpin formal yang hanya membuka peluang kepada masyarakat mengharapkan bantuan lagi,yang tahu-tahunya pemerintah [pemimpin formal]pun meminjam bantuan luar negeri[padahal diapun trada apa-apa].
Disinilah imbas dan problematika dari system kepemimpinan formal, sementara kepemimpinan local telah sirna bersama waktu, yang kini tinggal hanya nama atau konsep” Tonowi,Ondofolo,Kain,Sonowi,Kayepak,Tesmaypit,Bobot, Nagawan,dan lainnya,sedangkan isi atau ciri dan kapabilitas tarah tau entah kemana perginya.
Akhirnya,bila kursi majelis rakyat papua mulai dibagikan,maka jangan lupa sisikan pemimpin local yang ada dikampung-kampung,baik itu dibalik gunung,lembah,pesisir,pantai,daerah aliraan sungai,daerah rawah dan lainnya.perhitungkan pemimpin local sebab dia mempunyai pengaruh yang sangat kuat dimasyarakat juga mengetahui keberadaan masyarakat serta memperjuangkan segala aspirasi dan kesejahteraan warganya.

Penulis Adalah Koresponden Suara Perempuan Papua Tinggal di Nabire

Sebagian Warga Pedalaman Rayakan Natal Km 165


Kerinduan masayarakat untuk merayakan natal bersama keluarga cukup tinggi dan cukup menggebu sebagian besar warga pedalaman Nabire juga Paniai . Terbukti warga pedalaman yang sudah lama menetap di kota untuk pulang kekampung cukup banyak DAN jelang natal mereka mengalami kesulitan mendapat kendaraan darat . Banyak warga yang hendak pulang ke kampung tapi tidak kendaraan, Lalu yang sangat menyedihkan sebagian warga pedalaman telah berusaha naik ke pedalaman namun tertahan ditengah jalan akibat rusaknya jalan pada berberapa titik jalan trans Papua , bahkan irosnisnya sebagian warga pedalaman merayakan natal di KM 165 halan trans . Karena jalan yangt begitu sudah rusak para antrian kendaraan semakin panjang sehingga sebagian kemdaraan dan penumpang harus menginap dijalan . Bahkan sebagian penumpang dari nabire yang hendak merayakan natal bersama keluar terpaksa merayakan natal di jalan trans papua KM 165 , sambil menunggu menyeberang kendaraan estrada yang ditumpanginya . “ ada banyak warga yang memeriahkan natal di KM 165 sebab bagian itu rusak parah. Penumpang Estrada sekalipun bermalam beberapa hari sambil menunggu ,obil mneyerang . Untuk menyeberang saja 3-5 mobil yang tarik baru bisa ditarik keluar. Banyak penumpang yang pasang tenda disitu sambil menunggu mobil yang ditumpanginya menyeberang. Hal yang unik bahwa di KM 165 penumpang dilarang bermalam oleh para pengojek “ kata Detepa Goo , kondektur ,mobil Estrada milik pemerintah Distrik Kamuu .
“ Kami kemarin baru tiba dari wadou ( pedalaman ) Kasihan mereka ( warga ) sebagian besar tidak natalan bersama keluarga gara-gara jalan di KM 165 dan beberapa titik yang rusak itu . Maka bagi masyarakat yang hendak naik ke pedalaman selama beberapa waktu ini mesti bawa bekal untuk bertahan dan tidak perlu bawa barang banyak sebab antrian mobiol panjang menjadi pemandangan harian disepanjang jalan trans pada beberapa tiotik jalan yang rusak “ urai Detepa .
“ kami susah dapat mobil ke wadow( pedalaman) jadi terpaksa kami ikut truk . Kami bayar ongkos per kepala 300 ribu tapi kami bermalam tiga hari bahkan tidak sempat natal ikut natal 25 sampai 27 dan itu tidak tau nanti kapan baru kami akan tiba di kampung sebab sebagian titik disepanjang jalan banyak yang rusak , baik jalan maupun jembatan. Dari nabire kami sudah dapat mobil ,sekarang kitong ditahan selama 3 hari gara-gara rusaknya jalan . kami bukan menikmati hari natal tetapi menikmati penderitaan . kami cari mobil selama beberapa waktu lalu di nabire tapi sulit sebab banyak yang carter juga para sopir lebih mengejar penumpang yang harganya tinggi seperti yang penumpang yang ke enarotali. Terpaksa ikut truk , bukannya kami tiba di pedalaman [pada orang tua kami untuk merayakan natal bersama keluarga tetapi terkandas ditengah jalan maka kami natalan dijalan ” kata Yonata Tebay salah satu penumpang truk yang terpaksa kembali dari KM 165 .
Drs Paul Bobii salah satu tokoh masyarakat Kamuu yang juga anggota DRPD Kabupaten Nabire menandaskan Transportasi umum khususnya transpotasi terutama di iastrik Kamuu Mapia . Memang menjadi satu masalah sejak adanya IPJK( Inpres penghubung Jalan Kabupaten) menjadi perhatian sejak 2001/2002 telah diwacanakan untuk dibangun terminal transit di Moanemani oleh DLLJAR. Tetapi hal itu tidak terjawab sampai hari ini. Kemudian dalam tahun 2005/2006 diwacanakan oelh pemda via kantor disnas Perhubungan untuk dibangun terminal transit angkutan darat dengan pikirn 1 terminal dipikirkan di Topo satu lagi di KM 100 dan satu terminal lagi di distrik Kamuu Utara . Tetapi sampai dengan desember 2007 ini belum ditindaklanjuti secara pasti oleh pemda khususnya dinas perhubungan . Itu berarti sejak terbuka IPJK jalan darat ke enarotali lalu dioperasi kendaraan darat maka pemda harus perhatikan secara serius . Kendatipun anatara legislative maupun eksekutif nabire telah mengatur angkutan roda 4 L 200 tujuan Nabiore –Pedalaman dengan diplatkuningkan semua , dan dilarang mengangkut penumpang dengan truk atau kendaraan plat merah ataupun hitam .Dengan demikian asuransi penumpang dengan menggunakan mobil Estrada L 200 per kepala 20 juta bila terjadi kecelakaaan . kendatipun pemerintah ( legislatif mapun eksekutif telah mengatur tapi menjelang hari raya natal setiap tahun masyarkat tujuan nabire –pedalaman mengalami kesulitan . selama jelang maupun sesuadah natal ini situasi yang terjadi dewasa ini malahah banyak warga ikut menumpang truk gara-gara sulitnya mendapat mobil Estrada, sebab sebagian besar Estrada mengangkut carteran dan mencari penumpang yang ongko9s tiketnya jauh lebih tinggi sehingga penumpang terlantar di nabire maupun dijalanan gara-gara rusaknya jalan darat .
Karena itu didesak kepada pemerintah daerah mellalui intansi teknis supaya mengatur dan tertibkan arus penumpang nabire –pedalaman . Untuk jangka panjang pemerintah kabupaten mutlak membangun terminal transit di Siriwo KM 100, distrik Kamuu Utara Idakebo KM 200. Kalau dapat harus dibangun tahun angaran 2008 . Karena bukan sekedaar angkutan masyarakat ke pedalaman –Nabire atau sebaliknya tetapi sebagai sumber PAD dan lapangan kerja bagi pencari kerja . Ini tiga kepentingan akan terwujud bila dibangun terminal transit .
Melihat ketiga alas alasan ini serta memperhatikan Kabupaten Dogiyai akan dioperasikan dalam waktu dekat maka sudah harus menjadi kebutuhan prioritas untuk dibangun pemda tahun 2008 .emgo

Penyerahan Hasil Pendataan Penduduk Distrik Piyaiye

Piyaiye – Secara resmi Kepala distrik Piyaiye Alexander Titus Edowai S.Ip menyerahkan hasil pendataan penduduk yang dilakukan selama 2 bulan belakangan kepada Dinas Tenaga Kerja , Kependudukan dan Catatan Sipil Nabire .
Penyerahan Hasil pendataan pendduduk dalam menjelang pelkada dan pemilu 2009 ini di serahkan kepala distrik Kepada Dinas tenaga kerja , kependudukan dan tenaga yang diterima oleh kepala seksi Pendaftaran Mince Samaa , SH diruang kerjanya kemarin pagi ( 01/11) .

Kepala Distrik Piyaiye Alexander Titus Edowai mengatakan , hasil pendataan ini dilakukan stafnya selama 3 bulan dan berhasil didata dengan jumlah penduduk seluruhnya 8.927 jiwa . maka hari secara resmi telah menyerahkan hasil pendataan ini. Atas semua partisipasi dari masyarakat maupun staf tak lupa dihaturkan terima kasih sebab pendataan ini merupakan bagian dari pembangunan yang dilaksanakan dewasa ini .
Sementara itu Kepala Seksi Pendaftaran Mince Samaa,SH saat menerima hasil pendataan , mengatakan semua distrik telah masukan hasil pendataan hanya distrik Kamuu Selatan belum dimasukan . Sementara hasil rekapan seluruh pendataan kami akan kembalikan kepada setiap distrik dalam bentuk buku sebagai pegangan. “ Semua distrik sudah masuk hasil pendaataan penduduk hanya distrik kamuu selatan belum masuk maka diharap dalam waktu dekat dimasukkan , agar mempercepat rekapitulasi jumlah penduduk di kabupaten ini . Hasil rekapan akan dikembalikan mkepada distrik juga KPU” urai mince . emanuel goo

Ada Dugaan Penyalahgunaan Dana BOS Di Nabire

Kepala Sekolah Dasar Inpres Abouyaga Distrik Mapia Barat , salah satu contah kasus dalam penyalahgunaan dana Bos . Dalam rangka mendapat jumlah dana bos yang besar oknum kepala Sekolah melakukan penggelembungan data siswa. Dimana dalam laporannya kepada dinas dinaikan jumlah siswanya dari jumlah siswa yang sebenarnya . Sementara dalam pengunaan tidak ada keterbukaan antara guru, komite juga masyarakat . Hal itu telah lama dilakukan kepala Sekolah SD Inpres Abouyaga distrik Mapia Barat yang baru dimekarkjan dari distrik Mapia Kabupaten .
Menurut salah seorang guru SD Inpres Abouyaga , mengaku selama ini tertutup dalam penggunaan maupun jumlah dana bos yang selama ini diterima . Bukan saja itu dalam pendataan ada pengelembungan data siswa . Inilah satu kasus penyelengan dana bos yang terkuak di public bahkan persoalan ini sudah terdengar sampai ditelinga anggota DPRD Nabire.




“Sekitar 147 Sekolah Dasar dan 32 SMP yang ada di Kabupaten Nabire,terhitung hari efektif kantor mulai mencaikan dana Bantuan Operasianal Sekolah(BOS) tahun 2007.
Dengan demikian, terlihat di kantor Dinas Dikjar Kabupaten Nabire,terhitung Senin (22/10) sejumlah kepala sekolah SD dan SMP sedang melengkapi sejumlah persyaratan yang telah di minta.
Terkait besarnya dana Bos yang akan di terima oleh masing-masing sekolah,dapat di terima berdasarkan jumlah siswa atau murid masing-masing sekolah yang ada.
“Untuk besar kecilnya dana Bos yang akan di terima,sesungguhnya berdasarkan jumlah siswa,jadi sekolah yang muridnya banyak ,pasti yang menerima dana Bos paling besar,yang sedikit siswanya sebaliknya”.
Demikian di katakan tim pengelola dana Bos Kabupaten Nabire Yan.Taribaba S,Sos kepada media ini di ruangan kerjanya.
Dikatakan,Dana Bos untuk jenjang pendidikan SD dan SMP se-Kabupaten Nabire, kini telah siap di bagikan kepada kepala sekolah masing-masing ,melalui rekening kepala sekolah.
Dengan demikian,sangat di harapkan kepada pihak kepala sekolah masing-masing untuk dapat melengkapi sejumlah persyaratan yang telah di minta,sesudah itu dananya tinggal di ambil melalui Bank.
Dan pembayaran Dana Bos yang kini telah di salurkan, dapat di lakukan pembayaran sesuai dengan penyaluran dana tersebut ,dari Dinas Dikjar Provinsi Papua.
Sebab setelah di lakukan pembayaran ke pihak sekolah masing –masing melalui kepala sekolah di Bank,setiap tahun berjalan akan di lakukan pemeriksaan realisasi penggunaan dana Bos tersebut.

Menurut Ketua Komisi D Frits Nomoubuya Agapa yang ditemui media ini ( 31/10) mengatakan pada tingakt pengelola ada keluhan dari sejumlah ada manipulasi data sekolah juga para guru mengadu dimint6a potongan . Dilapangan guru-guru melakukan manipulasi siswa . Kepala sekolah yang tidak terbuka , tanpa melibatkan guru-guru yang ada , komite sekolah yang telah dibentuk . “ Banyak persoalan yang mengarah kepada penyimpangan dan penyelewengan terjadi selama ini . Banyak keluhan pula selalu datang dari guru-guru, komite maupun masyarakat . Ada beberapoa SD yang terjadi seperti SD Inpres Digikebo distrik Kamuu Selatan atau SD Inpres Abouyaga dan lainya . Para kepala Sekolah tidak terbuka atas penggunaan dana, lalu diikuti dengan penggelembungan data lalu ada pula penyalahgunaan dana . Ini sebatas keluhan tapi jelas ada indikasi itu “ kata Frist Agapa, Amd.Pt

Lalu bagaiamana langkah untuk menghindari penyelewengan dana bos ? belum lama ini ada rapat koordinasi untuk mengingatkan agar ada perubahan kinerja kerja . Berdasarkan pengaduaan yang ada , telah diharapkan agar distrik yang ada bank dilsalurkan langsung bukan lagi lewat tingkat pengelola di dinas . Tingkat pengelola hanya sebatas menerima laporan dan melajutkan ke dinas provinsi . Dari dians yang mengelola selalu ada jawaban yang muluk-muluk tetapi kenyataannya acapkali tidak sesuai dengan harapan . “ Jangankan penggunaan dana sossialisasi penggunaan dana bos saja belum begitu menyentuh sehingga wajar terjadi penyimpangan “ tegas agapa .


Sedangkan mengangkut penyimpangan , manipulasi siswa , sudah berulangkali disarankan untuk cross cek data siswa namun tidak pernah dilakukan maka tingkat pengelola dan kepala sekolah ditengarai ada manipulasi untuk mendapat jumlah dana yang besar . “ Berdasarkan keluhan masyarakat atas penyelewengan dana seperti SD Inpres Abouyaga, dan beberapa SD lainnya yang terjadi penggelembungan darta siswa untuk mendapat dana yang besar . Siswa sedikit tapi data siswa digelembungkan agar dapat dana bos yang besar jumlahnya. Ini baru satu kasus , masih ada banyak lagi yang tersembunnyi “ urainya .

Selamat Dogiyai,Welcome Penderitaan

Emanuel paulus G Goo
"welcome Dogiyai". Begitulah bunyi berita utama yang dilansir media ini kemarin pagi . Semua masyarakat yang mendukung dan juga selama ini turut berjuang bernapas lega , sebab v selama ini menjadi dambaan dan harapan dalam waktu dekat ini akan terwujud . nbmun pada kelompok yang kontra dengan pemekaran dogiyai ini akan mengelus dada dan akan mengalah .
Sejak rencana pengesahan di lansir beberapa hari lalu , di mana dua tiga orang berkumpul atas nama orang dogiyai, maka yang pasti tema pembicaraan mereka adalah soal kabuapten dogiyai sebagai kabupaten baru. Tema seperti ini berserakan di semua tempat, di kebun , di gang kampung, di kuburan, diwarung bahkan pada acacara duka sekalipun. Maklum, hari-hari ini merupakan hari paling indah dan paling bersejarah dan mungkin paling romantis buat orang dogiyai , terutama setelah pemerintah melalui DPR RImemberikan kedaulatan sekaligus kekuatan yuridis kepada dogiyai untuk mengurusi dan mengatur sendiri daerahnya. Karena itu angka o6/12/07 atau angka 06 (tanggal) per 12 (bulan desember ) per 07 (tahun) merupakan angka keramat yang ditulis dalam album sejarah bangsa dan lebih terang lagi ditulis dalam album sejarah Kabupaten dogiyai .

Karena itu, paitua Gagabi dan maituanya Duaida Maga yang biasanya duduk santai di halaman kampung ugapuga pada setiap menjelang senja sambil menonton anak-anak mereka yang berlari kecil melintas gang kampung, menerobos sepi, ia menorehkan jarinya di tanah menghitung harga kopi,babi dan kacang , kini asyik menorehkan jarinya menghitung siapa menjadi apa (siapa menjadi bupati, siapa menjadi wakil bupati, siapa menjadi kepala dinas anu, siapa menjadi kepala dinas, ano, siapa menjadi kepala dinas ane), sampai-sampai jari telunjuknya telanjur masuk ke lubang celana Gagabi tetangganya yang juga asyik mengikuti pergerakan jari maitua Duaida maga
Nah, jika eforia dan prosesi mencintai tanah air orang dogiayai didorong oleh ambisi siapa menjadi apa, bukan siapa melakukan apa, untuk siapa, maka deklarasi Selamat Datang dogiyai dengan selamat datang kesedihan. Sebab, dogiyai hanya sebuah panggung pertarungan para pendamba jabatan dan para perindu kekuasaan. Dan biasanya pertarungan seperti itu selalu membangkrutkan rakyat, baik secara ekonomis maupun secara psikologis. Dengan kata lain, kalau kasus pemekaran dogiayai dan daerah otonom baru lainnya tak ada yang tipikal, tak ada sesuatu yang distingtif dengan pemekaran kabupaten di daerah lain, maka pengalaman pembangunan, pengalaman korupsi dan pengalaman penderitaan rakyat kurang lebih sama. Dengan demikian,dogiyai hanya dataran baru untuk mengkavling jabatan buat kalangan atas dan terjadi pemerataan kemelaratan di kalangan bawah. Jika itu yang terjadi, apa perlunya pemekaran? Bukankah pemekaran itu sekadar mengutip istilah orang seberang hanya membuat rakyat menderita berlipat ganda.
Kita bisa bayangkan, jauh sebelum dikukuhkan sebagai kabupaten, persiapan perpecahan sosial meleleh di mana-mana, proses segmentasi masyarakat kian merona di mana-mana, dan rivalitas suku mulai bersemi di mana-mana, mengerutkan hubungan berdasarkan afiliasi tokoh tertentu yang dianggap representatif untuk menjadi siapa di Dogiyai . Istilah aki ibo ani ibo (kamu adalah kamu) atau dalam kategori sosilogis outgroup dan ingroup berserakan pada setiap kampung. Kini orang di dogiyai tidak lagi sekadar menikmati kopi pahit dan ubi bakar membunuh keletihan di senja hari, tetapi menikmati pahitnya perpecahan karena perangai politik yang lebih bersifat praharadan seakan berusaha membubarkan kesunyian humanistik dan lingkungan parokial pedesaan.
Dalam mitologi orang dogiyai , gaya politik yang mementingkan jabatan dan kekuasaan dapat diparalelkan perilaku politik yang bermental kejar jabatan terkenal karena badannya bagai raksasa tambun, berbulu , legam sekujur tubuh dan bermukim di lembah, perbukitan untuk mengintai ke seluruh mata angin, dan kemudian memangsai semua makhluk, rakus dan selalu berkata bangkus, yang berarti "berikan semua itu kepadaku". Aransemen politik aweta ko enatanitada adalah mental cargo keinginan untuk mendatangkan barang yang berlimpah.
Jika pemimpin berperilaku bermental cargo, maka tidaklah cukup sayur-sayuran , kacang tanah, kentang dan kopi orang lembah kamu , mapia untuk menghidupinya. Dan jadilah dogiyai sebagai sumber eksploitasi dan keadaannya semakin memperlihatkan terlalu miskin hingga menggapai tongkat kayu untuk membantu membangunkannya dari kemiskinan sangat sulit. Jika demikian, tidak ada kegembiraan, tak ada bulan merona atas datangnya Kabupaten dogiyai , selain pemerataan kemiskinan, pemerataan perpecahan, pemerataan jabatan. Inilah pasir-pasir yang membangun tugu kesedihan atas nama kabupaten dogiyai itu.
Ia (dogiayi ) mungkin saja tampil memelas karena paduan keindahan alaminya dan ukiran rakyat pada kulit bumi. Meski terkadang keindahan justeru menghadirkan kesedihan. Matahari petang menggoreskan warna kuning di ubun gunung-gemunung, aroma bunga kopi yang membuka labirin kehidupan petani, petak-petak kebun yang menempel pada dinding tebing bagai lukisan realistik tentang koneksi kosmos dengan dunia sini. Terkadang ada orang di ujung kebun membajak dengan berkali-kali memutar , ada juga burung terbang menjemput senja, sekaligus menutup album lukisan di hari itu. Dan sebentar lagi bulan setengah bulat mengintip dari pepohonan cengkeh seolah memperlihatkan mujizat alam yang makmur. Tetapi semua tidak cukup buat para penjabat bupati dan jajarannya yang selalu berkata bangkus (berikan semua itu kepadaku). Tetapi, dogiyai harus bangkit merenda hari depan dengan kekuatan kesadaran historis yang begitu lama diposisikan sebagai inverior, lantas meratapi nasib di balik tembok politik yang dibangun nabire . Saatnya dogiyai mengolah ratapan menjadi ambisi sehingga dapat mengubah keadaan dan keadaan harus diubah.
* Penulis adalah koresponden suara perepuan papua

Ditengah Keterpurukan Pembangunan Kantor Distrik Piyaiye Rampung 65%

Piyaiye- Memang sulit dibayangkan kalau membangun sesuatu entah proyek ,program atau apapun namanya kegiatan di distrik piyaiye sebab sarana tranportasi satu-satunya adalah transportasi udara . kalau mau sampai di piyaiye harus lewat pesawat udara itupun pesawat yang dapat melayani masyarakat piyaiye adalah pesawat jenis kecil cessna milik AMA atau MAF dengan ongkos yang cukup besar . Kendati demikian ,pemerintah distrik bersama berbenah dalam sejumlah hal termasuk saat ini sedang dibangunnya kantor distrik piyaiye di kampung lama Apouwo.Walaupun pelan tapi pasti pembangunan kantor sedang dibangun dan sudah mencapai 65% dalam penyelesaiannya , berharap akhir bulan ini selesai dibangun .Menurut Kepala Distrik Piyaiye Alexander Titus Edowai Sekarang pembangunan kantor distrik mencapai 65% , diharapkan akhir bulan ini selesai pembangunan kantor termasuk pengadaan meubelair dengan dana 400 juta sedangkan 100 juta habis dalam proses penyelesaian administrasi. Letak kantor distrik yang lama cukup jauh dari pemukiman masyarakat juga sulit mendapat air bersih sebab berada di puncak gunung ode , maka atas kesepakatan dengan masyakarkat belum lama ini u ntuk kantor distrik dipindahkan ke kampung lama sebab dekat dengan lapangan terbang juga mudah mendapat air bersih. . masalah lokasi masyarakat telah mendukung dan menyetujui untuk dibangun kantor distrik . “aka tak mudah menyampaikan rasa terimakasih sebagaimana masyarakat mengizinkan kami bangun kantor, sebab letak kantor distrik di kampung baru (Ode) sangat jauh , kesulitan mendapat air bersih, sebagian besar masyarakat tinggal di kampung lama sehingga kami bangun kantor distrik di kampung memudahkan layanan kepada masyarakat “ urai Alexander .
Ketika disingung sumber dana , kata edowai bahwa dana tersimpan , maka atas kordinasi pihak distrik,tiim anggaran Kabupaten dan instansi terkait dengan total 500 juta namun kantor dibangun dengan 400 juta sedangkan 100 juta habis dalam penyelesaian administrasi . lalu lewat siding ABT kemarin ditambah lagi 200 juta maka seluruhnya 600 juta tersebut digunakan untuk pembangunan distrik maupun pengadaan meubelair . maka tak lupa dihaturkan terimakasih kepada legislative maupun eksekutif dalam mendukung pembangunan kantior distrik ini sehingga dalam akhir bulan ini akan selesai pembangunan kantor distrik .Dapat diakui kata titus bahwa kendala besar pemerintah distrik adalah jangkaun menjangkau masyarakat kampung-kampung sebab medan cukup berat, cuaca yang cepat berubah , jalan satu-satunnya adalah tranportasi udara sedangkan melalui jalan darat berarti harus berhari-hari barulah kita sampai di piyaiye namun itu menjadi motivasi bagi kami untuk bekerja semaksimal mungkin untuk menggenjot distrik ini (ego)

Anak SD Yanarif Nabire Belajar Dibawa Daun Bobo

NABIRE-Sungguh aneh tetapi nyata. SD Negeri Yanarif yang berada di poros jalan Waroki-SP II Kali Semen beratpkan daun bobo dengan dinding kayu bulat. Dinding tak sekat rapi sehingga masih terlihar cela yang lebar. Tapi disitulah 4 kelas SD tersebut berlangsung kegiatan belajar mengajar.Kunjungan dari Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Nabire, Dinas Pendidikan dan Pengajaran Provinsi Papua, Lembaga Swadata Masyarakat (LSM) dan Badan Pengawas Daerah (Bawasda) Kabupaten Nabire belum juga membawa perubahan. Anak-anak masih sekolah dan bermain di pinggir gubuk yang beratapkan daun bobo.Kepala SD Negeri Yanarif Waroki, Nabire, PH Nuburi saat ditemui media ini, Selasa (11/12) mengatakan sekalipun sekolah ini dibuka sejak 30 Maret 2007 lalu, hingga kini belum ada tanda-tanda yang pasti soal pembangunan gedung sekolah. Selama ini, lima guru termasuk kepala sekolah mendidik dan mengajar 126 murid usia sekolah dasar di bawah atap bobo dengan ditutupi beberapa potongan kulit kayu dan daun sagu sebagai dinding dan sekat.Menurut Nuburi, sekolah ini dibuka untuk menampung anak-anak usia sekolah di sepanjang jalan Waroki-SP 2 Kali Semen yang tinggal jauh dari lingkungan sekolah. Selama ini, anak-anak yang tinggal di daerah interleand antara Waroki dan SP II tak terjamah dengan pendidikan akibat letak sekolah yang jauh dari lokasi tempat tinggal. Sebagian orang tua dari anak-anak sekolah mendulang di Topo sehingga perhatian untuk pendidikan pun terlantar.Menurut pengamatan media ini di tempat, barak sekolah tersebut terkesan sebagai tempat belajar bagi murid SD ketika ada aktifitas belajar mengajar di sekolah. Jika tidak, terkesan sebuah bevak, hanya bedanya halaman bersih karena dibersihkan oleh anak-anak sekolah. Tak ada tanda-tanda sebagai tempat belajar karena, dinding depan hanya ditutup dengan beberapa papan dari ampas gergajian, tanpa pintu, apalagi jendela. Dinding belakang dan samping tak ada, kecuali satu sekat yang memisahkan kelas sementara papan tulis dipajang di dinding.Memang agak ironi, sekolah negeri yang berada di pinggiran kota Nabire, kota yang tengah diperjuangkan menjadi Kota Madya Nabire ini, anak-anak masih belajar dibawah atap bobo berdindingkan papan ampas dan dau kelapa. Sementara anak-anak sekolah yang lain, sekolah di dalam ruang yang bagus di dalam gedung permanent.Nuburi mengaku sedang bingung. Sebab, janji dari Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten untuk akan dibangunnya dua ruang kelas dalam tahun anggaran ini belum juga terwujud. Bahkan, belum ada tanggapan secara lisanpun. Hanya, saat ada kunjungan bersama Dinas P dan P dari Provinsi Papua, pejabat dari Dinas P dan P Kabupaten Nabire yang mendampinginya meminta dukungan dari provinsi untuk pembangunan ruang kelas di SD ini.Selain itu, kata Nuburi, LSM dan Bawasda juga pernah berkunjung ke SD Yanarif namun belum ada perubahan. Bahkan saat Bawasda turun ke SD, Bawasda membawa seorang kameramen merangkap wartawan TVRI dan melakukan tanya jawab namun tak ada kabar.Berdasarkan beberapa pengalaman ini, kini Nuburi mulai curigai, jangan-jangan semua kunjungan ini hanya sekedar datang ambil gambar untuk menjual proposal kepada donator dan pemerintah atas untuk kepentingan yang lain, bukan lagi untuk SD Yanarif yang sial ini. (ans)
Ada foto: SD Yanarif 2. (Kepala SD Negeri Yanarif bersama sebagian muridnya di depan gubuk sekolah di jalan Waroki-SP II; foto: ans)
Komisi D Akan Pantau Pemanfaatan Dana DAK
NABIRE-Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Nabire akan memantau penyaluran dan pemanfaatan Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun anggaran 2007 yang diterima 30 sekolah di Kabupaten Nabire. Oleh sebab itu, pengelola diharapkan untuk memanfaatkan dana sebaik-bainya sesuai peruntukan yang diamanatkan.Anggota Komisi D DPRD Nabire, Yeki Pigay, S.Sos kepada media ini beberapa hari lalu mengatakan Komisi D tetap akan memantau setiap pemanfaatan dana DAK yang diberikan kepada setiap sekolah.Oleh karena itu, mantan Ketua Komisi C DPRD Nabire ini meminta kepada para kepala sekolah yang menerima dana DAK tahun anggaran 2007 agar dikelola dengan benar sesuai dengan petunjuk teknis yang telah digariskan oleh pemerintah.Para kepala sekolah diminta untuk memanfaatkan dana tersebut demi pengembangan sekolahnya. Sebab, tujuan pemerintah pusat menyediakan dana DAK sektor pendidikan demi perbaikan gedung sekolah, perpustakaan dan prasarana penunjang lainnya. Dia menambahkan, selain dana DAK yang diterima beberapa hari lalu, Komisi D juga akan mengawasi seluruh dana pendidikan yang akan diserahkan ke setiap sekolah. Oleh sebab itu, Yeki Pigay berharap agar para kepala sekolah hendaknya mengelola sesuai dengan petunjuk pemanfaatan dana. Karena dana yang diberikan pemerintah kepada setiap sekolah demi peningkatan kualitas anak-anak usia dan perbaikan mutu pendidikan di daerah ini.

Kadistrik Piyaiye Turkam

Piyaiye - Kebijakan pemerintah distrik piyaiye dalam rangka menyukseskan sekaligus program gerbang nun biru untuk meningkatkan pelayanan dibidang kesehatan , maka belum lama ini kepala distrik piyaiye Alexader Titus Edowai S.Ip memberikan intensif kepada 5 petugas kesehatan puskemas piyaiye yang magang melayani masyarakat tanpa honorer . Hal itu dilakukan kadistrik guna memotivasi para siswa magang ini bersemangat dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat piyaiye .

“ Belum lama ini kami telah memberikan bantuan danna intensif 5 orang siswa magang yang melayani masyarakat di puskemas piyaiye tanpa mengharapkan apapun dari masyarakat. Hal yang dilakukan ini patut menjadi perhatian dari pemerintah baik dari kabupaten maupun dari dari distrik maka beberapa hari lalu pihak distrik menyerahkan intensif . walaupun nilainya kecil , tetapi minimal kami ada perhatian dan pemberian ini dari distrik hanya sebagai perangsang dalam rangka menunjang tugas-tugas mereka . Intensif yang diberikan ini , kami tidak tahu bahwa sebelum saya menjadi kadistrik itu ada perhatian atau tidak tetapi saya sebagai kepala distrik saat ini mesti memberikan perhatian kepada mereka sebagai bukti perhatian kami memberikan intensif walaupun nilainya kecil . maka kepada para petugas yang magang diharap tidak dilihat dari besar kecil nilai intensif tetapi maksud dan tujuan ppemberian ini demi merangsang para petugas dalam memberikan pelayanan sebab kemampuan keuangan distrik sampai disitu . kedepan pun kalau saja masih diberikan kesempatan untuk memimpin distrik ini , kami akan perhitungkan mereka yang mengabdi kepada masyarakat dengan tulus . sebab pengabdian yang dilakukan ini selain membantu pemerintah , dan masyarakat juga pengabdian yang tidak ternilai harganyaTahun –tahun mendatang lanjut edowai kalau kami masih memimpin akan diperjuangkan untuk menjadi CPNS sebab mereka melakukan tugas mulia tanpa mengharapkan apapun dari pihak mananpun . pengabdian ini patut dihargai lewat perhatian akan kesejahteraan hidup baik memberikan intensif , maupun berusaha memperjuangkan CPNS”demikian dikatakan Kepala distrik piyaiye Alexander Titus Edowai kemarin ( 26/11) ketika ditemui media ini dikediamannya .

.

Selain pihak distrik memberikan intensif kata edowai dalam waktu dekat ini akan dilakukan pengobatan massal, penyuluhan kesehatan di 8 kampung diwilayah distrik piyaiye . “ selain pemberian intensif akan dilakukan pengobatan masal, penyuluhan kesehatan , dan pembinaan yang akan kerjasama dengan sejumlah subdin yang ada di distrik piyaiye. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan dalam bentuk kegiatan Turkam ( Turun ke kampung-kampung ) dengan melibatkan instansi terkait , baik kesehatan , pendidikan, dan keagamaan dalam rangka pembinaan kepada masyarakat sesuai tupoksi masing-masing . Turkam akan diekmas dalam satu paket , baik pengobatan massal, penyuluhan –penyuluhan baik pendidikan , kesehatan, keagamaan, dan lainnya dalam waktu dekat ini . sedangakan 5 petugas kesehatan yang hingga kini belum masuk dalam penerimaan honorer kemarin , kedepan pemerintah daerah harus diterima CPNS , sebab merekalah yang aktif melakukann pelayanan kepada masyarakat yang ada di kampung –kampung . mereka harus diperhatikan kehususnya dalam penerimaan CPNS ditahun –tahunmendatang , sebab walaupu n kondisi medan sulit tetapi merekalah yang betah tinggal disana dan melayani masyarakat . mereka harus diperhatikan , diutamakan . merekja tidak sama degan petugas kesehatan di daerah lainnya “ urai edowai . emanuel goo .



Dana bangkam distrik kamuu dan kamuu selatan tersalur sebesar 3.o45Juta

Moanemani - Bertempat di halaman kantor distrik Kamuu, jumat 23 /11 lalu, dana pemberdayaan kampung sebesar 3.045 juta dibagikan kepada 29 kampung yan g tersebar distrik kamuu 17 kampung dan ,kamuu selatan 12 kampung . masing-masing kampung menerima 105 juta , 45 juta dari dana provinsi dan 60 juta dari dana pemberdayaan dari kabupaten .

Kepala distrik Kamuu Drs. Petrus Agapa yang ditemui media ini kemarin ( 26/11) mengatakan “ dana tiga miliyar empat puluh lima juta telah dibagikan kepada 12 kampung yang ada di distrik kamuu selatan , sedangkan 17 kampung dari distrik kamuu. Dana pembangunan dana kampung diserahkan di halaman kantor distrik kamu pada jumat 23 ini . dana bangkam 45 dari provinsi dan 60 juta dari kabupaten dengan total 105 juta perkampung telah dibagikan secara serempak kepada 29 kampung . dana pembangunan. Tahap pertama ini telah seleswai dibagikan langsung oleh staf bank papua dan disaksikan oleh pemerintah distrik . dana ini langsung diterima oleh TPPK (Tim Pengelola Kegiatan Kampung) .

Menyoal bagaimana penyelesaian kegiatan ,kata agapa selama ini masyarkat tunggu dana saja sebab sejumlah kegiatan telah selesai dilakukan oleh masyarakat sambil menunggu pencairan . maka sekarang mereka terima dan bagi dana
Lalu kini sedang buat laporan pertanggung jawaban dan menyusun program tahap ke dua . sebab jauh sebelum dana diturunkan masyarakat tekah melakukan sejumlah kegiatan yang diusung bersama . “ Sekarang mereka sedang menyusun lkaporan pertanggungjawaban sekaligus menyusun program tahap kedua sebab mereka telah lama melakukan sejumlah kegiatan yang diusung dari masyarakat lewat musyawarah kampung .sekarang malahan mereka sedang menyusun laporan juga program kegiatan tahap kedua “ urai Agapa . Emanuel goo

Kabupaten Dogiyai Lahir Akan Susul IJT

sejak Tanggal 6 Desember lalu Kabupaten Dogiyai sebagai salah satu Kabupaten pemekaran dari Kabupaten Nabire ,melalui rapat paripurna DRP RI di Jakarta.Maka pada Selasa (11/12) masyarakat Kabupaten Nabire menyambut kehadiran tim Pemekaran Kabupaten Dogiyai yang di pimpin lansung oleh Bupati Nabire Drs Anselmus.Petrus.Youw di Bandara Udara Nabir dengan tarian adat .
Kepada wartawan Bupati Nabire Drs A.P.Youw mengatakan, Kabupaten Dogiyai merupakan cucu kandung dari ibu kota Kabupaten Nabire ,setelah tahun 1996 lalu pemekaran Kabupaten Paniai dan Puncak Jaya yang merupakan anak kandung dari kabupaten Nabire.
Dengan hadirnya cucu Kabupaten Dogiyai di harapkan mampu menampung Sumber Daya Manusia (SDM) orang Papua ,dengan demikian orang Papua akan menjadi tuan di negeri sendiri.
“SDM telah kita cetak dan tidak mungkin satu Kabupaten mampu menampun semua SDM orang Papua yang ada,sehingga saya pikir harus ada pemekaran lagi untuk menampung semua “.
Untuk itu kepada Bupati atau pimpinan daerah yang ada nanti di Kabupaten Dogiyai,tinggal menggunakan atau memakai SDM yang telah ada ,dengan harapan tidak ada perbedaan terhadap semua SDM yang ada.
Sebagai Bupati Kabupaten Nabire ,”saya telah menyiapkan SDM dan kini Kabupaten telah juga di siapkan,tinggal kita siapkan atau aktifkan kembali Provinsi Papua Tengah”.
Sementara terkait karakteker Kabupaten Dogiyai,kata A.P.Youw, hingga kini sebagai Kabupaten induk masih menunggu petunjuk lebih lanjut dari Menteri Dalam Negeri(Mendagri) terkait karakteker yang di maksud.
Dan untuk karakteker Bupati Kabupaten Dogiyai , di harapkan dalam waktu dekat setelah ada petunjuk dan Bupati Kabupaten induk mengusulkan dua nama kepada Presiden untuk di tetapkan sebagai Karateker Bupati Dogiyai.
Dan Kabupaten Dogiyai yang kini telah resmi menjadi Kabupaten ,maka Kabupaten Dogiyai merupakan cucu kandung dari Kabupaten Nabire yang di harapkan mampu menampung SDM semua anak –anak di daerah ini.
Soal letak ibu kota Kabupaten Dogiyai kelak nanti ,menurut Bupati Youw ,semuanya tergantung masyarakat Mapia dan Kamuu,sehingga semuanya di kembalikan kepada keinginan rakyat setempat.

lebih jauh dikatakan selama kurung waktu 2 tahun lama kita bekerja untuk merebut Kabupaten Dogiyai,maka sudah tentuh kita korbankan waktu ,tenaga dan uang.
Dalam perjuangan merebut Kabupaten Dogiyai kepada Pemerintah Pusat di Jakarta,selama dua tahun itu,ada sejumlah isu yang berkembang di masyarakat bahwa,belum saatnya Kabupaten Dogiyai di Mekarkan atau di restui pemerintah pusat.
Dan Kahadiran Kabupaten Dogiyai yang telah di restui pemerintah pusat melalui sidang DPR pada 6 Desember lalu ,merupakan hadiah Natal Tahun 2007 bagi masyarakat Kabupaten Nabire dan Dogiyai.
“Setelah Kabupaten Dogiyai di restui Pemerintah pusat sebagai hadiah Natal ,kata A.P Youw, kini saatnya lagi untuk kita masyarakat Papua tengah (PT) kembali dan menanyakan pengaktifan kembali Provinsi Papua “.
Pemerintah pusat perna mendirikan Privinsi Papua Tengah,namun tiba-tiba anak itu hilang,”sehingga kini kita kembali tanyakan dan cari hilangnya anak itu dan kini anak itu berada di mana,tegas Youw yang di sambut tepuk tangan dari masyarakat.
Selaku orang tua yang perna melahirkan anak itu(Papua Tengah red-) ,kini sedang mencari keberadaan anaknya yang perna di lahirkan itu,dengan demikian perlu adanya dukungan masyarakat.
Dan kehadiran Provinsi Papua Tengah yang yang kini sedang di kejar untuk di aktifkan kembali oleh masyarakat Papua Tengah,bukan untuk kepentingan siap-siapa atau oknum tertentu,tetapi untuk kepentingan rakyat.
Dan perjuangan selama kurung waktu dua tahun pemekarang Kabupaten Dogiyai telah berakhir dengan hasil yang mengembirakan,sehingga Pemerintah pusat katakan Dogiyai merupakan hadiah Natal bagi masyarakat Nabire dan Dogiyai.
Pemekaran kabupaten Dogiyai akan membuka peluang bagi orang Papua terutama masyarakat Kamu Mapia yang selama ini merasa dilupakan oleh pemerintah kabupaten Nabire dan terutama oleh pemerintah Indonesia, dengan tujuan memperpendek rentang kendali jangkauan pemerintah kabupaten Nabire kepada masyarakat yang bermukim dipelosok pedalaman dan hidupnya terpuruk dalam keterbelakangan.

Selain membuka peluang Dogiyia juga akan menjawab ketertinggalan pembangunan di wilayah II pembangunan di daerah tersebut. “ Untuk itulah saya berjuang dan berupaya memekarkan kabupaten Dogiyai “
Pembangunan selama pemerintahannya ( A.P.Youw) kedua wilayah tersebut merasa dilupakan. Sebenarnya bukan dilipakan akan tetapi hanya karena medan yang sulit dijangjau oleh pemerintah.

Karenanya ujar bupati pemerintah telah berupaya memperpendek rentang kendali pemerintah dengan memekarkan kampung-kampung disusul dengan pemekaran distrik dan serta untuk membangunan sekian kampung dan Distrik didaerah itu pemerintah kabupaten Nabire telah berusaha memekarkan kabupaten Dogiyai.

Dia mengatakan, dalam alur perjuangan pembentukan daerah otonomi ( kabupaten) baru sejak 2005 dirinya dihadapkan pada berbagai persoalan yang berujung pada penolakkan. “Namun saya eksis pada pemekaaran sebab jika tidak dimekarkan kabupaten generasi muda tidak akan mendapatkan peluang guna bersaing dengan daerah-daerah lain di Indonesia umumnya dan khususnya di Papua,”tuturnya.

Karena itu tandasnya, semua komponen yang telah bertolak belakang dengan pemekaran Dogiyai sebaiknya merapatkan barisan untuk mempersiapkan diri guna membangun kabupaten baru yang akan di operasionalkan pada tahun 2008 mendatang. Seraya menambahkan, dengan penambahan pemekaran Dogiyai dan Puncak di Puncak Jaya maka kini Nabire telah memiliki cucuk dari kabupaten induk. Dengan demikian kabupaten Nabire siap menjadi Provinsi Papua Tengah.


Dambaan masyarakat wilayah pedalaman Kabupaten Nabire, khususnya masyarakat Lembah Kamu dan Mapia agar segera adanya Pemekaran Kabupaten Dogiyai kini telah menjadi kenyataan melalui sidang DPR RI di Jakarta pada Tanggal 6 Desember 2007. Untuk itu, pemerintah Kabupaten Nabire (kabupaten induk) bersama kalangan intelek bersama berbagai komponen masyarakat KamuU dan Mapia harus bergandengan tangan guna menata Kabupaten Dogiyai.
“Apa yang diharapkan berbagai komponen masyarakat yakni pemekaran Kabupaten Dogiyai kini telah menjadi kenyataan. Dengan demikian, tidak ada kata lain selain kita bergandengan tangan guna menjadikan Dogiyai bagaikan perempuan cantik. Yang menjadi pertanyaannya adalah Can We Maintenan This Country Like The Dogiyai Beauty Girls ? (Mampukah Kita Menata Dogiyai Bagaikan Perempuan cantik?),” Demikian seperti yang diungkapkan secara spontanitas salah seorang pejuang pemekaran Kabupaten Dogiyai, Apapa Clara Gobay, ketika media ini meminta komentarnya soal pemekaran Dogiyai Senin (11/12) kemarin di Nabire.
Dikatakan Apapa Clara Gobai yang juga adalah Pimpinan Partai PAN di Kabupaten Nabire ini, komponen-komponen masyarakat yang ada perlu bersatu guna menata Kabupaten Dogiyai sejak awal proses.Apalagi, Kabupaten Dogiyai merupakan salah satu daerah yang sulit untuk dijangkau, sehingga dengan adanya pemekaran kabupaten ini tentunya memperpendek jangkauan kerja pemerintah guna membuka isolasi sekalgus mendekatkan pembangunan kepada masyarakat. “Untuk itu, kita harus mendukung keberadaan kabupaten Dogiyai agar selanjutnya dapat mengejar ketertinggalan pembangunan. Ingat, kehadiran kabupaten Dogiyai jangan dijadiukan sebagai sorotan publik.,”paparnya sembari mengatakan, perjuangan pemekara kabupaten Dogiyai bukan untuk kepentingan pemerintah kabupaten dan tim sukses, akan tetapi perjuangan pemekaran kabupaten Dogiyai demi kepentingan pembangunan dan masyarakat.


Emanuel goo nabire

KOMISI E DRP PROPINSI PAPUA BUKA PERLOMBAAN, SAMBUT HARI NATAL
KARANG TARARUNA ” LUKAS PATTI GOBAY ”


Menyambut perayaan Natal 2007 Karang Taruna “Patti Gobay” menggelar sejumlah kegiatan diantaranya; Volly Ball Putra/putri, Sepak Takrau, dan pertandingan lainnya. Senin 19 Nov. 2007 dihalaman SD Neg. II Karang Tumaritis telah resmi dibuka kegiatan olah raga yang diselenggarakan oleh Karang Taruna “Lukas Patti Gobay” yang melibatkan sembilan Keluarahan di Distrik Nabire Kota. Kegiatan tersebut resmi dibuka oleh Ibu Yosephina Pigai, S.Sos. Sekretaris Komisi E DPR Provinsi Papua.
Dalam arahannya ibu Yosephina mengawali dengan maksud dan tujuan kedatangannya, yaitu kehadirannya merupakan rasa kepedulian terhadap sumber daya Pemuda dan pemudi, karena Pemuda/i sebagi generasa penerus gereja dan bangsa perlu dibina dan dibekali secara serius oleh Gereja dan bangsa, karena kekuatan suatu bangsa ada di pundak generasi muda. Sehingga kehadiran wadah-wada seperti; karang taruna ini harus difungsikan/manfaatkan sebagai tempat pembinaan yang solid. Ibu yang murah senyum dengan siapa saja ini, dirinya juga menambahkan bahwa hendaknya kegitan tersebut juga dapat menumbuh kembangkan minat, bakat, dan talenta yang ada dalam diri pemuda dan pemudi. Dan kegiatan ini diharapkan dapat menjalin dan mepererat tali persaudaraan di antara pemuda/I di sembilan Kelurahan yang ada di distrik Nabire Kota, dan ia mengharapkan kegiatan ini harus berjalan dengan aman, tertib dan terkendali hingga kegiatan berakhir. Ia pun menerangkan akan makna natal kepada kita semua khususnya kaum muda-mudi agar betul-betul dapat memaknai nilai-nilai suci Kelahiran Yesus Kristus Sang Juru Selamat Dunia, dan menjadikan nilai-nilai itu terpatri dalam kehidupan nyata. Pertemuan pertama yang dilakukan pada hari minggu yang dihadiri oleh beberapa lurah, kepala kampung, dan sejumlah anggota Karang Taruna, disela-sela itu sebagai seorang Ibu, menyerahkan bantuan berupa 3 set Bola Volly, 2 set Sepak Takrau, dan 8 buah tropi serta kaos dan topi untuk Panitia Natal, Kepala kampung dan Kelurahan masing-masing 25 buah.
Kepala Kelurahan karang Tumaritis mewakili kelurahan-kelurahan yang ada mengucapkan terima kasi atas kedatang ibu Yosephina Pigay, yang dapat meluangkan waktu bersama kami dalam mengawali semua kegiatan panitia Natal. Pada kesempatan itu juga disampaikan oleh ketua Karang Taruna “Lukas Patti Gobay” Yance Rumpumbo, S.Sos. Merasa bangga karena ada orang jauh yang mau peduli tentang kita di kelurahan Karang Tumaritis Nabire dirinya selaku ketua karang taruna tidak dapat membelas apa-apa tetapi Tuhanlah yang akan membalas budi baik ibu. Dalam waktu yang bersamaan juga di katakana oleh Ketua Panitia Natal Karang Taruna yang dalam hal ini sebagai penyelenggara menyampaikan terima kasih yang sedalam – dalamnya atas dukungan moril; juga menambah semangat pemuda dan pemudi di kelurahan karang tumaritis karena Ibu langsung mengadiri kegiatan kami. meskipun harus menghirup abu jalanan dan berjemur panas Nabire
Kemudian dilanjutkan dengan pawai kompoi keliling kota dalam kegitan tersebut turut hadir juga beberapa Kepala Kelurahan dan Kepala Kampung di wilayah Distrik Nabire pawai tersebut star dari Depan kantor Kelurahan Karang Tumaritis, menuju pantai MAF, menuju Kelurahan Siriwini, dan kembali ke Oyehe masuk jalan merdeka dan masuk di jalan Drs. A. Gobay hingga finis di depan Kantor Kelurahan Karang Tumaritis.
Wellcome dogiyai,Welcome Penderitaan
Emanuel paulus G Goo
"welcome Dogiyai". Begitulah bunyi berita utama yang dilansir media ini kemarin pagi . Semua masyarakat yang mendukung dan juga selama ini turut berjuang bernapas lega , sebab v selama ini menjadi dambaan dan harapan dalam waktu dekat ini akan terwujud . nbmun pada kelompok yang kontra dengan pemekaran dogiyai ini akan mengelus dada dan akan mengalah .
Sejak rencana pengesahan di lansir beberapa hari lalu , di mana dua tiga orang berkumpul atas nama orang dogiyai, maka yang pasti tema pembicaraan mereka adalah soal kabuapten dogiyai sebagai kabupaten baru. Tema seperti ini berserakan di semua tempat, di kebun , di gang kampung, di kuburan, diwarung bahkan pada acacara duka sekalipun. Maklum, hari-hari ini merupakan hari paling indah dan paling bersejarah dan mungkin paling romantis buat orang dogiyai , terutama setelah pemerintah melalui DPR RImemberikan kedaulatan sekaligus kekuatan yuridis kepada dogiyai untuk mengurusi dan mengatur sendiri daerahnya. Karena itu angka o6/12/07 atau angka 06 (tanggal) per 12 (bulan desember ) per 07 (tahun) merupakan angka keramat yang ditulis dalam album sejarah bangsa dan lebih terang lagi ditulis dalam album sejarah Kabupaten dogiyai .

Karena itu, paitua Gagabi dan maituanya Duaida Maga yang biasanya duduk santai di halaman kampung ugapuga pada setiap menjelang senja sambil menonton anak-anak mereka yang berlari kecil melintas gang kampung, menerobos sepi, ia menorehkan jarinya di tanah menghitung harga kopi,babi dan kacang , kini asyik menorehkan jarinya menghitung siapa menjadi apa (siapa menjadi bupati, siapa menjadi wakil bupati, siapa menjadi kepala dinas anu, siapa menjadi kepala dinas, ano, siapa menjadi kepala dinas ane), sampai-sampai jari telunjuknya telanjur masuk ke lubang celana Gagabi tetangganya yang juga asyik mengikuti pergerakan jari maitua Duaida maga
Nah, jika eforia dan prosesi mencintai tanah air orang dogiayai didorong oleh ambisi siapa menjadi apa, bukan siapa melakukan apa, untuk siapa, maka deklarasi Selamat Datang dogiyai dengan selamat datang kesedihan. Sebab, dogiyai hanya sebuah panggung pertarungan para pendamba jabatan dan para perindu kekuasaan. Dan biasanya pertarungan seperti itu selalu membangkrutkan rakyat, baik secara ekonomis maupun secara psikologis. Dengan kata lain, kalau kasus pemekaran dogiayai dan daerah otonom baru lainnya tak ada yang tipikal, tak ada sesuatu yang distingtif dengan pemekaran kabupaten di daerah lain, maka pengalaman pembangunan, pengalaman korupsi dan pengalaman penderitaan rakyat kurang lebih sama. Dengan demikian,dogiyai hanya dataran baru untuk mengkavling jabatan buat kalangan atas dan terjadi pemerataan kemelaratan di kalangan bawah. Jika itu yang terjadi, apa perlunya pemekaran? Bukankah pemekaran itu sekadar mengutip istilah orang seberang hanya membuat rakyat menderita berlipat ganda.
Kita bisa bayangkan, jauh sebelum dikukuhkan sebagai kabupaten, persiapan perpecahan sosial meleleh di mana-mana, proses segmentasi masyarakat kian merona di mana-mana, dan rivalitas suku mulai bersemi di mana-mana, mengerutkan hubungan berdasarkan afiliasi tokoh tertentu yang dianggap representatif untuk menjadi siapa di Dogiyai . Istilah aki ibo ani ibo (kamu adalah kamu) atau dalam kategori sosilogis outgroup dan ingroup berserakan pada setiap kampung. Kini orang di dogiyai tidak lagi sekadar menikmati kopi pahit dan ubi bakar membunuh keletihan di senja hari, tetapi menikmati pahitnya perpecahan karena perangai politik yang lebih bersifat praharadan seakan berusaha membubarkan kesunyian humanistik dan lingkungan parokial pedesaan.
Dalam mitologi orang dogiyai , gaya politik yang mementingkan jabatan dan kekuasaan dapat diparalelkan perilaku politik yang bermental kejar jabatan terkenal karena badannya bagai raksasa tambun, berbulu , legam sekujur tubuh dan bermukim di lembah, perbukitan untuk mengintai ke seluruh mata angin, dan kemudian memangsai semua makhluk, rakus dan selalu berkata bangkus, yang berarti "berikan semua itu kepadaku". Aransemen politik aweta ko enatanitada adalah mental cargo keinginan untuk mendatangkan barang yang berlimpah.
Jika pemimpin berperilaku bermental cargo, maka tidaklah cukup sayur-sayuran , kacang tanah, kentang dan kopi orang lembah kamu , mapia untuk menghidupinya. Dan jadilah dogiyai sebagai sumber eksploitasi dan keadaannya semakin memperlihatkan terlalu miskin hingga menggapai tongkat kayu untuk membantu membangunkannya dari kemiskinan sangat sulit. Jika demikian, tidak ada kegembiraan, tak ada bulan merona atas datangnya Kabupaten dogiyai , selain pemerataan kemiskinan, pemerataan perpecahan, pemerataan jabatan. Inilah pasir-pasir yang membangun tugu kesedihan atas nama kabupaten dogiyai itu.
Ia (dogiayi ) mungkin saja tampil memelas karena paduan keindahan alaminya dan ukiran rakyat pada kulit bumi. Meski terkadang keindahan justeru menghadirkan kesedihan. Matahari petang menggoreskan warna kuning di ubun gunung-gemunung, aroma bunga kopi yang membuka labirin kehidupan petani, petak-petak kebun yang menempel pada dinding tebing bagai lukisan realistik tentang koneksi kosmos dengan dunia sini. Terkadang ada orang di ujung kebun membajak dengan berkali-kali memutar , ada juga burung terbang menjemput senja, sekaligus menutup album lukisan di hari itu. Dan sebentar lagi bulan setengah bulat mengintip dari pepohonan cengkeh seolah memperlihatkan mujizat alam yang makmur. Tetapi semua tidak cukup buat para penjabat bupati dan jajarannya yang selalu berkata bangkus (berikan semua itu kepadaku). Tetapi, dogiyai harus bangkit merenda hari depan dengan kekuatan kesadaran historis yang begitu lama diposisikan sebagai inverior, lantas meratapi nasib di balik tembok politik yang dibangun nabire . Saatnya dogiyai mengolah ratapan menjadi ambisi sehingga dapat mengubah keadaan dan keadaan harus diubah.
* Penulis adalah koresponden suara perepuan papua

ASRAMA KAMUU YANG TAK BERDAYA

Kondisi Asrama Serviam Kamuun yang terletak dibilangan Perumnas I waena yang dibangun secara swadaya Oleh pelajar Mahasiswa Lembah Kamuu bersama mansyarakat Distrik Kamuu Kabupaten Nabire ini cukup memprihatinkan . Selain kondisi bangunan yang dibangun dengan papan sisa soumill yang dipungut di bengkel kayu akibat pembangunan asrama yang mandeg sebab dana sekitar 100 juta yang dibantu oleh masyarakat Kamuu digelapkan . Maka terpaksa para penghuni yang rata-rarta pelajar mahasiswa menutup didinding dengan papan sisa soumell . Juga gara-gara belum terselesaaikan pembangunan asrama sebagian besar penghuni tidur di teras beralaskan terval , sementara kamar yang ada dibongkar untuk direhap namun mandeg sehingga terpaksa mereka pergi memungut kulit kayu Soumell di bengkel lalu menutup didinding yang cukup sekedaruntuk membaringkan diri .

Asrama Serviam Kamuu yang terletak dibilangan Perummnans I waena ini dibangun sejak tahun 1998 seccara swadaya oleh Masyarakat Distrik Kamuu Kabupaten dalam bentuk sebuah aula . Karena animo anak-anak belajar di Jayapura tinggi Lalu penghuni kiann melonjak sehingga tak alagi mampu menampung . Maka atas kesepaokatan orantua,masyarakat hendak membangun asrama berlantai dua, dari kesepatan itu, masyarakat selaku orangtua mengirim dana sebesar 47 juta ditambah dengan sumbangan dari guru-guru 23 juta, juga bantuan dari walikota Jayapura 20 juta, belum lagi sumbangan dari dari kabupaten . Dengan sumbangan dapat diseloesaikan . Namun hingga kini belum selesai sehingga penghuni menuding panitia pembangunan telah menggelapkan bahkan mereka mendesak segera rampungkan pembangunan gedung asrama sebab dibangun sejak 2005 .

Menurut Ketua Asrama ServiaM Kamuu Henok Auwe yang ditemui media ini ( 3/11) mengakui Karena belum ada penyelesaian pembangunan asrama dan penghuni setiap tahun meningkat , yang tidak dapat menumpang lagi maka terpakswa dipeleh dengan papan –papan sissa soumel . Sebenarnya sudah dapat dibangun sejak lama namun karena dana-dana yang sudah diterima digelapkan oleh panitia . Karena belum selesai terpaksa alas dengan terpal diteras . Banyak cara kami dekati lewat sejumlah kegiatan yang digelar oleh penghuni asrama tetapi itupun tidak dapat digubris . Hingga hari ini panitia pembangunan tidak lagi pernah datang diasranma , walapun kami undang lewat berbagai kegiartan, baik acara perpisahan, perkenalan, ataupun acara seminar dan lainnya , tetapi selama itu pula tidak pernah datang kiunjungi kami . Sebanyak 47 juta ditambah bantuan dana lainnya irtu ditangani dari Panitia pembangunan. Selama ini pula orangtua kami yang telah membantu dana selalu menanyakann sampai dimana openyelesaiabn pembangunan asarama , bahkan orangtua yang datang dari kampung , bila melihat kondisi asrrama seperti ini mereka menangis baru pulang . Tapi itu kenyataan yang kami terima saat ini sebab belum ada penyelesaain ” banyak orangtua kami yang datang ke sini selalu kecewa, bahkan menangis disini baru pulang setelah melihat keadaan kami sebab kondisi kami tidur diatas terval . banyak pula orangtua dari kampung yang datang kesini kecewa ,sebab mereka tahu saja bahwa bantuan dana pembangunan asrama telah disalurkan lewat panitia pembangunan tetapi kekecewaan yang dibawa pulang . Sebelum adanya penggelapan dana pembangunan ini , pernah rapat dan minta pertanggungjawaban penggunaan dana tetapi itupun tidak mempan banhkan hingga saat ini panitia tidak lagi datang ke asrama . Sempat berharap pula bahwa asrama harus selesai sebab kami tahu dana sekitar 80 juta ada tapi panitia bilang dana habis . Hanya gara-gara terlantarnya pemnangunan asrama hubungan antara penghuni , panitia yang juga kepala keluarga kami renggang . Hubnugan renggang gara –gara itu gara –gara belum ada penyelesaian pembanmgunan ” Auwe Menyoal makan minum , Auwe mengaku tidak pernah mendapat bantuan bahan makanan selama ini . ” Asrama kami rtidak pernah mendapat bantuan bama sedangkan asrama lain dapat bantuan bama, tetapi itu kami upayakan sendiri .

Sementara itu menurut Ketua Panitia Pembangunan yang juga Kepala Keluarga Kamuu , Kundradus Agapa, A.Md.Pd yang dihubungi media ini mengatakan soal pengelolaan keuangan bertemu gdemngan bendahara sebab semua pengelolaan keuangan ada di bendahara . Belum lama ini sempat mendekati penghuni termasuk keluaga Kamuu tetapi mereka menuding saya gelapkan uang maka sya lepas tangan dan untuk itu hubungi bendahara mengangkut penggunaan dana . ” Saya tidak bertanggung jawab atas pengelolaan dana pembangunan asrama sebab tidak mengetahui persis kondisi keuangan kami. Karena itu ade hubungi bendahara ” urai agapa ( 03/11)
Lantas ketika ditemui media ini , markus gane bendahara pembangunan asrama kamuu, mengatakan dana yang dikirim dari kampung menjadi sumber pembangunan adalah hasil swadaya masyarakat kamuu dan sumbangan para guru-guru sd yang ada di kampung . sementara dana dari sumber lain hingga belum ada walaupun telah melakukan upaya penjaringan dana . pembangunan asrama dapat saja dilakukan namun dana menjadi kendala . dimana saat ini panitia berada pada posisi dilematis dimana sisa dana yang apakah bayar untuk ongkos kerja tukang yang masih utang 25 juta atau membeli membeli material bangunan untuk melanjutkan . kalau dahulukan bayar ongkos kerja tukang maka kelanjutan pembangunan berhenti sampai disitu tetapi kalau didahulukan untuk membeli bahan bangunan maka ongkos kerja tukkang masih menjadi tanggunangan panitia sementara dana yang ada hanya 25 juta sehingga panitia berada pada serba salah .” mau lanjutkan ppembangunan , dana yang ada 25 juta saja sehingga satu harus ditinggalkan entah ongkos kerja tukang atau belanja meterial, sebab dana yang ada hanya sekitar itu . selama ini berkembang banyak isu bahwa atas nama
pembangunan asrama menjaring dana namun hingga saat ini belum terima hingga kini . saya selaku pemegang dana pembangunan belum terima bantuan dana dari pihak manapun . sumber dana satu-satunya yang digunakan selama ini adalah sumbangan sswadaya dari masyarakart kampung dan guru-guru sd yang ada di lembah kamuu kabupaten nabire. selain dari itu panitia belum pernnah menerima bantuan apapun dari manapun . kemudian untuk sementara ini pembangunan asrama asrama tidak dilanjutkan sebab dana yang ada tidak mencukupii , baik untuk belkanja material , juga ongkos kerja tukang yang diminta 25 juta serta membiayai kebutuhan lainnya, apalagi pembanguanan asarama yang ukurannya 14x 16 meter sehingga memakan biaya yang tidak . pelajar dan mahasiswa ttermasuk ikatan kerluarga kamuu sendiri menganggap bahkan menuding kami menyelewengkan dana padahal perhitungan kami dana ada saat ini tidak cukup membbiayai keseluruhannnya . maka untuk sementara ini kami berhenti melanjutkan pembangunan sambil menunggu sumbangan yang pihak luar yang masuk baik secara perseorangan maupun kelompok , entah pemerintah mapun swasta . ada isu berkembang ada sumbangna yang masuk namun itupun hingga saat ini saya belum terima.

paadahal banyak cerita yang dikembangan dikalangan kita ada sumbangan dari ini , itu namun kenyaaataan nya sebagai bendahara belkum pernah menerima sumbangan-sumbangan itu . sengaja dibiarkan kelanjutan pembangunan ini sambil mengikuti perkembangan dewasa ini dimana atas nama pembangunan asarama menjaring disana-sini . kalau sampai akhir tahun ini tidak ada pihak yang membantu dana maka akan dilakukan evaluasi pembangunan ini ” urai gane kjepada suara perempaun (8/11).
selama ini banyak isu berkembang adanya bantauan dana secara individual ,namun hingga saat ini belum jatuh ditangan bendahara. ” walikota jayapura memberikan bantuan 10 juta namun dikasih lewat anaka-anak asrama . laporan penggunaan belum ada ,terus sumber lain, dorang
m.r. kambu membantu tetapi lewat penghuni langsung , laporan penggunaan hingga hari ini belum ada . terus sumber lain secara individual ada cuma sebatas cerita belum ada bukti pemberian bantuan . dalam rangka penjaringan dana ,segala urusan administrasi yang selama ini saya pegang tapi selama menjaring ddana itu tidak ada yang datang minta mengurus dana . namun mencari dana secara individual, menjaring dana demi kepentingan pribadi . walapun demikian belum ada bantuan satupun yang masuk ke kas kami . kami tunggu isu yang berkembang ada bantuan –abantuan tetapi belum ada realitas maka akhir tahun ini kami akan habiskan dana yang ada . pejabat dari kamuu yang ada di jayapura saja tidak ada sumbangan hanya tau bicara .malahan dengan atas nama pembangunan asrama orang benar-benar memanfaatkan kans ini untuk mendapatkan dana ”terang gane .

asrama serviam kamuu , selain tempat tinggal satu-satunya bagi pelajar dan mahasiswa kamuu kab. nabire yang belajar di jayapura , juga pusat kegiatan pelajar, mahasiswa, kerukunana keluarga kamuu yang berdomisili di jayapura, baik acara perekenalan, seminar, peretemuan , acara syukuran wisuda, dan kegiatan lainnya , namun dalam proses penyelesaian pembangunan asrama tak ada satupun orangtua di jayapouyra yang peduli.bahkan banyak lontaran tak mengenangkan sering dialanmatkan kepada panitia , ketika menjaring dana . ” masyarakat kamuu selalu rajin melaksanakan banyak kegiatan tapi tidak ada perasaan memiliki atas asrama ini bahwa keadaan asrama dalam kondisi telanjang . sejumlah hal dilakukan meyakinkan kerabat kamuu dipandang kasat mata . lallu siapa yang peduli ?. banyak orangtua dari kamuu yang menandaskan anak-/anak kami pulang pergi sekolah dari rumah orangtua jadi minta dana pembangunan kepada masyarakat di kamuu. tetapi uang yang dibantu dari masyarakat sangat kurang sebab kita bangun asrama dengan ukuran 14x16 meter .lalu itu 2 lantai yang membutuhkan dana yang cukup besar . mulai dari pembangunan awal hingga kini ditraktir 60 juta telah terkuras selain bantuan material yang diberikan secara perseorangan ” tandas markus .

selama ini, anak-anak pelajar dan mahasiswa kamuu mengeluh itu wajar, hanya jangan omong yang tidak betul karena tidak tahu opersoalan sebab bagi oirang lain menjengkelkan . anak-anak sendiri sudah merasakan dan mengalami sendiri bagaimana orang bangun sebuah rumah dengan mengelola 10 juta melanjutkan pembangunan asrama .oranmg mernganggap dana sumbangann ,masyarakat yang dikirim itu cukup padahal membutuhkan biaya sangat besar . semua dana yang saya dapat ada catatan yang akan dibawa saat evaluasi akhir tahun ini . kalau sama sekali tidak ada sumbangan dari luar maka yang ada sekitar 25 jutaan yang ada saat ini kita akan habiskan entah bayar ongkos kerja tukang atau belanja habis material bangunan . lalu siapa yang akan bayar ongkos kerja kalau belanja material bangunan dan sebaliknya . masalah pokok yang panitia hadapi saat ini kalau kita bayar utang ongkos kerja tukang atau beli material semua . lallu ongkos kerja tukang tetap akan jadi utang pada panitia kalau beli material bangunan . disinilah menjadi sebuah dilematis sebab kami tidak ada bantuan dana penmyelesaian pembangunan asarama ” urai gane. emanuel goo

Profil Oktovianus Pogau

Oktovianus Pogau, suatu nama yang sangat indah yang diberikan oleh ayahku kepada saya saat bapak disurga menganugrahkan saya kepada mereka. Tanggal 05 April Tahun 1992 itulah hari kelahiran saya. Petrus Pogau, itulah nama ayah saya, ayah saya sangat bertanggung jawab dan berwibawa dalam memimpin keluarga maupun memimpin masyarakat. Karena ayah saya orang yang sangat bertanggung jawab terhadap setiap perkara yang dipercayakan sehingga tidak heran kalau ayah saya telah lama menjabat sebagai kepala kampung atau yang biasa disebut dengan kepala suku oleh masyarakat sekitar kita. Provinsi Papua, Kabupaten Pania, kecamatan Sugapa, desa Mbamogo itulah tempat daerah tinggal dan kelahiran saya.

Ibu saya juga sangat mencintai saya, Juliana Nabelau namanya. seorang ibu yang selalu memimbing, membina dan mengasuh saya dalam segala perkara maupun masalah. Didikan yang diberikan ibu saya punya tujuan utama yaitu agar saya menjadi seorang yang berhasil dan berguna bagi bangsa dan nusa terutama bagi Papua tercinta. Seperti biasa agama merupakan salah satu yang paling penting dianut sehingga sayapun diajar berbagai ajaran agama, namun dalam hal ini sayapun menganut agama Kristen Protestan.

Setelah saya berumur 4 tahun saat itu sayapun mempunyai keinginan dan angan-angan untuk bersekolah. Karena anugrah dan rahmat Tuhan sehingga syukur tepat pada waktunya melalui Yayasan Pesat Nabire, dibawah pimpinan Pendeta Daniel Alexander membuka suatu Taman Kanak-Kanak yang berpola asrama di Kecamatan Sugapa, Bilogai. Sayapun mendaftarkan diri kemudian bersekolah disitu sambil tinggal diasrama.

Sehabis itu sayapun melanjutkan studi Sekolah Dasar saya di SD Kristen Agape, kalibobo. Kemudian SLTP di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SMP Kristen Anak Panah. Banyak yang saya peroleh saat saya masih sekolah SMP diantaranya berbagai penghargaan lomba mengarang, maupun olahrga. Sehabisnya sayapun melanjutkan sekolah menengah atas ke SMA Anak Panah, kalibobo, Nabire Papua. Saat blog ini dibuat saya masih duduk dikelas satu.

Tempat tinggal saya saat ini di Asrama Agape, tepatnya berada di jln Martha C Tiahahu, Kelurahan Kalibobo, Nabire-Papua. Saya saat ini tinggal dengan banyak teman yang selalu menguatkan maupun menasehati saya dalam kehidupan saya. Teman-teman kalian orang hebat yang membuat saya hebat. Namun dari semua yang senangi tidak ada artinya karena dimana pada saat saya melanjutkan studi saya kedua orang tua saya telah dipanggilNya.. Namun satu yang saya percaya dan yakini saya akan tetap bertemu dengan mereka suatu saat.(ov)

MEMERANGI KEKERASAN TANPA KEKERASAN

Damaiku, Damaimu, Damai kita . Damai itu indah .Demikian sepenggal tema yang diambil dalam merayakan hari doa” Damai “ sedunia pada bulan oktober lalu di Jayapura dalam rangka menciptakan Tanah Papua sebagai tanah Zona Damai di Papua .Ada apa dengan damai? Mengapa diambil doa damai? Hendak kemana mencari damai? Tak berlebihan bila berbagai denominasi agama (Kristen, Katolik, Hindu Budha ,Islam ) bersatu menurunkan dengan tema “Damai” sebab rasa kedamaian yang dicari selama ini semakin jauh dalam konflik dan kekerasan bernuansa SARA yang merebak dimana-mana baik diti ngkkat local,nasional maupun ditingkat dunia internasional .
Dewasa ini adalah saat-saat yang penuh dengan ketegangan,konflik dan mudah saja menimbulkan kekerasan,baik antara suami,isteri,adik dan kakak,antara suku yang satu dengan suku lain,antara kelompok pendatang dengan kelompok penduduk setempat, orang pedalaman dan pesisir, antara satu agama dengan agama lainnya. Hampir setiap hari dengan mudah kita menyaksikan kekerasan merajalela di mana-mana dan kekerasan dengan sendirinya telah menjadi bagian dari budaya masyarakat. Bagaimana reaksi atas kekerasan yang secara terang-terangan terjadi hampir setiap hari, daerah sehingga mempengaruhi kehidupan . Tidak ada jalan lain selain membawa damai di tengah-tengah kekerasan yang merajalela di sekeliling kita. Damai itu sangat dibutuhkan setiap orang bahkan diri sendiri. Karena itu mulailah berkata tentang sesuatu yang mendatangkan damai diantara kita dan tak lupa pula merasakan hal-hal yang positif untuk memupuk damai diantara kita. Yesus mengajarkan bahwa kita harus berbuat sesuatu yang baik kepada orang lain seperti apa yang kita inginkan orang lain perbuat kepada kita. Berdamai itulah jalan yang terbaik untuk semua orang. Kebencian,kerakusan dan iri hati tidak akan menyelesaikan masalah, malah menambah persoalan dari yang satu kepada persoalan yang lain.
Rasa perdamaian dan solidaritas dimana-dimana sudah dilukai,yang dulunya diakui ramah dan bersahabat. Kini tiba-tiba, menjadi keras. Kejam dan brutai menjadi pembunuh-pembunuh perang saudara seperti kritik di Ambon. Hak-hak asas manusia terus-menerus ….terakhir pembunuhan Theys dan penembahkan warga sipil di timika……dan kecil masih saja diusur, dikorbankan ………………penegak hukum untuk melindungi keadilan malah men jadi korupsi pemerasaan. Harkat dan martabat luhur sebagai manusia merdeka sudah pudar menggelam . lagi dalam primodialisme kemudian muncul lagi fanatisme buta antar SARA, (suku Agama, Ras, Adat dan Istiadat) yang dibakar dan dikipas-kipas oleh provokator bayaran dari penguasa-penguasa politik , seperti halnya terror pemboman rumah pemimpin redaksi radar timor di Kupang, NTT. Belum lama ini akibat pemberitaan-pemberitaan yang kritis dan objektif, keterlibatan dan kedisiplinan yang membawa rasa damai bagi kita merosot sekali. Bukan hanya didaerah kita semua hal itu terjadi tetapi daerah yang jauh dari kita bahkan diseluruh dunia menjadi perang politik kekerasan dengan terorisme. Kejahatan criminal balas dendam perompokan dan pembunuhan (baca: penembakan warga asing di Timika beberapa waktu lalu )genoside secara besar-besaran untuk menghapuskan suatu etnis sehingga jutaan jiwa manusia menjadi korban kon g dan kekerasnan.
Kecenderungan manusia papua ini adalah menanggapi konflik dengan bentuk kekerasan , baik kekerasan fisik, kekerasan struktur, maupun kekerasan budaya, sehingga budaya kekerasan menjadi kenyataan dan sajian utama dalam pemberitaan di berbagai media massa, jugaa “Menu” dalam kehidupan sehari-hari yang merupakan tanda-tanda kerusakan dunia dan kebobrokan manusia ini terjadi berulang kali karena meraja lelanya individualisme, hedelisme, dan korupsi, skala besar yang dengan serakan menjarah kekayaan bumi sampai merusak lingkungan hidup kini dan masa depan.
Hal ini mengingatkan manusia/kita sedang sakit. Penyakit ini terlihat dari kecenderungan dalam setiap konflik yang langsung bereaksi dengan kekerasaan. Bahkan sering kali secara biadab seakan-akan kemampuan untuk sabar, menerima keberadaan orang lain yang berbeda suku, Agama, dan Adat istiadat sudah sirna dan menguap. Manusia menjadi masalah secara psikologi. Kita tidak mampu membawa diri secara normal mengolah konflik-konfliknya secara wajar. Budaya kekerasaan sudah merupakan kenyataan dalam kehidupan bangsa besar ini setiap gesekan atau konflik dapat berakhir dengan pembunuh atau perkelahian masal.
Dari kemelut kekerasaan ini, dapat dipertanyakan apa latarbelakang suasana yang membuat kita mengekspresikan kemarahan dan keputusan dengan kekerasan? Bahwanya modernisasi dan globalisasi ikut andil atas manusia dunia yang membuat berada dalam keadaan tegang secara terus menerus sehingga terjadi proses transformasi budaya yang mendalam dari masyarakat
M,on tradisional kepasca tradisional maka dengan sendirinya terjadi disorietasi/disfungisonal yang terasa sebagai ancaman ekonomis, psikologi dan plitis.
Cara –cara penyelesaian konflik tradisional tidak mampan alias mendukung, begitu pula dengan cara-cara tradisional untuk menghadapi kemajemukan dalam masyarakat tidak lagi bekerja. Maka otonomis kecenderungan primodialistik kedalam dan agresif keluar bertambah selama manusia mengalami proses modernsisasi sebagai proses yang positif untuk meningkatkan rasa kesejahteraan, kedamaian, dan keadilan. Tekanan umum ini mengapa baru dalam tahun-tahun terakhir ini kekerasaan demikian meraja lela ? mengapa kita mudah terprovokasi ? tak dapat dipungkiri bahwa adanya tendensi-tendenssi eksklusif, baik dikalangan agama maupun suku bangsa (kelompok masyarakat) yang memiliki dampak mengkafirkan yang beragama lain dan mengajar kita untuk mengambil jarak dari orang lain yang kafir, segala macam cerita tentang golongan atau kelompok lain tanpa usaha untuk menjamin kebenarannya, pemanasan hubungan antar golongan atau siapa siapa kita ppermasalahkan ? Entahlah .namun semuanya ini tidak terlepas dari system kekerasaan orde (ORBA) yang merupakan melembaganya kekerasaan. Berdasarkan kekuasaan tak tertanding, hampir semua konflik sosial/kepentingan tidak selesaikan secara rasional, obyektif, atau dialogal yang adil, melainkan menurut kekuasaan kooptasi, ancaman, intimidasi, dan penindasan. Hanya dengan jalan itulah orang atau kelompok orang dapat mempertahankan diri atau maju selama orde baru. Kebrutalan aparat (TNI-POLRI) dimana pun mereka beraksi dibarengi dengan slogan pada masyarakat tentang-tentang nilai-nilai luhur” Rasa kebangsaan dan persatuan kesatuan yang menambah sinisme dan rasa putus asa. Kenyataan membukti yang jelas,jika kita memilik kasus-kasus ditanah air , konflik SARA di Ambon, GAM di Aceh OPM di Papua,dll.hal ini dapat mengerti bahwa dengan slogan mempertahankan persatuan dan kesatuan demi keutuhan NKRI itu terjadi kekerasaan fisik yang mengorbankan saudara-saudaranya sendiri.
Kita diliputi budaya kekerasaan semakin menurun karena konflik sehari-hari tidak lagi mampu ditangani dengan baik.melainkan langsung meransang kekerasan serta melibatkan komuitas yang bersangkutan oleh pihak-pihak gelap alias provokator (mungkin TNI,POLRI, penguasa, mungkin juga warga Sipil lainnya).
Kita adalah masyarakat plural yang terdiri dari berbagai etnik, agama dan adat-istiadat ini, kini titik sambung pluralistic mulai retak, ibarat terkena atrofi kemampuan untuk berisolidaritas melebihi lingkungan primodial yang mengarah suatu penyempitan focus perhatian pada kelompok sendiri karena kemampuan untuk merasakan kebersamaan, telah digerogofi oleh konsep “ kami dan mereka “ bukan kita semua.Hal ini dirasakan suatu ancaman besar yang hidup dalam kehidupan pluralitas. Lantas mengapa kita menjadi seperti itu ? Pluralistas kita adalah kenyataan yang ada, dulupun seringkali terjadi konflik ketegangan tetapi merebaknya konflik komunitas seperti sekarang ini baru mulai beberapa tahun belakangan ini, (sejak Presiden Soeharto turun dari Prabonnya).
Aktualisasi ditingkat rakyat langsung hanya akan efektif, apa bila diciptakan kondisi structural yang mendukung dimana aparat pemerintah (TNI-POLRI), Efektif, Yudikatif) harus mengembalikan hukum dan membongkar provokasi yang hendak menggunakan keadaan konflik. Penggaran hak asasi manusia di tegakkan secara tegas dan transparan yang demokratis. Seharusnya kita belajar untuk menghadapi konflik-konflik diantara kita secara terbuka, rasional dan dialogis. Bersama dengan itu seakan-akan kurang berfungsi. Karena hidup dalam situasi kondisi yang keras, kacau, dan menegangkan dalam kehidupan kita, maka dalam mengatasi konflik dan kekerasan. Nilai-nilai asli masyarakat yang positif diaktualisasikan, dengan menyadari pluralistas dalam agama, etnis, dan budaya sebagai suatu bangsa besar.
Adalah suatu realita bahwa ini tokoh agama sudah menjadi figure yang selalu dihormati. Disegani dan diagungkan, oleh umatnya maka guna menghadapi aneka macam konflik SARA belakangan ini, tokoh agama telah berbuat berbagai usaha perdamaian terakhir seruan Doa Damai Sedunia dan berbagai Dominasi, agama. Suku bangsa, budaya melalui rekonsiliasi dengan harapan membangun hidup bersama dalam suatu social society yang damai dan sejahtra DAMAI ITU INDAH.
Penulis Adalah koresponden suara perempuan papua Pemerhati Tinggal Di Nabire







POTENSI KEPEMIMPINAN TRADISIONAL MASYARAKAT PAPUA
Oleh
EMANUEL GOUBO GOO

Masyarakat papua terdiri dari berbagai etnis yang berjumlah + 253 kelompok etnis.Setiap kelompok etnis memiliki sistim kepemimpinan tradisional tertentu dan menampilkan sifat-sifat yang pada satu sisi memiliki persamaan dan pada sisi lain memiliki perbedaan-perbedaan. Dalam disertasi DR.J.R.Mansoben,MA secara gamlang membagi 4 tipe sistim pemimpinan tradisional alias local dipapua,diantaranya, sistim kepemimpinan kepala suku,sistim kepemimpinan kerajaan,sistim kepemimpinan pria berwibawa,dan sistim kepemimpinan campuran.
Bila ditinjau lebih jauh dari keempat tipe sistim kepemimpinan tradisional yang tersebar dipap[ua ini,banyak memiliki ciri-ciri spesifik yang memperjuangkan kesejatrahan umum,menegakkan keadilan dan kebenaran,serta menjaga keselamatan bagi warganya. Lantas sistim kepemimpinan formal masuk kedalam sistim kepemimpinan tradisional,maka terjadi dualisme kepemimpinan didalam masyarakat,timbul pertanyaan dampak apa yang diterima oleh masyarakat,atas berbaurnya sistim kepemimpinan tradisional alias local dengal kepemimpinan formal.
Awal kehadilan atau masuknya sistim kepemimpinan formal yang dibangun oleh pemerintah belanda dan Indonesia ini,telah terjadi kenangan dalam-dalam sistim kepemimpinan local, sehingga terjadi pula dualasmapemimpinan antara local dan formal yang dalam berimbasnya kebingugan dalam masyarakat tradisional. Disinilah awal pengujian legitimasi kepemimpinan tradisional dan sistim keterpimpinan local yang adalah telah ada legalitas atas cirri-ciri dan kenabilitasnya dalam alinea perpolitikan dimasyarakat.sememtara kepemimpinan fomal diterim dan akui begitu saja tampa adanya suatu pengunjian regetimasi,karena suatu hal baru yang berasal dari pemerintah.
Kepemimpinan tradisional yang telah lama hidup dan berkembang dalam masyarakat Papua mulai tergeser dengan kehadiran kepemimpinan formal yang diturunkan oleh pemerintah Belanda ataupun Indonesia yang diplementasikan melalui program pembangunan Desa,Kecamatan,Kabupaten,dan lainnya,sehingga otomatis pula pemimpin-pemimpin local tergeser dan mulai menyaksikan kepemimpinan I formal[Desa,Camat,Bupati,Gubernur,DPR dan lainnya dengan implementasi program,sementara kepemimpinan local implementasinya dengan kapabilitas yang dimilikinya lebih cenderung mengutamakan kesejahteraan warga,kesejahteraan warga,kesemuanya dilakukan dengan nurani yang polos tanpa ambisi radikal menjadi pemimpin local. Lain halnya dengan system kepemimpinan formal [Desa,Camat,Bupati,DPR,dan lainya].selai syarat dengan ambisi naik ke level yang lebih tinggi,juga mencari masa melaui korupsi,kolusi dan nepotisme.
Sistem kepemimpinan formal yang telah bercokol hingga kedaerah terpencil ini telah terjadi perubahan-perubahan radikal,yakni semakin menyempitnya ruang gerak peranasn took-toko tradisional,karena mereka tidak diperhitungkan lagi dalam implementasi program pembangunan didaerah kekuasaannya,sehingga tidak mengherankan bila terjadi penyimpangan-penyimpanggan yan merugikan rakyat kecil,disana sini saja kasus korupsi diatas program pembangunan yang diimplementasikan,yang pada ujung-ujungnya hilang mosi masyarat terhadap system kepemimpiana formal baik ditingkat desa,hingga pemerintah pusat sekalipun. Disini banyak kasus yang dapat kita lihaat,dana IDT,Bangdes,PPK,ditingkat desa,misalnya banyak warga desa tidak menikmati dana-dana bantuan tersebut,yang tragisnya dinyalir dana-dana tersebut jatuh ditangan kepala desa dn aparat Camat,dan lain-lainnya,sehingga apatisme pembangunan yang terjadi disana. Hanya sebuah kasus kecil dalam system kepemimpinan desa,belum kasus besar lag yan terjadi ditingkat kabupaten,propinsi,bahkan pusat.berkaitan dengan ini Drs.Mieke sehousen dalam sebuah hasil penelitian mengatakan “Tidak mengheraankan hal ini bukanlah gejala yan
Baru.Ia menyebut kesulitan dalam melaksanakan langkah-langkah pemerintah jika kepala desa tidak disenangi:kemudian penduduk desa ,dengan perlawanan pasif,sekalipun merugikan ini”. Disinilah legitimasi system kepemimpinan diuji dimata rakyat,baik itu kahadiran aparatur pemerintah sebagai pemimpin formal implementasi program.
Sistem kepemimpinan tradisional telah tergeser dengan adanya berbagai transformasi termasuk system kepemimpinan formal yang merakyat dimana-mana.lantas dengan adanya pembentukan majelis rakyat papua,kasak-kusuk membicarakan,tokt lokaal sebagai salah satu pilar dimeja tersebut,pada hal beberapa decade lamanya tokoh local diposisikan hanya sebagai penonton bahkan tak perna dilibatkan dalam implementasi program alis proyek pembangunan,yang semestinya dialah yang memiliki pengaruh dimasyarakat.apabila kalaupun nanti majelis rakyat papua mulai diisi,percaya atau tidak akan muncul tokoh-tokoh local gandungan alias aspal [Asli tapi palsu ]yang mengaku dirinya tokoh dari suku ini atau suku itu,sementara tokoh pemompin berkualitas masih jauh berada dibalik gunung,lembah ataupun dipinggiran pantai,karena telah digeserkan sebagai pemimpin local dengan adanya kepemimpinan formal.dan juga pemimpin local diadakan yang muncul sepperti itu telah terkontaminasi dengan kepemimpinan formal yang penuh dengan kebobrokan,sehingga perlu pengujian criteria-kriteria legitimasi dan kapabilitas perpolitikan tradisional dimasyarakat.bila seorang mengakui dirinya sebagai tokoh adapt atau sejenisnya guna memperoleh jabatan anggota majelis Rakyat papua atau untuk memperoleh sesuatu,maka perlu dipertanyakan legitimasi dan kapabilitas dia sebagai tokoh masyarakat alias pemimpin local dari suatu etnis,baik yang mengakui sebagai bobot,tonowi,ondofolo,kayepak,kain,nagawan ,sonowi,membri,dan lainnya,sehingga diakui ketokohannya. Untuk itu perlu legitimasi dari masyarakat sebagai seorang tokoh,sebab dengan berbagai perubahan sosial budaya yang berubah cepat itu secara otomatispula telah berubah ketokohan yang sebenarnya demi memperjuang dewasa ini keakuan toko local telah terkontaminasi dengan kepemimpinan formal yang penuh dengan politik kotor dengan berorientasi untuk mencari kepentingan pribadi mengorbankan rakyat kecil yang tarah tau apa-apa.sebab pemimpin local dari suku-suku bangsa yang ada dipapua telah diuji dan memenuhi criteria serta memiliki kapabilitas dimasyarakat,sehingga ketokohannya mendapat legitimasi dari pendukunnya,hanya saja mereka tersebar dikampung-kampung terpencil.
Dari uraian ini,ditarik simpulannya bahwa legitimasi kepemimpinan formal telah menggeserkan posisi tokoh masyarakat,sehingga berubah pada kegoncangan dan ancaman system kepemimpinan local,selain itu dengan adanya kepemimpinan formal meninggal preseden buruk bagi warga dengan mencermati penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh pemimpin formal,juga terjadi dualisme kepemimpinan yang berimbas pada apatisme masyarat terhadap berbagai implementasi program pembangunan karena masyarakat mengakui kepemimpinan local.bersamaan itupula terjadi perpecahan solidaritas sosial yang ada sejak leluurnya,serta telah membatasi ruang pemimpin local,pula kepemimpinan formal telah mematikan kreatifitas masyarakat dalam usaha-usaha produktif ,yang ujung-ujungnya kini mereka mengharapkan bantuan [beras JPS,Beras Miskin alias raskin,bantuan kukesra,dan lainnya] dari pemimpin formal yang hanya membuka peluang kepada masyarakat mengharapkan bantuan lagi,yang tahu-tahunya pemerintah [pemimpin formal]pun meminjam bantuan luar negeri[padahal diapun trada apa-apa].
Disinilah imbas dan problematika dari system kepemimpinan formal, sementara kepemimpinan local telah sirna bersama waktu, yang kini tinggal hanya nama atau konsep” Tonowi,Ondofolo,Kain,Sonowi,Kayepak,Tesmaypit,Bobot, Nagawan,dan lainnya,sedangkan isi atau ciri dan kapabilitas tarah tau entah kemana perginya.
Akhirnya,bila kursi majelis rakyat papua mulai dibagikan,maka jangan lupa sisikan pemimpin local yang ada dikampung-kampung,baik itu dibalik gunung,lembah,pesisir,pantai,daerah aliraan sungai,daerah rawah dan lainnya.perhitungkan pemimpin local sebab dia mempunyai pengaruh yang sangat kuat dimasyarakat juga mengetahui keberadaan masyarakat serta memperjuangkan segala aspirasi dan kesejahteraan warganya.

Penulis Adalah
Kontributor Papua Pos Nabire &
Wartawan Suara Perempuan Papua

Ketika Agen TSPP Nabire Theresia Dogomo ,S.Sos

Perempuan sebagai komunitas yang lebih dari separuh jumlah penduduk merupakan unsur potensi yang mutlak diikutsertakan dalam proses pembangunan Papua sebab perempuan Papua memberikan sumbangsih yang cukup dalam berbagai aspek kehidupan baik kepada Negara, Bangsa, Masyarakat dan keluarga sesuai peran dan fungsi kaum perempuannya. Dengan demikian peran serta perempuan dalam memperjuangkan kesetaraan gender di bidang pendidikan pun telah dibuktikan oleh Raden Ajeng Kartini yang bangkit dengan mottonya yang terkenal “Habis Gelap Terbitlah Terang“ yang mana selalu memperingatinya setiap tanggal 21 April sebagai Hari Kartini. Kelahiran Kartini di bulan April dijadikan momentum bahwa wanita mempunyai posisi dan kekuatan untuk membuat perubahan baik untuk dirinya, keluarganya, lingkungannya ataupun bangsanya. Zaman telah berubah, namun Kartini tetap memberikan insprasi bagi kaumnya dan juga bangsa ini untuk tetap maju. Wanita Indonesia saat ini lebih berani untuk bersuara dan juga bersikap untuk menunjukkan kemampuan terbaiknya demi tercapainya keadaan yang lebih baik.
Sejarah memberikan bukti dan mencacat bahwa peran, fungsi ganda dan sumbangsih dari kaum perempuan sesuai peran yang diemban cukup berat di mana peran ganda perempuan bermain di dalam mempertahankan kehidupan ekonomi keluarga. Beban kerja perempuan cukup berat dipikul kaum perempuan sehingga terjadi ketimpangan relasi gender. Peran ganda perempuan dalam keluarga untuk meningkatkan ekonomi keluarga ini selain melakukan pekerjaan domestik (seperti, memasak, mengasuh anak, berkebun, mencari kayu bakar, memikul air dan lainnya) dan pekerjan publik alias pekerjaan di luar rumah seperti berjualan di pasar, mengikuti kegiatan posyandu, aktif dalam kegiatan keagamaan, organisasi masyrakat, dan lainnya, yang sangat menyita waktu dan tenaga yang banyak.
. Berdasarkan hal inilah saya tertarik untuk menkaji masalah perempuan, apalagi saya agen tabloid suara perempuan Papua di nabire telah memberikan inspirasi untuk menulis maka saya menulusuri bagaimana kehidupan perempuan Mee dalam pembagian kerja , demikian dikatakan Theresia Dogomo usai mempertahankan skripsinya dihadapan para penyuji di kampus Universitas Wiyata Mandala nabire pada rabu 24 september lalu .

Dalam realitas dan hasil study yang dilakukan belum lama ini bahwa , Perempuan Mee melakukan beban kerja yang cukup berat. Beban kerja perempuan lebih berat dibandingkan beban kerja laki-laki. Perempuan dapat melakukan pekerjaan, di kantor, di pasar, di kebun, di kali, di danau, di hutan, dan lainnya, selain pekerjaan domestik (pekerjaaan dalam rumah tangga). Kesempatan untuk istirahat dan waktu luang bagi pria lebih banyak (seperti jalan-jalan di pasar, kios, di terminal sekedar menyaksikan kendaraan yang lalu lalang maupun penumpang hendak melakukan bepergian ke Nabire serta ke Enarotali, urus perkara main judi, duduk cerita-cerita dan lainnya). Adanya anggapan bahwa kaum laki-laki merasa tabu dan akan menurunkan derajatnya apabila laki-laki melakukan pekerjaan tertentu yang adalah pekerjaan perempuan.
Dengan demikian pada saat ini telah terjadi ketimpangan atau ketidakadilan dalam pembagian peran antara perempuan dan laki-laki Mee sebab beban kerja perempuan Mee lebih banyak dan bervariasi dibandingkan dengan beban kerja laki-laki. Dengan demikian dari analisis gender dengan topik pembagian kerja “selama 24 jam sehari“ dikatakan bahwa: “perempuan dan laki-laki Suku Mee melakukan pekerjaan yang berbeda selama 24 jam, biasanya perempuan lebih lama bekerja, perempuan melakukan pekerjaan yang banyak dan bervariasi dalam waktu yang bersamaan, beban kerja perempuan lebih berat dibanding laki-laki waktu istirahat untuk laki-laki lebih banyak dengan demikian perempuan Mee terlibat dalam tiga tipe pekerjaan yaitu; pekerjaan produktif, pekerjaan reproduksi dan pekerjaan sosial kemasyarakatan serta keagamaan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dewasa ini kaum laki-laki Mee sedang memasuki tahap kehilangan identitas diri, di mana seluruh pekerjaan yang dulunya dilakukan oleh laki-laki Mee, sudah lebih banyak diambil alih oleh Kaum perempuan “ urai dogomo yang skripsinya direkomendasikan masuk di meja MRP ini .
Etnik Mee yang mendiami di Distrik Kamuu Kabupaten Nabire telah menetapkan karakteristik perempuan dan laki-laki (gender) berdasarkan nilai-nilai budaya yang mereka anut, termasuk di dalamnya adalah peran-peran apa yang dilakukan oleh kaum laki-laki dan peran apa yang dilakukan perempuan, bagaimana kedudukan laki-laki dan perempuan serta sumber-sumber daya apa saja yang dapat dijangkau dan dikontrol oleh laki-laki maupun perempuan dalam memenuhi kebutuhan hidup kelurga, namun di jaman ini penulis melihat bahwa dengan adanya akulturasi budaya secara terus-menerus telah berpengaruh besar pada nilai-nilai budaya yang dianut sebelum adanya akulturasi budaya tersebut, yang berdampak pada situasi ketimpangan gender yang banyak merugikan kaum Perempuan Mee´urai perempuan kelahiran kampung Mauwa ini .

Pada masyarakat Papua umumnya telah menetapkan laki-laki dan perempuan (gender) berdasarkan nilai budaya yang dianutnya, termasuk di dalamnya adalah peran apa yang harus dilakukan oleh kaum laki-laki dan peran apa yang dilakukan oleh kaum perempuan, bagaimana kedudukan laki-laki dan perempuan serta sumber daya apa-apa saja yang dapat dijangkau dan dikontrol oleh laki-laki dan perempuan.
Pada zaman sebelum ada akulturasi (kontak dengan dunia luar) peran tradisional laki-laki dan perempuan cukup seimbang. Laki-laki dan perempuan, memiliki tanggung jawab yang sama beratnya. Laki-laki bertanggung jawab terhadap urusan politik (perang, membuat negosiasi dengan musuh, menggelar pesta babi atau Yuwo) menjaga keamanan kampung termasuk harta benda keluarga, mengurus pesta-pesta adat, berburu, membuka lahan baru, berdagang. Sementara perempuan bertanggung jawab terhadap urusan pencarian makan di kebun, menyiapkan makan bagi keluarga, mengurus ternak babi dan pekerjaan dalam rumah tangga serta membantu laki-laki dalam menyiapkan upacara-upacara adat, mengasuh anak.
Namun kini dengan adanya akulturasi (kontak budaya) dengan budaya luar, peran-peran tersebut telah berubah. Sebagian besar peran laki-laki berkurang/hilang seperti urusan perang, menjaga keamanan kampung, mencari kayu bakar, mengurus upacara-upacara adat, tugas membuka lahan baru (kebun baru) juga semakin dipersingkat/ banyak kemudahan teknologi yang diperkenalkan untuk membantu kaum laki-laki ketimbang perempuan.
Lain halnya dengan perempuan. Dengan adanya perubahan ini peran tradisional perempuan masih tetap, bahkan ditambah dengan peran-peran baru sebagai akibat meningkatnya kebutuhan hidup seperti tanggung jawab untuk mencari uang, mengikuti kegiatan-kegiatan Posyandu, PKK, Kegiatan gereja dan kegiatan kemasyarakatan lainnya .
Dengan demikian dapat dikatakan, kaum perempuan memiliki beban kerja yang cukup berat, sementara pada sisi lain kaum laki-laki berkurang dalam peran sebab adanya perubahan budaya dengan memperkenalkan teknologi baru. Kondisi dewasa ini beban kerja perempuan Mee dalam menaikan tingkat ekonomi Keluarga cukup berat ketimbang laki-laki sebab dari pagi hinggga matahari condong matahari perempuan melakukan sejumlah pekerjaan mulai dari memasak makanan buat keluarga, menyusui anak, memberi makan ternak, mengurus ternak, mengolah kebun, berjualan di pasar, mengikuti sejumlah kegiatan sosial yang melibatkan mereka.
peran dan tugas yang dilakukan perempuan dan laki-laki Suku Mee dalam meningkatkan aspek ekonomi, seperti; berkebun, ternak babi, berdagang, berburu, menangkap ikan mengolah kebun, mengasuh anak .
Sistem Mata pencaharian pokok bagi orang Mee adalah bercocok tanam ubi jalar alias berkebun. Jenis tanaman yang ditanami ubi jalar, keladi, sayur, sayuran dan sayuran tumpang sari lainnya. Semua jenis tanaman yang ditanami sebagian besar dikonsumsi oleh keluarga (terutama ubi jalar), selebihnya dijual ke pasar untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga juga untuk membayar biaya sekolah. Kegiatan berkebun biasanya dilakukan baik oleh laki-laki maupun perempuan. Sejak pagi pukul 7.00 sampai sore hari pukul 16.30.
Pekerjaan yang dilakukan oleh perempuan dan laki-laki. Jenis pekerjaanan ini awalnya dilakukan oleh laki-laki, terutama pembukaan lahan baru sekaligus membuat pagar sedangkan mulai dari penanaman, pembersihan atau menyiangi, memanen hingga distribusi hasil panenan lebih banyak dilakukan oleh perempuan . perempuan melakukan, berkebun ,membersihkan dan membakar lahan baru, Mencari bibit dan Menanam ,Membuat bedeng ,Menyiangi,,memanen,,menyangkut hasil panen,,distribusi dan pemasaran hasil produksi,, mencari Kayu Bakar dan memikul kayu,membantu dalam proses pembangunan rumah (memasak makanan, mengangkut material pembangunan rumah), sedangkan laki-laki Membuka Lahan Baru ,acapkkali Menebang Pohon ketika membuka,lahan baru, Membuat pagar , Membuat Dranaise,Membangun rumah (sekali-kali),sekali-kali Membuat anak Panah,Mencari Kayu Bakar .Pada sisi lain seperti beternak,Pekerjaan ternak babi ini lebih banyak dilakukan perempuan mulai mencari makan, memberi makan hingga memelihara.Walaupun ada laki-laki yang melakukan, itupun ketika ada pagar atau kandang babi rusak. Pembuatan kandang atau pagar dilakukan kaum laki-laki. Mengurusi babi kaum perempuan dan anak-anaklah yang melakukannya. Pekerjaan memelihara babi umumnya dilakukan oleh perempuan dan anak- anak remaja. Babi yang dipelihara sebagian besar digunakan untuk membayar mas kawin, membayar anak sekolah, dan disembelih pada saat-saat upacara keagamaan atau adat dan jarang sekali sekali daging babi dikonsumsi oleh keluarga setiap hari. Selain itu ada yang beternak ayam, kelinci, sapi dan anjing yang baru diperkenalkan dalam waktu dua dasawarsa yang lalu. Pekerjaan mengurus ternak lebih banyak dilakukan oleh kaum perempuan dan anak-anak. Sedangkan keputusan pengelolaan atas hasil usaha ternak babi lebih banyak dikelola oleh Kaum lelaki. Sedangkan kaum perempuan hanya menyimpan hasil ternak babi .
Pada segi kegiatan produktif lainnya seperti Perdagangan . system perdagangan tradisional yang dilakukan di kalangan Mee dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup keluarga, yang ditekuni kaum perempuan dan laki-laki terutama transaksi atas hasil produksi kebun ternak, juga hasil sumber daya alam lain yang ada sebab masyarakat belum berorientasi bisnis yang skala besar. Sebelum uang rupiah masuk di daerah mereka sudah mengenal dengan mege .Dalam catatan etnografi Papua Orang Mee melakukan perdagangan di daerahnya sendiri maupun keluar daerah rumpun mereka . Barang yang diperdagangkan seperti Babi, hasil karya, ayam, anjing rumah , hasil produksi pertanian juga hasil perburuan. Sebelum adanya akulturasi (kontak dengan dunia luar) perdagangan kebanyakan di lakukan oleh kaum laki-laki. Namun dengan adanya kontak dengan dunia luar terrutama seterlah mengenal mata uang rupiah dan pasar maka kini system perdagangan di pasar lebih banyak ditekuni oleh kaum perempuan juga laki-laki .Namun jumlah kini menurun sebab kebanyakan penjual di pasar dikuasai oleh kaum perempuan . Dalam memasarkan hasil ternak, produk pertanian juga perburuan, penangkapan lebih dilakukan kaum perempuan. Sedangkan pengelolaan hasil usaha yang diperoleh lebih banyak diatur oleh kaum laki-laki. Pasar lokal yang ada kini dipadati oleh kaum perempuan. Jenis hasil prosduksi yang dipasarkan lebih banyak hasil prosuksi bercocok tanam seperti ubi, sayur-sayuran, kacang-kacangan juga kadang daging segar di pasar lokal Moanemani. Dunia pasar lokal dikuasai kaum sedangkan kaum lebih condong sekedar datang mengunjuingi pasar atau mengurus masalah (perkara seperti pembayaran mas kawin, pembayaran denda, ataupun lalu lalang di terminal hanya sekedar menyaksikan orang naik atau turun ke Kota). “Itoko Yagamoudoka megeni awe na tani. Ini yameido ke daba yamotoyake ma perkara pama toteigekodo. Itoko yagaimoudo ka to ibomanako duwaigai. Okeiko edepede topimote tegai koyoka. Ini yameido keike daba yamotoyakema perkara yuwito-yuwito kei matoo“ “Sekarang perempuanlah yang punya uang sehingga berbagai persoalan mereka dapat selesaikan seperti membayar biaya anak sekolahnya, menyelesaikan masalah yang besar, sebab merekalah yang pintar mencari uang di Pasar. Sedangkan laki-laki hanya hidup dalam kesantaian, urus dan nonton perkara, atau datang ke pasar hanya sekedar mengunjungi pasar tanpa membawa jualan.Disini dapat terlihat jelas bahwa pekerjaan ekonomis lebih banyak dilakukan oleh kaum perempuan ketimbang kaum laki-laki-laki . Memanen hasil kebun,Mengangkut hasil produksi ke Pasar,Menjual hasil produksi ternak maupun kebun ,Memenuhi kebutuhan hidup keluarga,Menjual hasil hutan, Memanen hasil kebun ,Mengangkut hasil produksi ke Pasar,Menjual hasil produksi ternak maupun kebun ,Memenuhi kebutuhan hidup keluarga ,Menjual hasil hutan, sedangkan laki-laki Menjual hasil hutan (Kayu olahan, rotan, kayu bakar),embantu dalam membayar mas kawin sebagai modal masa depan itupun kadangkalaeminta dari hasil usaha istrinya . Atau pada sisi Perburuan dan Penangkapan Ikan. Perburuan merupakan salah satu jenis pekerjaan bagi suku Mee yang lebih banyak dilakukan oleh kaum laki-laki. Dikala senggang mereka berburu menggunakan anak panah, juga dengan anjing baik di siang hari maupun malam. Mereka menjerat tikus, menangkap burung dan lainya untuk dimakan dengan menggunakan ranjau dan lubang-lubang perangkap. Pekerjaan ini banyak dilakukan oleh kaum laki-laki. Walaupun dewasa ini perburuan kurang banyak dilakukan sebab keterbatasan areal perburuan. Di mana hutan-hutan yang dulunya menjadi tempat berburu oleh kaum laki-laki telah terjadi pergeseran, entah karena hutan-hutan dibakar atau dijadikan lahan baru juga karena akibat gencarnya pembangunan, di samping itu dengan adanya kepadatan penduduk membuat menyempinya areal yang ada, maka hutan sebagai tempat perburuan telah dirusak.Yang akhirnya perburuan yang dilakukan oleh laki-laki selama ini kian berkurang. Karena kepadatan penduduk dan areal perburuan yang terbatas binatang-binatang kecil menjadi penting untuk perburuan. Kini di sini jarang ada binatang besar yang jadi sasaran perburuan, maka perburuan menjadi pekerjaan sambilan dikala senggang oleh kaum laki-laki. Menangkap Ikan .Danau Makamo dan sungai-sungai yang banyak terdapat di lembah Kamuu merupakan salah satu sumber pencaharian untuk memenuhi kebutuhan gizi. Perempuan dan anak-anak menangkap ikan, udang dengan menggunakan jala-jala bulat maupun jala lonjong. Namun kini lebih banyak menggunakan jala dan mata kail sebagai sarana penangkapan Ikan. Sedangkan bagi kaum laki-laki menggunakan mata kail untuk alat pancingannya. ataupun ada yang biasanya menyelam , ini sekelumit pekerjaan doi luar rumah tangga yang lebih banyak di gandrung oleh kaum peremppuan . lantas pekerajaan domestik yang diemban perempuan lebih banyak . Selain melakukan sejumlah jenis pekerjaan pokok yang dilakoni dalam rangka meningkatkan taraf ekonomi. Sejumlah pekerjaan yang dilakukan antara perempuan dan laki-laki dalam rumah tangga demi menunjang proses pemenuhan kebutuhan hidup keluarga, laki-laki biasanya Masak makanan sendiri ketika ia lapar,acapkali Mendidik dan melatih anak laki-lakinya ,Acapkali mengangkut hasil produksi kebun. Namun pekerjaan lebih banyak dirangkul oleh perempuan seperti, Memberi makan pada anak, Masak makanan buat keluarga, Memberi pakan ternak ,Mencuci alat Masak,Mengantar anak ke sekolah,Membersihkan halaman ,Mencuci pakaian keluarga ,Menimba air,mengajar dan mendidik anak-anak perempuan ,Menyusui anak,Memandikan anak,menyanyam noken juga tambal pakaian dikala senggang ,mencari dan membagi makanan buat ternak dan keluarga,Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sebagian besar pekerjaan domestik dilakukan oleh seorang kaum perempuan.
Ketika dilihat pola pengasuhan anak hampir seluruh beban dan tanggung jawab Pola pengasuhan anak berada ditangan perempuan mulai sejak dilahirkan hingga balita baik oleh ibunya maupun anak-anak remaja perempuannya. Pekerjaan Mengasuh anak, membesarkan, mengolah makanan, mencuci pakaian, memandikan, membawa ke Posyandu, sampai mengantar anak masuk TK atau SD adalah pekerjaan yang lebih dilakukan para ibu-ibu. Ketika ibu mengurus pekerjaan acapkali dititpkan pada remaja gadis atau adik perempuan. Jadi seluruh tugas dan Tanggung jawab mengasuh anak berada ditangan terkecuali ibunya sakit, atau melakukan pekerjaan lain dalam waktu yang bersamaan. Itupun bila tidak ada anak perempuan /adik perempuan yang mengasuhnya.

Dapat diakui bahwa tidak semua laki-laki menyerahkan seluruh tugas dan tanggung kepada perempuan namun dari sebagian besar laki-laki yang telah dikaji mengatakan “ Untuk mengurus bayi mulai dari menjaga sampai memberi makanan bukan tugas saya, tetapi urusan ibu. Maka jarang sekali mengambil alih pekerjaan pengasuhan anak ini“. Maka tersimpul seluruh beban, tugas dan tanggung jawab untuk mengasuh anak dilakukan oleh perempuan baik ibunya, anak perempuan, adik perempuan atau neneknya .
Hal yang sama juga dapat dijumpai dalam pekerjaan publik atau sosial kemasayarakatan . Ada pula jenis pekerjaan tambahan dalam sosial kemasyarakatan yang dianggap baru sebab kegiatan tersebut akibat adanya perubahan dan pembangunan yang sedang digalakan pemerintah, swasta maupun lembaga sosial masyarakat lainnya dalam upaya meningkatkan taraf hidup masyarakat seperti mengikuti kerja bakti sosial, mengikuti Posyandu, Mengikuti Kursus PKK, mengikuti kegiatan gereja (ibadah, kerja bakti di gereja, latihan lagu), mengikuti pertemuan atau pelatihan, menghadiri perkara (masalah perceraian, membantu dalam pembayaran denda atau mas kawin) aktif dalam kelompok kategorial, mengantar anak ke sekolah atau gereja dan Membayar biaya anak sekolah lainnya. Disini perempuan dan laki-laki berperan aktif dalam berbagai kegiatan sosial masyarakat, kendatipun belum ada pembagian kerja yang jelas .
Dalam berperan aktif pada kegiatan sosial kemasyarakatan tidak ada pembagian kerja yang jelas sebab kegiatan sosial tersebut hadir karena adanya pembangunan yang digalakkan oleh berbagai pihak dalam berbagai aspek kehidupan sekalipun sebagian ditimbulkan akibat akses sosial yang terjadi. Namun yang lebih banyak terlibat dalam kegiatan kaum perempuan bila dilihat dari jumlah kegiatan yang dilakukan perempuan . Mengikuti Kegiatan Posyandu ,mengikuti kegiatan PKK,mengikuti kegiatan gereja (kerja bakti digereja, latihan persiapan ibadah ,mengikuti ibadah )menngantar anaknya ke sekolah,membayar biaya anak sekolah ,turut berkabung ketika kerabatnya meninggal lewat menyumbangkan hasil kebun atau ternak . sementara laki-laki Mengurus pembayaran denda suatu perkara,menonton proses pembayaran maskawin
,mengikuti pertemuan di Kantor Kampung atau di kantor distrik,Pengambilan keputusan ‘ urai anak ketiga dari martinus dogomo dan monica tebay ini .

Dari pembagian kerja yang tidak seimbang ini mempengaruhi peningkatan ekonomi keluarga yang tidak meningkat .Pola pembagian kerja antara perempuan dan laki-laki belum adanya kerja sama yang tepat, jelas dan harmonis baik dilihat dari jenis-jenis pekerjaan, beban kerja maupun waktu yang digunakan perempuan dan laki-laki telah terjadi ketimpangan gender yang disebut juga dengan bias gender yaitu diskriminasi, marginasi, subordinasi, kekerasan dalam rumah tangga yang sangat berpengaruh pada pemenuhan kebutuhan sehari-hari dalam kehidupan rumah tangga.

Pada umumnya masyarakat Mee yang mendiami petani dalam arti mata pencaharian mereka bersumber dari hasil usaha kebun, ternak babi, disamping berdagang secara tradisional sebagai usaha tambahan.
Oleh sebab itu dalam memenuhi kebutuhan pokok atau kebutuhan primer seperti makan, pakaian, dan perumahan menampakan adanya ketimpangan. Hal ini seperti dalam mengusahakan atau menyediakan makan, (nota) sebagai makanan pokok masyarakat Suku Mee. Biasanya yang sangat berperan adalah perempuan mulai dari membuat bedeng, mencari bibit, menanam bibit, membersihkan kebun maupun memanen sampai mengangkut dan mendistribusikan hasil panennya. Dan laki-laki pada umumnya tidak pernah aktif langsung dalam penyediaan makanan pokok ini kecuali pada saat pembukaan lahan baru. Seperti yang dikemukakan oleh Yuli; “ didi kiyake na, Edi ki yake na, dua-dua ewa kiyakena kawetai yaiyo bugi da bugi ekowai, nota ubagou kodo. Uwata nota ko kaiya uwi yaiyo. Yame keike nota naiga to wadouyo keyoka”.
“Walaupun sakit, hujan, lelah bagaimanapun juga sehari-harinya harus ke kebun. Sebab kalau ibu tidak ke kebun mau ambil makan dimana. Sedangkan laki-laki hanya tau makan saja. Dia (laki-laki) akan datang hanya minta makan apabila lapar .
Dalam memenuhi kebutuhan perumahan biasanya ada kerja sama antara perempuan dan laki-laki. Dalam hal ini biasanya laki-laki menyiapkan bahan-bahan bangunan dihutan, dan kemudian perempuan membantu mengangkat bahan-bahan bangunan tersebut. Dan tahap pembangunan rumah berlangsung biasanya perempuan bertugas mengurus makan yang dibantu oleh sanak saudara famili, maupun tetangga baik laki-laki maupun perempuan yang sifatnya gotong royong hingga tahap penyelesaian pembangunan rumahnya boleh ditempuhi oleh keluarga tersebut.
Dilihat dari kebutuhan perumahan pada umumnya masyarakat suku Mee di Distrik sudah mempunyai rumah walaupun rumah tersebut merupakan rumah sederhana layak huni.
Masyarakat Suku Mee yang ada di Distrik Kamuu pada umumnya sudah berpakaian tapi ada juga yang masih mengenakan pakaian tradisional (koteka bagi laki-laki, Moge bagi perempuan). Bagi masyarakat yang memakai pakaian tradisional dibagi dalam kategori yaitu; tidak mau memakai pakaian walaupun mampu membeli, dan tidak memakai pakaian karena memang tidak mampu membelinya. Dan kerja sama antara perempuan dan laki-laki dalam memenuhi kebutuhan pakaian ini belum menampakan adanya kerja sama.
Dalam pemenuhan kebutuhan sekunder sebagai kebutuhan tambahan pada masyarakat Suku Mee kurang memadai dalam arti masih ada masyarakat yang tidak mampu dalam memenuhi kebutuhan sekunder akibat ketidak mampuan atau tingkat kemiskinan yang sangat tinggi, serta jangkauan daerah yang masih terpencil tetapi walaupun demikian masih ada masyarakat yang dapat memenuhi kebutuhan sekunder seperti radio, sabun mandi, sabun cuci, pasta gigi, dan sebagainya.
Sudah jelas bahwa masyarakat Suku Mee di Distrik Kamuu kehidupan sehari-harinya yang Nota bene adalah petani tentunya penghasilan sehari-harinyapun cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok keluarga sehari-hari. Ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti tingkat pendidikan masyarakat masih rendah, dalam mendistribusikan hasil kebun maupun hasil hutan atau buruan masih ada masyarakat yang hidupnya terisolir.tingkat kerja sama atau pembagian kerja antara perempuan dan laki-laki belum memuaskan sebab perempuan lebih banyak bekerja, memiliki beban ganda yang berat serta memiliki waktu kerja yang cukup lama dari pada laki-laki, belum adanya komunikasi yang harmonis antara perempuan dan laki-laki dalam mengelola keuangan keluarga dan mengontrol aset keluarga maupun pembagian kerjanya.Dan setiap usaha yang dilakukan dalam keluarga oleh perempuan maupun laki-laki untuk meningkatkan penghasilan keluarga baik itu usaha kebun, ternak babi, kelinci, sapi, perikanan maupun kios kecil-kecilan kurang mendapat dukungan dari masyarakat baik dari saudara, kerabat maupun dari masyarakat umum.
Akhirnya dengan berbagai faktor tersebut diatas dapat dikatakan bahwa belum ada kesadaran untuk membentuk pola kerja sama yang tepat, jelas dan harmonis antara perempuan dan laki-laki dalam peningkatan ekonomi keluarga pada Distrik Kamuu Kabupaten Nabire.


Masyarakat Papua umumnya dan suku Mee khususnya telah menetapkan karasteritik laki-laki dan perempuan (gender) berdasarkan nilai-nilai budaya yang dianut termasuk pembagian kerja seksual, peran apa yang harus dilakukan oleh perempuan dan peran apa yang dilakukan oleh laki-laki, bagaimana kedudukan perempuan dan laki-laki.

Pola pembagian secara seksual yang telah ditetapkan dalam karakteristik (gender) antara perempuan dan laki-laki dalam Suku Mee system patriarkhi sangat mendominasi, mensuborsdinasikan dan mendiskriminasikan kaum perempuan maka berimbas pada segala aspek kehidupan sehingga terjadi ketimpangan gender. ditambah lagi dengan adanya akulturasi.
Dalam keseharian perempuan memegang peran ganda Selain melakukan pekerjaan reproduktif, produktif, juga kegiatan sosial kemasyarakatan (publik). Perempuan menanggung beban kerja yang berat, sementara itu kaum laki-laki memiliki beban kerja yang kurang bahkan dapat dikatakan bertangan kosong (hilang) karena adanya perrgeseran budaya masyarakat Mee.
Dalam melakukan pekerjaan dalam rangka meningkatkan ekonomi keluarga perempuan menanggung beban ganda, baik dalam mengurus kebun, ternak, menangkap ikan, pola pengasuhan anak, dan sejumlah kegiatan sosial kemasyarakatan. Kendatipun demikian masyarakat bahkan perempuan sendiri cenderung beranggapan bahwa perbedaan atau pembagian ala seksual adalah sesuatu yang alamaiah . Padahal terjadi ketimpangan gender. Dari uraian Tabel yang terurai pada bagian terdahulu pola pembagian kerja seksual antara laki- dan perempuan jelas bahwa jumlah pekerjaan yang dilakukan seorang perempuan lebih banyak ketimbang kaum Laki-laki. Kontribusi ekonomi yang diberikan seorang perempuan cukup banyak sehingga waktu yang lebih banyak dimanfaatkan untuk bekerja adalah kaum perempuan maka relatif kecil waktu istirahatnya. Sebagai misal, perempuan dengan dalam berkebun, sejak pagi dia ke kebun menyelesaikan sejumlah pekerjaan, mulai menyiangi, menamam, memanen, menyangkut hasil produksi, distribusi, menjual ke pasar, memasak, membagi makanan. Atau pada dapat dilihat lagi pada pembagian dalam usaha ternak, yang mengurus ternak apa saja, mulai dari memberi makan, mencari makan dan lainnya adalah seorang diri perempuan . Hal yang sama juga dalam melakukan pekerjaan domestik, mulai dari memasak, mencuci, mengasuh anak, membersihkan rumah hingga menimba air umumnya dilakukan kaum perempuan. Atau pada peran aktif perempuan dalam dunia publik pun berperan di samping mereka menanggung beban kerja dalam ekonomi, maupun ranah domestik. Hal itu nampak mereka lebih banyak berperan aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan ( publik) seperti mengikuti sejumlah kegiatan di gereja, ikut aktif dalam PKK. Kendati dari pembagian kerja secara seksual tersebut perempuan menanggung beban kerja yang berat namun sebagian besar perempuan beranggapan bahwa pola pembagian secara seksual adalah sesuatu yang alamiah maka merasa semua beban ganda yang lakukan merupakan tugas dan kewajiban yang harus dilakukan perempuan demi menunjukan bahwa jati diri keperempuanannya. Perempuan merasa dirinya tidak menanggung beban kerja berat. Perasaan beban berat ketika muncul ketika ia sedang mengalami krisis (sakit, melahirkan) maka dia tidak melakukan berbagai pekerjaan.
Dan bila ditinjau kaum laki- laki lebih banyak waktu luang namun jarang mengambil alih sejumlah pekerjaan produktif, reproduktif dan pekerjaan sosial (publik) yang dilakukan perempuan. Sejumlah pekerjaan yang dilakukan kaum laki-laki pun tidak melakukan setiap hari melainkan seringkali.
Misalnya membuat pagar ketika membuka lahan baru, atau mencari kayu bakar, menjaga anak ketika isterinya mengerjakan pekerjaan lain, berburu, memancing ikan. Waktu selebihnya biasanya digunakan untuk mengunjungi pasar, mengurus masalah pembayaran maskawin atau pembayaran denda, main judi dan lainnya. bahwa beban kerja antara perempuan dan laki- laki dapat dilihat dengan jelas bahwa beban kerja dengan jumlah pekerjaan yang dilakukan dalam dunia publik, domestik maupun pekejaan produktif, perempuan memikul beban kerja yang cukup berat maka terjadi ketimpangan gender .
Ketimpangan gender dalam masyarakat Mee sangat dipengaruhi oleh budaya patriarkhi . Patriakhi yang merupakan kekuasaan ada pada laki-laki yang mendominasi, mensubordinasikan dan mendiskriminasikan kaum Perempuan. Segala bidang terpusat pada pada laki-laki . Perempuan memiliki peran untuk mengurus pangan, ternak, anak, pekerjaan rumah tangga (domestik) juga dalam kegiatan sosial. Sedangkan urusan publik yang berpautan dengan pengambilan keputusan berada ditangan kaum laki-laki. Perempuan tidak dilibatkan dalam proses pngambilan keputusan baik dalam keluarga maupun masyarakat. Perempuan menghasilkan hampir 80% kegiatan produktif (pertanahan dan peternakan), namun kontrol terhadap hasil tersebut ada ditangan lelaki . Kondisi ini sama baik sebelum ada kontak dengan dunia luar maupun saat ini. Bahkan dapat dikatakan bahwa kini dominasi /tekanan laki-laki terhadap perempuan lebih sebagai kompensasi dari keadaan lelaki yang sedang kehilangan jati diri. sebagian pekerjaan yang dulunya dilakukan oleh kaum laki-laki, seperti perayaan pesta babi (Yuwo), penjagaan keamanan kampung, upacara-upacara adat dan lainnya. Maka disini terjadi ketimpangan gender dalam pola pembagian kerja seksual.
Beberapa faktor yang turut mendukung terjadi ketimpangan gender( pola relasi yang kurang seimbang) dalam melakukan pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan selain Budaya Patriarkhi
Di mana budaya patriarkhi mendominasi dalam segala aspek kehidupan . Segala bidang kehidupan berpusat pada kekuasaan laki-laki, kuasa atas semua kerabatnya, harta milik, dan sumber-sumber ekonomi, dan mengambil keputrusan penting maka peremp-uan berada pada posisi lemah. Hal inilah yang lebih nampak pada pola pembagian kerja seksiual suku Mee. Sekalipun dalam pengelolaan. Kebisaan pembayaran denda
Segala persoalan (perkara) yang terjadi dalam masyarakat harus diselesaikan dengan pembayaran denda, kaum perempuan dituntut untuk dapat mendatang (menghasilkan babi, uang) untuk keluarga . Maka disini perempuan menjadi pekerja atau korban kertimpangan gender dalam pembagian kerja seksual. Juga Sistem Pembayaran Mas kawin Karena laki-laki berpandangan bahwa pihaknya telah membayar mas kawin dengan harga yang mahal maka segala beban pekerjaan dibebankan kepada perempuan . Mulai pekerjaan domestik, publik, baik pekerjaan produktif, reproduktif, juga pekerjaan sosial, sehingga perempuan menanggung beban yang berat yang akhirnya terjadi ketimpangan gender. Tabu Melakukan Sejumlah Pekerjaan. Laki-laki dianggap tidak pantas mengerjakan tugas, tanggung jawab dan beban kerja yang selama ini dilakukan dan dianggap tugas perempuan . Pandangan Kaum Laki-laki yang dianggap membenarkan kaum lakui-laki Ada pandangan bahwa perempuan adalah lambang kesuburan, lambang keperkasaan dalam menanggung beban hidup, maka sering dimanfaatkan kaum laki-laki untuk memperoleh harta (ternak) lebih banyak dan kebun yang luas dan melimpah .serta Pendekatan pengenalan religi baru dan Pergeseran dalam gencarnya pembangunan .
Dengan adanya kontak budaya juga terjadi perubahan dan pergeseran dengan gencarnya pembangunan dewasa ini telah menggeser sejumlah pekerjaan yang selama ini dilakukan oleh laki-laki.
Pendekatan dalam pengenalan religi baru yang membuang atau mengganti unsure-unsur religi asli maka terjadi kehilangan sejumlah pekerjaann yang selama ini dilakukan oleh kaum laki-laki maka terjadi kehilangan sejumlah pekerjaan yang dilakukan seperti, pesta Yuwo, pesta pembukaan lahan juga pengenalan agama baru melarang sejumlah pekerjaan itu maka terjadi kehilangan sejumlah pekerjaan .Perubahan sistem Ekonomi dari Tribal ke Ekonomi Pasar , dimana Perubahan sistem ekonomi tribal ke ekonomi pasar dewasa ini banyak produk ditawarkan, kebutuhan keluarga menjadi semakin meningkat dan kaum perempuan harus bekerja lebih keras lagi untuk bersaing dalam sistem ekonomi ini untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya .
Sejumlah Teknologi Baru Yang lebih Condong menolong Laki-laki .
Dan dengan adanya teknologi baru yang diperkenalkan lebih banyak menolong laki-laki sehingga beban kerja dari semakin berkurang . Kapak misalnya, untuk menebang kayu mereka menggunakan kapak, namun kini banyak menggunakan sensor atau gergaji., urai tedo yang juga ketua WKRI Cabang Paroki kristus raja malompo ini .

‘Pembagian kerja antara perempuan dan laki-laki suku Mee sebenarnya sudah tertata dengan baik secara turun temurun dari nenek moyang dalam arti bahwa pola kerja sama antara perempuan dan laki-laki suku Mee sudah membudaya bahkan sudah hidup menyatu dengan masyarakat suku Mee tergantung jenis pekerjaannya yang dapat dilakukan oleh perempuan dan laki-laki maupun pekerjaan yang dapat dilakukan bersama antara perempuan dan laki-laki suku Mee tergantung jenis pekerjaan yang dapat dikatakan pekerjaan berat maupun pekerjaan ringan tergantung kepada situasi dan kondisinya.
Jadi pola hidup bekerja sama antara perempuan dan laki-laki suku Mee ini merupakan suatu budaya alamiah yang secara sadar dan turun temurun dilakukan tanpa adanya suatu tekanan ataupun paksaan entah dari perempuan maupun laki-laki sebab pengaturan keuanganpun dilakukan bersama antara perempuan dan laki-laki begitu juga diberbagai segi kehidupan keluarga maupun dalam bermasyarakat yang perlu dicontohi jaman ini sebab dimasyarakat Suku Mee dizaman dulu itu pola pembagian kerja sudah nampak dengan jelas pekerjaan apa yang pantas dilakukan perempuan maupun laki-laki tergantung pelaksanaannya saja.
Namun dengan adanya perubahan zaman, adanya akulturasi budaya, perkembangan tekhnologi dan informasi serta sarana lainnya yang sedang merambah secara terus-menerus telah membuat nilai-nilai budaya terlebih nilai budaya kerjasama yang ada pada diri orang Mee yang sebenarnya sangat baik telah tergeser jauh. Hal ini terlihat jelas ketika penulis berada di daerah penelitian terjadi ketimpangan gender di mana perempuan lebih banyak bekerja baik di dunia domestik maupun di dunia publik dari pada laki-laki suku Mee. Perempuan suku Mee lebih banyak aktif dalam setiap aktifitas yang nota benenya adalah pekerjaan dalam rangka pemenuhan kebutuhan keluarga sehari-hari. Pasar sebagai tempat jual beli banyak didominasi oleh kaum perempuan bahkan di kebun sebagai tempat atau pusat nafas kehidupan di mana mereka dapat menanam dan mengambil hasil usaha mereka dalam rangka pemenuhan kebutuhan sehari-harinya lebih banyak dilakukan perempuan selain itu perempuan telah lebih banyak terlibat dalam kegiatan sosial kemasyarakatan maupun kegiatan keagamaan lainnya sehingga berpengaruh dalam meningkatkan ekonomi keluarga sebab sebagian besar pekerjaan dilakukan oleh perempuan dalam waktu yang bersamaan pun perempuan mampu mengerjakan lebih dari satu jenis pekerjaan.
Laki-laki suku Mee sebagai kepala rumah tangga yang seharusnya beraktifitas lebih banyak dalam rangka mencari dan memenuhi kebutuhan hidup keluarga kini tanggung jawab tersebut dengan sendirinya semakin hari semakin punah apalagi ketika laki-laki merasa tabu untuk melakukan pekerjaan yang boleh dikatakan adalah pekerjaan perempuan.
Aneh tapi nyata ketika kaum perempuan zaman ini mengambil alih pekerjaan laki-laki seperti harus mencari nafkah sehingga penghasilannya pun melebihi laki-laki sebab perempuan Mee ternyata selalu bekerja keras mencari nafkah walaupun harus mengorbankan waktu dan tenaga pergi menjual hasil kebunnya dipasar enarotali kabupaten paniai tanpa memikirkan resikonya. Karena perempuan sekarang harus bertanggung jawab terhadap berbagai kebutuhan dalam rumah tangga maupun berbagai persoalan masyarakat. Ini diakibatkan oleh adanya kebutuhan biaya sekolah yang semakin hari semakin tinggi, biaya kebutuhan keluarga semakin meningkat, biaya mas kawin yang besar, dan juga budaya denda yang membutuhkan uang yang banyak maupun babi yang banyak pula. Di sinilah perempuan suku Mee sangat berperan dan terlihat sangat jelas sejauh mana kehadiran perempuan Mee dengan peran gandanya didalam keluarga maupun didalam kehidupan bermasyarakat.
Dengan demikian bahwa Laki-laki Suku Mee sedang berada pada tahap kehilangan identitas diri. Dimana laki-laki Suku Mee di Distrik Kamuu terlebih para pemuda dan generasi muda sebagai penerus budaya orang mee sudah tidak tahu lagi budaya orang tuanya sendiri dimana para pemuda semakin hari semakin lupa akan jati dirinya sebagai seorang lelaki Mee bagi keluarganya, saudara dan kerabatnya maupun bagi masyarakat luas tentunya.
Perlu diakui bahwa kehidupan rumah tangga di Distrik Kamuu saat ini sangat rentan terhadap ketidakharmonisan dalam keluarga ini terjadi sebagai dampak dari ketidak prihatinan para lelaki dalam memenuhi tanggung jawabnya sebagai suami dan bapak bagi keluarganya dan juga dipicu oleh berbagai Faktor-faktor yang mendorong terjadi ketimpangan gender dalam pola pembagian kerja seksual yakni selain factor budaya sendiri seperti budaya patriarkhi, budaya pembayaran denda, system pembayaran mas kawin, system tabu terhadap sejumlah pekerjaan, pandangan hidup yang menempatkan perempuan pada posisi tidak menguntungkan juga dengan adanya kontak budaya luar (akulturasi) seperti pendekatan pengenalan agama baru yang cenderung membuang/ menggeser unsur-unsur agama Sali, perubahan sistem politik tradisional, perubahan system ekonomi dari ekonomi tribal ke ekonomi pasar, teknologi baru yang diperkenalkan yang cenderung menolong laki-laki. Maka perempuan lebih banyak beraktifitas untuk mencari nafkah dengan berbagai alasan maka tidak dapat dipungkiri bahwa percekcokan ; pemisahan ranjang bahkan perceraian pun kian marak terjadi. Bila perceraian terjadi siapakah yang dirugikan? adalah anak yang menjadi harapan penerus keturunan, harapan daerah dan bangsa adalah satu-satunya korban. Dengan demikian anak hidup semaunya tanpa adanya pengawasan dari orang tua sebagai dampak dari ketidak harmonisan keluarga tersebut. Kalau demikian jadinya akan ke manakah dan bagaimanakah kehidupan masyarakat suku Mee di lembah Kamuu ke depan ? untuk menjawab pertanyaan tersebut dibutuhkan perenungan masing-masing keluarga terlebih dalam pola pembagian kerja antara perempuan dan laki-laki suku Mee yang lebih baik yaitu di mana dibutuhkan komunikasi yang harmonis sehingga dalam memenuhi kebutuhan kehidupan keluarga tidak ada yang dirugikan baik dari pihak laki-laki sebagai suami dan bapak maupun istri sebagai ibu rumah tangga, urai theres agen tabloid suara perempuan nabire ini .

Agar terwujud kesetaraan gender dalam kalangan etnik mee ,Pola pembagian kerja seksual ternyata erat kaitannya dalam berbagai dimensi kehidupan baik ekonomi, kesehatan, pendidikan, kepada kaum perempuan dan anak-anak, maka kebijakan pembagunan lebih diarahkan berbias gender agar perempuan dan laki-laki ikut serta dalam pemgambilan kebijakan dan proses pembangunan. Kemudian Komunikasi antara suami istri perlu dibangun didalam berbagai segi kehidupan agar tidak ada pihak manapun yang dirugikan baik dari pihak laki-laki maupun dari perempuan didalam pola pembagian kerja itu sendiri maupun dalam sistem pengolahan keuangan keluarga sehingga tercipta suatu sistem kemitraan yang harmonis antara perempuan dan laki-laki suku Mee sehingga setiap kebutuhan keluarga terpenuhi dan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat suku Mee pada umumnya serta memiliki harapan besar bahwa MRP Papua untuk dapat mengangkat dan melindungi budaya dasar/asli yang ada pada diri orang papua khususnya masyarkat Mee. Dalam hal ini nilai budaya kerja sama antara perempuan dan laki-laki yang sebenarnya sudah terbentuk sejak nenek moyang, kini telah tergeser dengan adanya Akulturasi budaya yang terjadi seiring dengan perubahan zaman serta perkembangan tehnologi dan informasi. Hal ini telah mengakibatkan adanya ketidak adilan Gender dimana perempuan dan anak-anaknya menjadi korban dari perubahan-perubahan yang terjadi karena setiap perubahan yang terjadi, itupun lebih condong menolong para lelaki. Maka diharapkan adanya suatu kepedulian dalam bentuk apapun dari MRP (Pokja Perempuan) agar melindungi perempuan papua seperti sosialisasi terhadap pentingnya pemeliharaan dan pewarisan nilai-nilai budaya kerjasama yang baik antara perempuan dan laki-laki agar budaya kerja sama yang merupakan bentuk jati diri orang papua khususnya Suku Mee ini tidak pernah begitu saja ditelan waktu.
Nilai Budaya Kerja Sama yang telah ada sejak dahulu kala agar dapat dipahami dengan benar, dan dipiara serta diwariskan kepada genarasi muda agar kerja sama antara Perempuan dan Laki-laki benar-benar terwujud didalam keluarga sehingga tercipta keluarga yang sejahtera, aman dan bahagia tanpa adanya tekanan, paksaan dan lain-lain dari pihak laki-laki maupun perempuan ataupun sebaliknya, tandas Theresia alumni institut bisnis nusantara manado ini .
Emanuel goo nabire .


Anak SD Yanarif Belajar Dibawa Daun Bobo

Sungguh aneh tetapi nyata. SD Negeri Yanarif yang berada di poros jalan Waroki-SP II Kali Semen beratpkan daun bobo dengan dinding kayu bulat. Dinding tak sekat rapi sehingga masih terlihar cela yang lebar. Tapi disitulah 4 kelas SD tersebut berlangsung kegiatan belajar mengajar.
Kunjungan dari Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Nabire, Dinas Pendidikan dan Pengajaran Provinsi Papua, Lembaga Swadata Masyarakat (LSM) dan Badan Pengawas Daerah (Bawasda) Kabupaten Nabire belum juga membawa perubahan. Anak-anak masih sekolah dan bermain di pinggir gubuk yang beratapkan daun bobo.
Kepala SD Negeri Yanarif Waroki, Nabire, PH Nuburi saat ditemui media ini, Selasa (11/12) mengatakan sekalipun sekolah ini dibuka sejak 30 Maret 2007 lalu, hingga kini belum ada tanda-tanda yang pasti soal pembangunan gedung sekolah. Selama ini, lima guru termasuk kepala sekolah mendidik dan mengajar 126 murid usia sekolah dasar di bawah atap bobo dengan ditutupi beberapa potongan kulit kayu dan daun sagu sebagai dinding dan sekat.
Menurut Nuburi, sekolah ini dibuka untuk menampung anak-anak usia sekolah di sepanjang jalan Waroki-SP 2 Kali Semen yang tinggal jauh dari lingkungan sekolah. Selama ini, anak-anak yang tinggal di daerah interleand antara Waroki dan SP II tak terjamah dengan pendidikan akibat letak sekolah yang jauh dari lokasi tempat tinggal. Sebagian orang tua dari anak-anak sekolah mendulang di Topo sehingga perhatian untuk pendidikan pun terlantar.
Menurut pengamatan media ini di tempat, barak sekolah tersebut terkesan sebagai tempat belajar bagi murid SD ketika ada aktifitas belajar mengajar di sekolah. Jika tidak, terkesan sebuah bevak, hanya bedanya halaman bersih karena dibersihkan oleh anak-anak sekolah.
Tak ada tanda-tanda sebagai tempat belajar karena, dinding depan hanya ditutup dengan beberapa papan dari ampas gergajian, tanpa pintu, apalagi jendela. Dinding belakang dan samping tak ada, kecuali satu sekat yang memisahkan kelas sementara papan tulis dipajang di dinding.
Memang agak ironi, sekolah negeri yang berada di pinggiran kota Nabire, kota yang tengah diperjuangkan menjadi Kota Madya Nabire ini, anak-anak masih belajar dibawah atap bobo berdindingkan papan ampas dan dau kelapa. Sementara anak-anak sekolah yang lain, sekolah di dalam ruang yang bagus di dalam gedung permanent.
Nuburi mengaku sedang bingung. Sebab, janji dari Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten untuk akan dibangunnya dua ruang kelas dalam tahun anggaran ini belum juga terwujud. Bahkan, belum ada tanggapan secara lisanpun. Hanya, saat ada kunjungan bersama Dinas P dan P dari Provinsi Papua, pejabat dari Dinas P dan P Kabupaten Nabire yang mendampinginya meminta dukungan dari provinsi untuk pembangunan ruang kelas di SD ini.
Selain itu, kata Nuburi, LSM dan Bawasda juga pernah berkunjung ke SD Yanarif namun belum ada perubahan. Bahkan saat Bawasda turun ke SD, Bawasda membawa seorang kameramen merangkap wartawan TVRI dan melakukan tanya jawab namun tak ada kabar.
Berdasarkan beberapa pengalaman ini, kini Nuburi mulai curigai, jangan-jangan semua kunjungan ini hanya sekedar datang ambil gambar untuk menjual proposal kepada donator dan pemerintah atas untuk kepentingan yang lain, bukan lagi untuk SD Yanarif yang sial ini. Emanuel goo nabire








Makna Dibalik Natal Budaya Papua paroki KR

Nato Gobay Pr,
“ Evaluasi Diri Dalam Membenahi Keluarga sebagai Pondasi Rumah Allah “

Sejak 4 tahun lalu setiap kali Perayaan Paskah dan Natal bagi umat Paroki Kristus Raja Malompo Nabire Keuskupan Timika mrerayakan natal dan paska ala budaya Papua . Dalam liturgi perayaaan Mula awal hingga akhir ibadah dilakukan dalam nuansa budaya Papua. Perayaan Natal pada tanggal 27 desember kemarin, umat paroki Kristus Raja merayakannya dalam kekhasan Papua ,sebagian besar umat yang hadir mengikuti perayaan nnatal Papua mengenakan busana tradisional masing- masing , baik etnis Moni, Lani, Nduga, Damal , Kamoro, Mee dengan diringi lagu- lagu tradisonal dari setiap etnis .

Perayaan Natal Budaya Papua yang dihadiri ribuan umat itu dirauyakan cukup meriah sebab serasa yesus benar- benar hadir ditengah –tengah keragaman budaya orang Papua, hal itu nampak mulai dari hingga akhir liturgy ibadah dilakukan dalam bahasa , entah doa , maupun lagu dinyanyikan dalam berbagai bahasa daerah Papua . Hal itu terasa Yesus yang lahir pada 2000 tahun silam itu hadir dan lahir kembali ditengah-tengah orang Papua , maka sebagian umat tahan mengucurkan air mata . Perayaan natal budaya Papua di pimpin Pastor Natho Gobay,Pr dengan Tema sentral Hidup damai,bijaksana, adil dan beribadah .


“ Ibadah seperti ini mesti dilakukan semua gereja dsan dilakukan sesuai budaya umat sehingga natal atau perayaan apapun benar- benar terserap di dalam umat dan hadirkan yesus lewat budaya setempat . Tata ibadah mesti dikemas menurut lokalitas budaya Masyarakat yang nantinya akan menjadi bahan inspirasi, permenungan yang mendalam bagi umat sehingga Yesus benar-benar menyatu dalam umat. Tak semestinya tidak harus mengikuti tata liturgi baku yang ada, dan itu kadang monoton yang acapkali menjenuhkan umat “ kata Paskalis Tebay karena merasa terharu kemarin ( 27/12) disaat menghadiri ibadah natal Budaya Papua .

Menurut Dalam homili Pater Natoo Gobay, Pr yang menggunakan bahasa Mee salah satu etnis di Pedalaman Papua menandaskan untuk membangun, mempertahankan jati diri budaya dan manusia papua dari perubahan zaman dewasa ini yang sedang menguncang sendi-sendi kehidupan manusia , mulai kembali kepada basis . Mulai perbaiki dari keluarga sebagai basis, dasar pijakan untuk mencapai tujuan hidup yang hakiki . Bila kita merusaka keluarga kita sendiri,keluarga orang lain lewat berbagai pelanggaran maka apapun dambaan kita akan gagal maka kembali berbenah keluarga sebagai basis untuk menggapai berbagai dambaan . Kita berjuang dan bertahan hidup dengan memuji dan memuliakan Allah saat ini , tapi sepulang gereja kita ikut terjerumus dalam berbagai judi, togel , dan lainnya . Apakah itu budaya orang Papua . Terus kita melakukan pelanggaran-pelanggaran , maka kita cuci diri,evaluasi diri sebab Tuhan siap membantu kita memperbaiki hidup kita . Sabda telah menjadi manusia dan sekarang ini ada ditengah –tengah . Sabda sudah menjadi manusia dan hadir bersama kita saat ini . Begitu cinta kepada kita Yesus dikirim oleh Allah Bapa . Sekarang ada ditengah-tengah kita lewat sabda . Dia lahir di dalam diri kita .Putra Allah hidup bersama kita . Hari ini kita mengenakan busana kebesaran dari suku kita masing –masing sebagai kebesaran budaya kita , tetapi itu budaya jasmaniah. Hanya alat saja sebagai perhiasan jasmaniah . Perhiasan ini kapan saja dapat hilang , tergeser . Busana kita tidak penting tetapi lebih penting adalah bagaimana mengubah pikiran kita sesuai kehendak Yesus. Bagaimana membangun pikiran dalam keluarga . Kalau demikian kita akan bangun Papua .

Bila tidak dimulai dari sekarang orang Papua akan kehilangan jati diri, harta benda dan segala sumber daya alam di buana Papua . Orang Papua telah terkotak-kotakan .Papua kini telah hadir banyak kabupaten tapi tidak ada tempat pekerjaan, . Pemekaran adalah tempat titik penghabisan budaya , orang juga sumberdaya alam Papua . Pemekarab membuka lapangan kerja bagi orang lain bukan orang . malahan dengan pemekaran membangun jeratan sendiri untuk masuk dalam kehancuran manusia, buadaya dan sumber daya alam Papua . Pada segi lain perkembangan dunia berjalan terus lalu mau mundur. Mau tak mau . suka tidak suka kita harus menjadi tuan di negeri sendiri bukan termarginalkan seperti yang dewasa ini terjadi . Budaya manusia Papua mau maju , manusia Papua sendirilah yang harus maju menjadi tuan di negeri sendiri .

Dalam keluarga bukan lanjut Natho saling menghancurkan lewat fitnahan, perselingkuhan dan lainnya melainkan mesti membangun bersama sebab salung mengfitnah, selingkuhan bukan budaya orang Papua . Untuk iti kita harus mandi diri secara moralitas, berserah diri, koreksi diri, evaluasi diri dem,I membangun kelaurga yang kokoh sebagai dasar membangun budaya ,dan jati diri orang Papua . Natal ala Budaya Orang Papua ini mesti dipetik makna dasar untuk evaluasi diri agar lebih kuat lagi dalam membenahi keluarga sebagai dasar rumah kerajaan Allah .

Sudah empat tahun kita lakukan pesta natal dan paskah budaya orang Papua tetapi manusia belum berubah dalam berpikir, bertutur kata, dan bertindak maka saatnya berubah diri, evaluasi diri baik mahasiswa , sarjana , penganggur ,tua muda ,ayah ,ibu . Untuk mahasiswa yang dimana saja sedang belajar, tingkatkan mutu moralitas diri, bukan ijzah sarjana yang dibutuhkan melainkan mutu dan moralitas diri juga bukan satu-satunya untuk menjadi PNS tetapi orang dapat hidup dengan swadaya , dapat hidu p mandiri melalui jerih payah kerja keras. Itulah budaya orang Papua yang sedang dilupakan . Orang papua memiliki etos kerja keras yang dapat menghidupi diri maupun keluarga . Tuhan menempatkan orang Papua di buana ini dengan maksud dan tujuan yang mulia . Walaupun sellama ini manusia papua dibunuh secara misterius dimana-mana tetapi roh dan semangat mereka tetap hidup. Sebagai manusia Papua sesuai kehendak Allah . Untuk memegang budaya Papua ,generasi muda harus tingkatkan mutu moralitas ,agar dapat membangun ekonomi, pendidikan , pendidikan , melawan ancaman penyakit HIV/AIDS yang kian melambung hingga jinni di nabire mencapai 511 ODHA .

Emanuel goo (nabire )




Mengenaldari dekat sosok Oktovianus Pugau Siswa smakap nabire


Oktovianus pugau salah satu siswa sma Kristen anak panah nabire . anak ini memiliki sejumlah prestasi maupun kelebihan . yyang patut diajuni juga didukung . Walaupun dia masih smp pernah mengikuti sejumlah perlomabaan terutama dunia tulis menulis yang menyabet sejumlah prestasi dan membawa nama baik sekolah maupun dirinya . berbagai tulisan hasilnyapun karyanya sering menghiasi media local bahkan kini dirinya menakhodai bulletin smakap ( Sma annak panah nabire ) .


Oktovianus anak kelima dari kepala

Perubahan era yang semakin berkembang, canggihnya teknologi zaman, dan perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin mendesak dan menuntut, menyebabkan manusia ingin adanya perubahan, mulai dari bidang teknologi, bidang perhubungan dan yang terutama bidang pendidikan.
Dengan gantinya kedudukan presiden otomatis akan ada pula pergantian para mentrinya, dengan terpilihnya para mentri yang baru akan ada pula ide-ide atau rencana yang mereka susun untuk dilaksanakan. Pergantian presiden dari tangan presiden Abdurhaman Wahid ( Gusdur ) ke tangan presiden Megawati Soekarno putri mengakibatkan banyaknya perubahan terjadi mulai dari program pendidikan, program kesehatan dan program lainnya.
Dengan naiknya Presiden Megawati Soekarno putri dengan menunjuk Drs.Malik Fadjar Msc menjadi Mentri Pendidkan banyak perubahan yang dibuat. Setiap perubahan yang di buatnya kalau dikaji atau amati secara luarnya sangat bagus dan mendukung maju dan mundurnya pendidikan yang ada di Indonesia, khususnya perubahan di masa mendatang. Tapi sayang tidak cukup kita mengkaji sesuatu atau melihat suatu hal dari luarnaya saja, melainkan suatu hal yang mencangkup banyak orang harus dilihat dari keterlibatan banyak orang dan banyak pihak.
Mentri Pendikdan era kabinet Gotong Royang mengubah dan menerobos berbagi hal baru dengan alasan kemajuan yang semakin mendesak. Dengan alasan itu kita tidak bisa paksakan kehendak kita kepada kahyalak umum tanpa persetujuan dan kesepakatan dari masyarakat karena akan terjadi berbagi hal yang tidak di inginkan mulai dari kekacauan, kerusuhan, pembunuhan dan berbagi hal lainnya.
Salah satu penerobosan hal baru yang dilakukan oleh Mentri Pendidikan era kabinet Gotong royang adalah penaikan standar nilai kelulusan bagi siswa-siswi SD, SMP, SMA dan MA yang ada di seluruh Indonesia. Di lain pihak kita perlu mengancungkan jempol pada bapak Malik Fadjar dengan keberaniaanya dalam mengambil tindakan untuk menerobos hal-hal baru yang menurut banyak orang sangat mustahil dilakukan, tetapi di lain pihak sangat disayangkan keberanianya dalam mengambil tindakn ternyata membahwa dampak ynag sangat buruk karena sudah membunuh dan memberhentikan banyak siswa-siswa yang sebenarnya masih ingin untuk melanjutukan pendidikan yang mereka anggap paling berharga dalam hidup mereka.
Sejak di tetapkannya kelulusan dengan nilai standar banyak kejadian mengenaskan yang terjadi diantaranya yang paling sering nampak adalah angka kematian dan putus sekolah semakin bertambah. Ada dua macam pembunuhan yang sedang terjadi dan sudah berlaku pembunuhan yang pertama adalah pembunuhan secara fisik dan pembunuhan yang kedua adalah pembunuhan secara batin.
Salah seorang siswa SLTP di kupang menjadi korban dari keberanian yang gombal itu, dia kecewa karena 365 hari dan bersekolah melewati suka maupun duka ternyata kelulusanya hanya di tentukan oleh 6 jam. Kekecewaan itu dia lampiaskan dengan menggantung dirinya. Secara emosional dia berpikir apakah pemerintah itu bodoh?, apakah mereka telah memperhatikan setiap problem dan masalah yang aku hadapi selama bersekolah? Dan apakah pemerinatah yang mendidik dan membina saya dalam memperohleh pendidikan?. Berarti 365 hari itu tidak berarti, bahkan aku telah lewatinya dengan percuma tanpa mendapat apa-apa!. Salah satu contoh tentang pembunuhan secara fisik telah di uraikan diatas. Setiap kita yang membaca dan mengatakan itu hal biasa berarti anda adalah orang sombong, coba anda berpikir secara logis seandainya hal itu terjadi pada diri anda kemudian pertanyaan-pertanyaan tersebut anda keluarkan dari mulut anda apa tidak hancurnya hati anda, sekali lagi setiap orang yang telah menyetujui kesepakatan ini silakan berpkir apa yang anda raskan apabila kejadiaan ini mengahampiri anda.
Tidak hanya siswa SLTP dikupang saja melainkan masih banyak lagi seperti kejadian di daerah Manokwari-papua, di Minahasa dan masih banyak tempat lagi, apabila saya menguraikan secara terperinci percuma karena menguras tenaga, menguras pengetahuan dan membuang waktu. Karena dengan bagaimanapun apresiasi yang saya akan sampaikan kepada para petinggi tidak satupun yang akan di terimanya malah mereka akan mengabaikan semua itu.
Belum cukup sampai disitu, kakak kelas saya, sejak SD hingga SMP selalu mendapat rangking, bahkan dia tergolong salah satu siswa terpandai harus meneriam ulah keberaniaan yang gombal itu. Dia tidak lulus saat mendengar hasil ujian yang dibacakan akhirnya dia juga menjadi salah satu korban pemerntah hingga saat ini dia telah putus sekolah dan menjadi penggauran dan pekerjaannya hanya mabuk dan berkelahi. Sangat di sayangkan kepintaran dan kepandaian yang dia telah usahakan hanya 6 jam yang membuatnya lenyap. Sekarang yang jadi pertayaan baut kita siapa sih yang salah sehingga dia bisa putus sekolah, yang bisa menjawabnya adalah mereka yang sadar betul nasib yang di hadapai oleh orang lain.
Akibat dari keberanian mengambil tindakan dan keputusan yang sebetulnya tidak boleh diambil sehingga banyak hal terjadi dan hal itu tidak satupun pihak mau mempertanggung jawabkannya. Bukanya hanya kedua sampak saja yang terjadi namun masih banyak lagi, diantaranya adalah, angka kematian semakin banyak, penggauran semakin bertambah, putus sekolah semakin meningkat dan takut bersekolah.
Pemerintah perlu sadar dan bangkit keluar dari kesalahan yang telah terlanjur dilaksanakan, karena semua itu terjadi karena kesalah pemerintah, apabila sikap kesadaran tidak segera timbul dari pihak pemerintah jangan menyesali semua yang akan terjadi dimasa berikut nanti. Para petinggi khususnya yang sudah melewati masa pendidikan pasti berpikir yang salah adalah pribadi orang itu dengan alasan dia tidak mau belajar sungguh-sungguh, kalau dilhat jawaban itu tidak ada salahnya, tetapi yang salahnya adalah si pembuat peraturan dan kawanya si penyepakat peraturan mereka perlu koreksi kembali siapa diri mereka yang sebenarnya dan dimana posisi mereka. Yang patut mereka koreksi adalah hal-hal sebagi berikut,
1. Apakah zaman atau era mereka menempuh pendidikan ada standar nilai yang telah di tentukan dari pihak pemerintah?
2. Apakah dengan kepintaran yang telah mereka miliki Indonesia sudah kembali kejalur yang benar dan sudah aman dari segala bahaya?
3. Apakah zaman ketika mereka bersekolah angka penggagguran, putus sekolah dan bunuh diri sudah banyak merajalela?
4. Apakah dengan adanya orang-orang pintar Kolusi,Korupsi dan Nepotisme (KKN) sudah bisa teratasi dengan baik?.

Saya anak yang baru lahir kemarin sehingga semua pertanyaan di atas saya tidak mampu menjawabnya, bukannya tidak mampu tapi sayangnya saya sangat malu untuk menjawabnya walaupun bukan saya yang mengalami dan bukan saya yang mencicipinya semua hal diatas. Karena tidak memenuhi standar nilai yang ditentukan banyak siswa-siswi di Indonesia sudah jadi korban, dengan adanya korban yang sangat banyak bukannya meninjau kembali apa yang mengakibatkan semua itu bias terjadi malahan resiko baru yang sebenarnya tidak perlu di ambil malah di tegakan kembali oleh pemerintah, bangsa dan Negara
Keputusan bulat telah diambil dan keputusan itu telah disebarluaskan kepada seluruh provinsi yang ada di Indonesia dengan memutuskan bahwa Ujian Naisional ( UN) akan diadakan pada tanggal 24-26 April untuk siswa-siswi SMP dan tgl 17-19 April untuk tingkat SMA, dengan demikian untuk tahun ajaran ini UN telah di majukan 1 bulan lebih cepat dari tahun lalu. Suatu ilustrasi singkat “ seorang anak muda yang telah jatuh dari sebuah lobang bagkit dan berjalan , di depannya ada sebuah lobang lagi yang lebih dalam dari lobang sebelumnya dia menginjakan kakinya dilobang itu dan langsung dia terjatuh lagi” yang jadi pertanyaan mengapa yah anak muda tersebut tidak menghindar dari lobang tersebut?.
Nasib yang sedang bangsa kita lewati bisa di istilahkan seperti anak muda tadi, sudah tahu bahwa dengan hal seperti itu bangsa kita sudah gagal total malahan hal seperti ingin di terapkan lebih lagi, kalau dipikir apa maunya yah?. Kita patut mensukuri apabila pemuda tadi disaat terjatuh mau bangun kembali tetapi kalau saja dia tidak bangun kembali. Ini rambu merah yang perlu perhatikan oleh bangsa kita pada saat-saat ini, jangan-jangan bangsa kita menjadi bangsa yang terpojok dengan hal seperti ini dan mengakibatkan nama harum bangsa kita menjadi bau bangkai di Negara luar. Suatu kemampuan yang kita miliki apabila diusahakan dan dikembangkan lebih lagi akan berkembang denga baik tapi itu hanya melibatkan sedikit pihaksaja. Tetapi kasus seperti ini tidak bisa kita selesaikan begitu singkat karena menyangkut banyak pihak hingga kepelosok tanah air.
Jadi untuk mencapai kesuksesan secara maksimal kira-kira dibutuhkan belasan hingga puluhan tahun dan yang menjadi prihatinnya adalah para korban yang di lewati untuk mencapai kesusksesan itu. Seluruh pilihan ada di tangan para petingi yang telah terlanjur memutuskan semua itu, pilihan pertama apakah pemerintah mau sukses dengan mengorbankan banyak generasi muda atau memilih tidak mengorbankan siapapun. Selamat memilih!


Membangun lebih penting dari membunuh, karena membangun menambah upah di surga tetapi membunuh menambah dosa untuk menuju maut.